JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Cikoneng di Kabupaten Bogor, Jawa Barat merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya mengandalkan pertanian kopi. Namun, selama bertahun-tahun, petani kopi di desa ini mengalami berbagai tantangan.
Produktivitas yang rendah, minimnya edukasi, dan akses terbatas terhadap pasar membuat para petani sulit meningkatkan kesejahteraan mereka.
Untungnya, saat ini Desa Cikoneng telah mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam industri kopi. Bukan hanya soal peningkatan produktivitas, tetapi juga dampak positif pada kesejahteraan sosial dan ekonomi para petani.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) serta Astra, petani di Desa Cikoneng berhasil mengatasi tantangan mereka dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca juga: Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Jepang
Transformasi ini membawa dampak yang tidak hanya dirasakan di level ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan, serta membuka peluang bagi regenerasi petani muda.
Salah satu dampak paling signifikan dari transformasi pertanian kopi di Desa Cikoneng adalah peningkatan kesejahteraan petani. Sebelum adanya kehadiran dari AEKI dan Astra, petani kopi di desa ini berjuang dengan pendapatan yang rendah.
Atam Gutama (55) , Wakil Ketua Badan Pengurus Daerah AEKI DKI Jakarta dan Ketua Yayasan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Java Robusta Kopi Bogor, menjelaskan bahwa langkah pertama dalam memulai transformasi di Desa Cikoneng adalah fokus pada perbaikan tanah yang sudah terdegradasi.
Baca juga: Cerita Arsani Membangun HOFI, Inovasikan Kopi Gula Aren dan Kopi Jamu
Atam dan timnya, bersama dengan Astra, bekerja sama dengan para peneliti untuk memperbaiki kualitas tanah menggunakan pendekatan organik. Program ini mulai diterapkan pada tahun 2022 melalui program Desa Sejahtera Astra.
Dengan peningkatan produktivitas yang signifikan dan biaya produksi yang lebih rendah, petani kopi sekarang bisa menikmati hasil yang lebih besar.
"Sebelumnya, kami mengeluarkan banyak biaya untuk pupuk dan pestisida, tetapi sekarang dengan pendekatan organik, biaya produksi jauh lebih rendah. Ini membuat margin keuntungan lebih besar," tambah Atam.
Sebelum perubahan ini, salah satu tantangan besar di Desa Cikoneng adalah rendahnya minat generasi muda untuk melanjutkan usaha pertanian keluarga. Banyak anak muda yang lebih memilih bekerja di kota atau industri lain karena merasa pertanian kopi tidak menguntungkan.
Baca juga: Kemenkeu Nilai Kopi dan Cokelat asal Sumbar Berpotensi untuk Ekspor
Namun menariknya, keberhasilan program ini nampaknya mengubah persepsi tersebut. Mulai terlihat regenerasi petani muda yang kian tertarik untuk menggeluti industry ini setelah melihat adanya peluang besar setelah terjadi transformasi pertanian kopi Desa Cikoneng.
"Sekarang, setelah mereka melihat hasil nyata dari transformasi ini, banyak anak muda yang mulai tertarik kembali ke kebun kopi, regenerasi petani ini sangat penting untuk masa depan Desa Cikoneng dan keberlanjutan produksi kopi di sana " ujar Atam.
Program yang diterapkan di Desa Cikoneng tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan, tetapi juga memberikan edukasi kepada petani muda.
Mereka diajari teknik pertanian modern, cara mengelola kebun secara lebih efektif, dan pemahaman tentang bagaimana kopi berkualitas tinggi dapat dijual di pasar lokal maupun internasional.
Baca juga: Mengenal Kopai Osing, Kopi Asal Banyuwangi Bersama Setiawan Subekti
Menyambut hal ini, Atam juga berharap lebih banyak anak muda yang tertarik untuk terjun kembali ke dunia pertanian mengingat adanya potensi besar di sana.
Peningkatan pendapatan di kalangan petani kopi juga membawa dampak positif pada status sosial mereka di masyarakat.
Sebelumnya, petani kopi sering dianggap sebagai pekerjaan yang kurang menguntungkan, tetapi dengan adanya lonjakan pendapatan, status sosial petani juga ikut meningkat.
Selain itu, program ini juga berfokus pada pemberian edukasi bagi petani, baik tua maupun muda. Dengan edukasi ini, para petani tidak hanya menjadi lebih mandiri, tetapi juga mampu menjaga keseimbangan antara produktivitas dan keberlanjutan lingkungan.
Transformasi pertanian kopi di Desa Cikoneng juga dapat dikatakan berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Bank Indonesia Pertemukan Petani Kopi dengan Agregator
Program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani dan menarik minat generasi muda, tetapi juga berdampak pada aspek lingkungan. Dengan penggunaan metode pertanian organik, Desa Cikoneng berhasil menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
"Metode organik ini membuat tanah lebih sehat dan meningkatkan kapasitasnya untuk menyerap air. Selain itu, karena tanaman kopi bisa memproduksi antibodi alami, penggunaan pestisida kimia bisa dikurangi," jelas Atam
Dampak lain dari transformasi ini adalah pengentasan kemiskinan dan peningkatan lapangan kerja di sektor pertanian. Dengan peningkatan produktivitas dan pendapatan, para petani sekarang bisa hidup lebih sejahtera dan memikirkan masa depan yang lebih baik.
Perubahan di Desa Cikoneng bukan hanya soal peningkatan produktivitas kopi, tetapi juga dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Dengan pendapatan yang meningkat, status sosial yang lebih baik, serta regenerasi petani muda, Desa Cikoneng telah menjadi contoh bagaimana transformasi pertanian yang berhasil bisa mengubah kehidupan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.