Terkait pemasukan dari Astoetik juga fluktuatif menurut Aris. Rata-ratanya sekitar Rp 200 juta dalam sebulan. Namun, penjualan biasanya melonjak pada saat memasuki akhir tahun.
Di akhir pembicaraan, Aris berharap bahwa inovasi Astoetik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap batik. Mengedukasi masyarakat terhadap batik ternyata merupakan niat awal Aris untuk semakin mendorong minat masyarakat.
“Sebenarnya niat saya pertama edukasi. Ketika alatnya mudah digunakan, mereka akan tertarik belajar dan akhirnya mereka bikin kain batik sendiri. Karena kepuasannya akan beda, ketika kita beli batik dari pengrajin sama kita bikin sendiri, pasti beda. Jadi pada akhirnya ada kepekaan terhadap batik,” harap Aris.
Baca juga: Tips Jualan Daster Batik di TikTok, Bisa Dapat Omzet Selangit
Selain itu, Aris juga berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan industri ini, termasuk dalam pengelolaan limbah batik.
"Harapan saya, khususnya karena saya sebagai supplier peralatan batik, ingin agar mereka juga lebih aware terhadap limbah batik. Kebetulan kami sedang mengembangkan alat pengolah limbah untuk membantu pengrajin menjaga lingkungan," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.