JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang mengeluhkan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat seperti mati suri pasca-pandemi Covid-19.
Sepinya kondisi pasar membuat omzet penjualan para pedagang semakin terjun bebas hingga menyentuh angka 85 persen.
Seorang pedagang barang-barang fesyen, Ismed mengatakan, kondisi Blok B Pasar Tanah Abang semakin sepi sehingga tokonya sepi. Ia tak menampik adanya toko-toko online membuat dagangannya tak terjual.
"Omzet saya turun 85 persen sejak Covid-19 sampai sekarang enggak ada kenaikan. Dulu toko saya penuh barang. Ya memang online ini, 50 persen mematikan pasar tradisional." ujar Ismed saat ditemui Kompas.com di tokonya, Rabu (15/1/2025).
Baca juga: Bukan di Gedung Ber-AC, Menteri UMKM Lantik Pejabat di Pasar Tanah Abang
Sebelum Covid-19 melanda Indonesia, Ismed memiliki tiga toko di Pasar Tanah Abang. Namun, ia terpaksa menutup dua toko dan merumahkan karyawannya agar bisa tetap berjualan.
"Susah untuk jalani usaha sekarang. Jujur saja dari pagi sampai siang hari ini, saya cuma laku dua potong laku. Bisa 2-3 kali dalam seminggu, enggak laku. Umumnya di toko-toko lainnya, sama seperti saya," kata Ismed.
Ia berharap Kementerian UMKM bisa memberikan solusi Pasar Tanah Abang yang mati suri. Menurut Ismed, menjual barang-barang kini sulitnya setengah mati lantaran sepinya yang datang ke Blok B Pasar Tanah Abang.
"Jadi semoga Kementerian UMKM bisa menghidupkan Pasar Tanah Abang yang mati suri. banyak pedagang di sini termasuk saya, kalau mau belanja barang jualan sekarang harus cash, sedangkan pembeli enggak ada. Sekarang pedagang maju mundur kena," tambah Ismed.
Baca juga: Menteri UMKM Ungkap Alasan Lantik Pejabat Kementerian UMKM di Pasar Tanah Abang
Pedagang fesyen lainnya, Weni nasibnya serupa dengan Ismed. Omzet penjualannya juga sangat turun beberapa tahun ini.
"Turunnya sih enggak saya hitungin sih pasti tapi omzet menurun jauh. Enggak sampai rugi tapi untung kecil," ujar Weni saat ditemui Kompas.com, Rabu.
Ia merasa pengelolaan Pasar Tanah Abang perlu ditingkatkan. Pasalnya, banyak fasilitas yang tak mendukung pembeli saat berada di Blok B Pasar Tanah Abang.
"Pasarnya juga perlu diperbaiki, kan lokasi lokasinya begini. Fasilitasnya kurang. Fasilitas gedung, lampu mati, eskalator mati, lift mati, jalan di depan macet, ada parkir liar. Hal itu kan perlu dibenahi untuk mendukung Pasar Tanah Abang," kata Weni.
Sementara itu, pedagang fesyen lainnya, Ghea menyatakan omzet penjualan juga menurun. Ia berharap para pejabat Kementerian UMKM di bawah kepemimpinan Maman Abdurahman bisa membuat omzet penjualan pedagang Pasar Tanah Abang khususnya di Blok B bisa meningkat.
"Promosi perlu. Sekarang kan sudah ada media yang bisa menjual segalanya. Mungkin karena sudah banyak media untuk jualan, pasar semakin sepi. Promosi penting untuk diberikan," ujar Ghea kepada Kompas.com.
Ghea menyebut, omzet penjualan pedagang di Blok B Pasar Tanah Abang menurun. Menurut Ghea, penurunan omzet penjualan semakin menurun pada tahun 2024 meskipun pandemi Covid-19 sudah dinyatakan berakhir.
"Di tahun 2024, itu sudah semakin menurun omzet. Di toko saya lumayan parah sih. Ya bisa sampai 80 persen," kata Ghea.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.