JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengajak kaum perempuan kalangan generasi muda milenial, khususnya mahasiswa, untuk menjadi wirausaha.
Pasalnya, banyaknya jumlah wirausaha menunjukkan tingkat kemajuan suatu negara, makin tinggi jumlah wirausaha suatu negara, makin maju negaranya.
Teten mencatat, ada lebih dari 50 persen bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dijalankan perempuan. Sebanyak 34 persen usaha menengah, 56 persen usaha kecil dan 52 persen usaha mikro di Indonesia dimiliki perempuan.
Namun demikian, Teten mengakui, terdapat berbagai tantangan yang kerap menghampiri kaum perempuan yang ingin menjadi pengusaha. Antara lain, kurangnya akses finansial (36%), kurangnya kepercayaan diri (30 persen), kurangnya informasi untuk memulai bisnis (32 persen), dan tidak adanya lokasi untuk menjalankan bisnis (26 persen).
Untuk itu, menurut Teten, diperlukan dukungan yang mampu menjadikan ide bisnis yang dimiliki perempuan menjadi bisnis yang sukses.
"Pertama, akses untuk perangkat digital yang tepat dan mendapat dukungan. Kedua, dukungan dan saran terkait pelayanan kepada pelanggan. Ketiga, jaringan dan komunitas. Dan keempat, akses finansial atau pembiayaan," ujar Teten dalam siaran pers yang diterima, Senin (31/1/2022).
Gerakan Womenpreneurs Indonesia Networks diharapkan dapat memperkuat ekosistem bisnis kewirausahaan yang dilakukan para perempuan. Dengan demikian, mampu meningkatkan partisipasi perempuan dalam struktur ekonomi nasional, sekaligus pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
"Selain itu, perempuan mampu berperan sebagai agent of development dalam pemberdayaan masyarakat menjadi wirausaha yang tangguh," tandas Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyampaikan bahwa perempuan pada nyatanya memiliki kekuatan.
"Melihat dari jumlah penduduk Indonesia saja, jumlah penduduk perempuan 49,4 persen dari populasi Indonesia. Berarti kalau kita bandingkan dengan laki-laki, kita setara," ucap Bintang.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Teten bahwa 50 persen bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dimiliki dan dikelola oleh perempuan.
"Artinya ini adalah kekuatan perempuan," tegas Bintang.
Melihat dari segi ekonomi, data McKinsey Global Institute Analysis (2018) menyimpulkan bahwa Indonesia dapat meningkatkan PDB sebesar USD 135 miliar per tahun di tahun 2025 dengan syarat jika partisipasi ekonomi perempuan ditingkatkan.
Selain itu, Hermawan Kartajaya (Incoming Chair International Council for Small Business) mengakui juga sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
"Maka dari itu, kreativitas sangat diperlukan UMKM. Tanpa kreatif, tidak akan ada inovasi. Inovasi adalah solusi baru untuk customer," kata Hermawan.
Hermawan melanjutkan, harus ada enterpreneur yang memutuskan apakah inovasi ini bisa jalan atau tidak dengan segala macam pengambilan resiko dan kolaborasi.
"Dan akhirnya, yang menjalankan sehari-hari agar UMKM itu naik kelas adalah leader. Sehingga, urutannya jelas, yakni creativity, innovation, enterpreneurship, dan leadership," pungkas Hermawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.