Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wartawan Ini Rintis Usaha Tas hingga Sukses Tembus AS

Kompas.com - 10/06/2024, 20:00 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak jarang, sebuah hobi yang ditekuni menjadikan seseorang beralih pekerjaan. Bagaimanapun, menjalankan pekerjaan karena kegemaran lebih menyenangkan ketimbang menjalankan rutinitas yang terkadang tidak didasari passion.

Hal ini pula yang dialami oleh Presi Mandari (52), produsen tas dengan Sackai Bags. Dibawa oleh kegemarannya membuat tas dan kerajinan, dia berhasil menembus pasar di Amerika Serikat.

Salah satu yang menjadi ciri khas produknya adalah motif yang dicetak secara manual dengan metode block printing dan screen printing. Motif yang dibuat tersebut bertemakan flora dan fauna di Indonesia. 

Selain itu, Sackai Bags memiliki produk khas berupa convertible bag atau tas multifungsi. Satu tas dapat dipakai sebagai ransel, totebag, dan sling bag.

Baca juga: Owner Mimpi Bags Ungkap Modal dan Bahan Baku untuk Bisnis Tas Kanvas

Di balik bisnis Sackai Bags yang berhasil tembus ke luar negeri, ada cerita tersendiri dibalik berdirinya Sackai Bags ini.

Untuk menggali informasi ini, Kompas.com pun berkesempatan melakukan wawancara dengan Presi dan suaminya, Toto Prastowo (53). 

Pernah Bekerja Sebagai Wartawan 

Sebelum mendirikan Sackai Bags pada tahun 2014, Presi adalah seorang wartawan  kantor berita Prancis di Jakarta. Di sela-sela pekerjaan utama tersebut, dia memiliki hobi mengulik tas kanvas.

Memang, sejak kecil dia sudah tertarik dengan berbagai produk yang berbahan kanvas, mulai dari sepatu hingga tas. 

Seiring dengan perjalanan waktu, Presi banyak memberikan perhatian pada produk-produk tas kanvas. Menurutnya, masih sulit menemukan tas kanvas berkualitas di Indonesia.

Karena itu pula, ia dan Toto berniat untuk mendirikan bisnis tas kanvas lalu dengan terlebih dahulu melakukan riset. 

Baca juga: Beralih dari Dokter Gigi, Ferry Rintis Bisnis Tas Kanvas saat Usia 50 Tahun

"Di sela-sela waktu luang, saya melakukan riset terlebih dahulu soal kanvas. Mulai dari jenis-jenis kanvas, struktur tas, tali tas, dan sebagainya. Risetnya ini dua sampai tiga tahun sebelum launching produk di 2014," tutur Presi pada Senin (10/6/2024). 

Setelah melalui rangkaian proses riset, Presi pun mulai meluncurkan produk Sackai Bags pada 2014. Saat itu, ia memproduksi produk dengan konsep sesederhana mungkin dan meminimalkan penggunaan aksesoris tas. 

"Tahun 2014, saya mulai launching produk di Facebook. Sampai sekarang pun saya tetap menggunakan media sosial untuk mengembangkan produk," lanjutnya. 

Baca juga: Tembus Pasar Global, Dua Brand Tanah Air Luncurkan Koleksi Tas di Singapura

Satu tahun setelah launching produk, tepatnya pada tahun 2015, Presi memutuskan untuk berhenti menjadi wartawan dan fokus pada usaha Sackai Bags miliknya. Kemudian, ia bersama suaminya mulai membuat inovasi tas dengan motif flora dan fauna. 

Makna Tersembunyi dari Motif Flora dan Fauna

Motif badak dalam tas Sackai Bagsdok. Sackai Bags Motif badak dalam tas Sackai Bags

Halaman:

Terkini Lainnya

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Program
Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Program
Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi 'Branding' bagi UMKM di Temanggung

Mahasiswa KKN UGM Latih Strategi "Branding" bagi UMKM di Temanggung

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau