JAKARTA, KOMPAS.com - Saat melintasi booth KemenkeuSatu di acara Trade Expo Indonesia 2024, dari 11 pelaku usaha yang hadir terlihat salah satu usaha yang terlihat menarik dengan barang kerajinan yang nampak berkilau.
Syarif Ihsan, (26) sebagai CEO dan juga Founder dari CV Sabila Multi Kreasindo menyambut kedatangan Kompas.com yang penasaran ingin melihat lebih dekat barang-barang kerajinan tersebut.
Syarif bercerita, ternyata piring, mangkok, lampu, dan pajangan-pajangan itu terbuat dari kerang simping yang berasal dari sepanjang Pantai Utara Jawa. CV Sabila Multi Kreasindo merupakan produsen khususnya kerajinan kerang.
Baca juga: 4 Material Alam yang Bisa Jadi Kerajinan Tangan Bernilai Jual Tinggi
Usut punya usut, Syarif sudah lama memiliki bisnis kerajinan, tetapi ia rebranding dan resmi berjalan dengan nama CV Sabila Multi Kreasindo sejak Februari 2023. Bahkan, hingga saat ini Syarif mengaku masih fokus pada penjualan ekspor.
"Kami fokusnya di ekspor, kalau lokal sebenarnya belum tergarap. Jadi kami belum bisa bilang antara ekspor dan lokal itu mana yang lebih menjanjikan karena baru fokus di salah satu yaitu ekspor," kata Syarif, Jumat (11/10/2024).
Syarif mengatakan, persaingan barang-barang ekspor ke luar negeri harus memiliki added value. Tidak bisa menjual barang biasa, pelaku usaha harus tahu keunikan apa yang ditawarkan.
Itulah mengapa Syarif mantap berbisnis ekspor kerajinan kerang karena ia melihat adanya peluang dari bisnis kerajinan kerang.
"Menurut saya, pangsa kerajinan khususnya itu punya nilai lebih ketika kita punya desain atau mungkin kreasi baru, mangkanya kami punya added value biar ada nilai plus dibanding sama kompetitor," pungkasnya.
Baca juga: 5 Ide Bisnis Kerajinan Tangan, Cocok Buat Kalian yang Kreatif
CV Sabila Multi Kreasindo juga memberdayakan kaum ibu. Pasalnya, mereka memiliki dua lingkup pekerja, yaitu karyawan in house di pabrik sebanyak 15 orang dan pekerja di luar pabrik yaitu para ibu rumah tangga sebanyak 20 orang.
Bedanya adalah karyawan in house adalah orang-orang yang tiap hari terikat kerja, sedangkan kalau untuk yang di luar, mereka adalah ibu-ibu rumah tangga yang punya banyak waktu luang dan tertarik untuk ikut kerja dari rumah.
"Jadi kami mobilisasi, mereka bisa di rumah sekaligus juga kerja. Jadi kami latih dulu awalnya, setelah ada pelatihan selanjutnya kami mengirim barang setengah jadi ke rumah mereka, nanti akan dilanjutkan oleh ibu-ibu ini yang tadinya masih kepingan kan kemudian dibentuk jadi macam-macam produk, kemudian akan di-finishing oleh tim di pabrik," jelas Syarif.
Menariknya, kini CV Sabila Multi Kreasindo bukan hanya sebagai produsen kerajinan kerang tapi di luar itu juga merangkap sebagai agregator bisnis UMKM yang menjembatani UMKM dari Indonesia untuk dibawa ke luar negeri, saat ini fokusnya ekspor ke Amerika.
Syarif menjadi agregator di lingkup UMKM kerajinan, mulai dari bambu, gerabah, dan masih banyak lagi. Syarif mengaku ia menyesuaikan kebutuhan buyer dari Amerika tersebut terkait produk permintaan untuk diekspor.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Kamu Perlu Mencoba Bisnis Kerajinan, Hobi Jadi Cuan
"Iya, kita fokusnya ke Amerika. Kalau untuk Eropa dan Asia ingin menyusul, insyaallah. Mungkin karena saya fokusnya di kraf ya atau kerajinan, sejauh ini memang yang potensial itu kraf sih," ungkap Syarif.
Masih ingat dulu Syarif sudah memiliki bisnis kerajinan tetapi ia rebranding menjadi CV Sabila Multi Kreasindo? Ternyata, Syarif sudah bergabung dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sejak lama, tepatnya di tahun 2019 saat masih menjalankan bisnisnya yang lama dan langgeng menjadi nasabah dan binaan hingga hari ini.
Awalnya, Syarif mengaku masih meraba-raba mengenai kegiatan ekspor. Namun, setelah bergabung dengan LPEI ia menjadi lebih terbantu. Mulai dari dibukakan akses pasar hingga kini menjadi agregator jembatan ekspor UMKM di Indonesia.
"Saya ingat ada sesi LPEI itu bikin semacam business matching, dipertemukan sama buyer-buyer yang tertarik dengan produk kami. Jadi nanti diberi jalan, khususnya dari Exim Bank atau LPEI untuk kami bisa dapat buyer, menurut saya sudah cukup bagus," jelas Syarif.
Baca juga: Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika
Terbukti, akhirnya hari ini CV Sabila Multi Kreasindo bukan hanya ekspor produknya sendiri tetapi juga berlanjut dengan menjadi agregator. Sebagai agregator, Syarif sudah menjembatani total 35 UMKM untuk ekspor.
Bahkan, sudah ada dua container yang berhasil dkirim ke Amerika. Biasanya Syarif selaku agregator mengirim container ke Amerika dalam kurun waktu tiga bulan.
"Jadi nanti kita kumpulkan di satu container, isinya barang-barang permintaan dari Amerika. Nah, UMKM kami kebanyakan dari daerah Jawa Tengah khususnya, karena kami home based nya di Jawa Tengah Jadi kita manfaatkan teman-teman UMKM yang lingkupnya masih satu provinsi," lanjut Syarif.
Berapa banyak jumlah produk dan macamnya yang di ekspor sebenarnya tergantung dengan pesanan dari buyer. Namun, Syarif mengatakan kalau sekali kirim mungkin sekitar 20-30 item yang berbeda dalam satu kontainer.
Baca juga: LPEI: Sumatera Utara Jadi Salah Satu Tulang Punggung Ekspor Nasional
Berbicara mengenai dunia ekspor dan peran agregator ini, Syarif melihat saat ini kondisi ekspor menurutnya masih naik turun. Menurutnya, kemarin eksportir di seluruh Indonesia juga merasakan ada lonjakan biaya di pengiriman. Ini berdampak juga kepada para eksportir dealing dengan buyer.
"Karena buyer itu kebaratan dengan ongkos kirim yang naik. Bahkan 3-4 kali lipat kemarin naiknya. Jadi itu sedikit menggoyahkan negosiasi kita dengan buyer, ada yang di hold, ada yang di cancel. Namun memang itu pasang surutnya. Kalau untuk sekarang, Alhamdulillah udah mulai turun lagi biayanya dan mulai pulih lagi untuk pengirimannya," cerita Syarif.
Ini adalah pengalaman Syarif dan CV Sabila Multi Kreasindo mengikuti Trade Expo Indonesia. Tak main-main manfaatnya, sejauh ini di hari ketiga ia sudah berhasil menarik 5 leads buyer.
"Harapan ikut TEI 2024 pasti kami ingin dapat buyer baru, secara perusahaan kami bisa tampil di ajang yang pameran dagang terbesar jadi buyer juga akan menilai perusahaan kami kompeten," ujar Syarif menutup pembicaraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.