Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Kompas.com - 22/11/2024, 18:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com – Karangasem, menjadi satu-satunya daerah penghasil pohon lontar terbesar di Bali. Founder & CEO PT INOVASI TANI TARUNIRA, I Komang Sukarma berhasil memberdayakan petani lontar di Karangasem dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Dengan semangat pemberdayaan masyarakat dan kecintaan pada potensi alam lokal, ia mendirikan Tarunira sejak 2021.

Tarunira merupakan sebuah usaha sosial yang membudidayakan lebih dari 3.000 pohon lontar secara optimal dengan kapasitas produksi mencapai 5.000-15.000 pieces produk gula lontar per bulan.

Tarunira melibatkan lebih dari 150 petani lontar, 8 ibu rumah tangga, 12 pemuda lokal, dan 4 koordinator petani dari empat desa binaan yaitu yaitu Tianyar Barat, Tianyar Timur, Tianyar Tengah, dan Ban.

Baca juga: Tantangan Menggunakan Konsinyor dalam Bisnis dengan Sistem Konsinyasi

Di balik keberhasilan Tarunira sebagai usaha sosial berbasis pemberdayaan petani lontar di Karangasem, Bali, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi Komang, terutama dalam mendorong transformasi digital bagi para petani.

Namun, dengan visi untuk memproduksi gula lontar organik berkualitas premium, Tarunira terus berupaya mengubah bisnis pertanian ini lebih modern dan efisien.

Saat berbincang dengan Kompas.com, Komang membagikan berikut ini tantangan dan strategi Tarunira dalam mendorong digitalisasi petani lontar.

1. Mengubah Mindset Petani dari Non-Organik ke Organik

Salah satu tantangan utama adalah mengedukasi petani tentang pentingnya beralih ke produksi organik. Seperti yang diketahui, Tarunira menjual produk gula semut lontar organik. Artinya penanaman dan produksi mereka juga tidak menggunakan bahan kimia.

Baca juga: Tantangan UMKM dalam Melakukan Ekspansi dan Cara Mengatasinya

Dalam hal ini, Komang mengaku masih terus mendorong lebih banyak para petani untuk beralih dari pertanian non-organik menjadi pertanian organik.

 Ia juga menjelaskan, bahwa tidak semua gula merah itu organik, maka dari itu Komang ingin memastikan produk Tarunira berkualitas premium dengan SOP yang sesuai.

“Mungkin top challenges kami adalah mengubah mindset petani-petani kami untuk beralih dari non-organik ke organik. Ini PR besar kami juga untuk gimana caranya merangkul mereka,” cerita Komang kepada Kompas.com pada (21/11/2024).

Menjadi tantangan baginya untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang pentingnya praktik organik. Mengubah kebiasaan lama menjadi praktik baru, tentu membutuhkan waktu dan pendekatan persuasif yang berkelanjutan.

Baca juga: Ciri, Keuntungan, dan Tantangan Bisnis Keluarga, Siap Jadi Penerus?

Solusi untuk mengatasi tantangan ini, Komang menekankan pentingnya percaya diri dalam memahami potensi tim dan komunitas. Pendekatan ini membantu tim Tarunira mengenali kekuatan yang dapat dioptimalkan dan kelemahan yang harus diatasi.

"Kalau ngomongin strategi, pertama percaya diri sih, percaya diri dan harus tahu kemampuan kamu sebagai founder, kamu punya timnya, kemampuannya seperti apa. Kemudian kamu punya petani, mereka punya apa. Jadi mencoba untuk meng-empower mereka kelebihannya di mana sih, kekurangannya apa, dan memperbaikinya bersama-sama," jelasnya.

2. Keterbatasan Pengetahuan Digital di Kalangan Petani

Selain itu, petani lokal khususnya di daerah desa masih terbatas dalam penggunaan teknologi. Digitalisasi menjadi tantangan besar karena sebagian besar belum terbiasa dengan alat dan platform modern.

Baca juga: Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Halaman:

Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau