Karena memulai bisnisnya di saat pandemi, Aji memasarkan produknya secara online, yaitu e-commerce. Memasuki tanggal kembar seperti 7.7 atau 8.8, produk Asskin akan laku keras.
Di samping secara online, Aji juga menitipkan produk-produk Asskin ke apotek-apotek di Semarang dan Pekalongan serta mempunyai banyak distributor, karena ia belum mempunyai toko sendiri.
Distributor Asskin sudah tersebar di sebagian besar Jawa Tengah, sepert Klaten, Wonosobo, Brebes, Tegal, Blora, dan Kudus. Selain di pulau Jawa, Aji mengaku juga sudah tersebar hingga ke Kalimantan.
“Untuk distributor satu kota maksimal dua dan tidak boleh dekatan,” kata mahasiswa jurusan sosiologi dan antropologi itu.
Dengan strategi pemasaran melalui e-commerce (online), apoter (offline), dan distributor, Aji mengaku dalam sebulan ia bisa menerima sekitar Rp 5 juta.
Setiap usaha memiliki kendalanya masing-masing. Bagi Aji yang merupakan pemilik bisnis kosmetik, kendala yang paling sering ia temui adalah kehabisan bahan baku kosmetiknya.
“Ingredients terkadang ada dan terkadang enggak ada, saya enggak bisa pastikan. Kalau permintaan banyak dari konsumen atau distributor terpaksa saya buka pre-order terlebih dahulu,” bebernya.
Namun saat ini, Asskin sudah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang menyediakan bahan-bahan kosmetik. Maka ia pun jarang atau bahkan dibilang tidak pernah pre-order lagi karena produk yang tidak tersedia.
Selain ingredients kosmetik, Aji juga mengatakan, bahan baku slimming detox tea, yaitu daun jati cina juga terkendala jika cuaca buruk. Misal hujan deras berturut-turut, ia akan sulit menemukan daun jati cina yang bagus.
“Kalau cuaca stabil enggak terlalu sering hujan deras atau panas terus, daun jati cina tumbuh dengan baik, jadi bagus-bagus daunnya,” ujarnya Aji.
Kendala bahan baku akan sangat berdampak kepada pihak lain. Selain Aji, distributor Asskin atau ibu-ibu PKK yang memproduksinya akan mengalami penurunan pendapatan.
Semakin berkembang, Aji tak lagi bisa mengurus bisnisnya sendirian. Ia merekrut tetangga, teman-teman mahasiwanya, dan beberapa karyawan profesional untuk bekerja bersama mengoperasionalkan bisnis Asskin.
Total karyawan yang dipekerjakan Aji sejumlah 15 orang. Aji mengatakan paling banyak di bagian packing, karena saat tanggal kembar, pesanan akan membludak. Jadi sangat diperlukan tenaga kerja lebih.
Aji mempunyai satu orang karyawan lulusan farmasi. Aji mengatakan jika Asskin ingin mengeluarkan produk baru, maka ia-lah yang akan menciptakan produk dan formulanya.
Tak hanya dengan farmasi, Aji juga bekerja sama dengan dokter ketika ia ingin segera meluncurkan produknya.