Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Social Enteprise Du Anyam, Berdayakan 1.200 Pengrajin Anyaman Wanita NTT

Kompas.com - 24/11/2023, 16:30 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.comPengrajin anyaman di Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Hal ini karena masyarakat Indonesia memiliki tingkat kreativitas yang tinggi.

Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga, meskipun tak menutup kemungkinan, pria juga banyak yang menjadi pengrajin anyaman.

Oleh karena itu, Hanna Keraf bersama kedua temannya, yaitu Azalea Ayuningtyas dan Melia Winata membangun Du Anyam.

Baca juga: Bagaimana Membuat Usaha Berkembang dan Naik Kelas? Owner Havilla Tea Bagikan 3 Tips

“Kami bertiga sudah berteman sejak SMP dan SMA. Kami melihat kemampuan yang kami miliki untuk bisa membangun sebuah bisnis yang tidak hanya bermanfaat untuk kami tapi daerah kami,” kata,salah satu pendiri Du Anyam, Hanna (35) seperti yang ditemui Kompas.com di Jakarta pada Kamis (23/11/2023).

Du Anyam merupakan kewirausahaan yang bergerak pada bidang social enterprise yang berlokasi di Jakarta, dengan pengelolaan produk di daerah Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Hanna memulai usaha ini karena menyadari kesenjangan dan juga potensi yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Du Anyam berasal dari dua kata, yaitu “Du’a” yang berasal dari bahasa lokal daerah Flores, berarti Ibu dan ‘Anyam’ yang berarti anyaman, sehingga Du Anyam bermakna anyaman ibu-ibu.

Baca juga: Kisah Ahmat, Rintis Usaha Limbah Kayu Jati dan Berdayakan Masyarakat Sekitar

“Kami mulai Du Anyam sejak tahun 2014 dan kita memang mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Kami fokus pada produk kerajinan tangan, khususnya anyaman. Yang kami lakukan yaitu membangun sistem rantai pasok dari daerah terpencil, Flores Timur,” ungkap Hanna.

Berdayakan 1.200 Pengrajin Perempuan

Du Anyam terus memberikan dampak sosial yang dapat dirasakan oleh pengrajin anyaman, khususnya pengrajin wanita. Hal itu dibuktikan oleh Du Anyam dengan memberdayakan sebanyak 1.200 pengrajin perempuan.

“Pengrajin yang kami berdayakan berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua yang memproduksi anyaman kulit pohon waru, hingga Kalimantan Selatan yang memproduksi anyaman purun,” tutur Hanna.

Baca juga: 3 Tips Lolos Kurasi Ekspor bagi Pelaku UMKM

Bukan hanya itu, Du Anyam juga telah mendistribusikan lebih dari 5.000 paket kebutuhan dasar, memberikan lebih dari 665 beasiswa, dan meningkatkan 40 persen pemasukan wanita.

Para Pengrajin Sulit Memenuhi Spesifikasi

Masalah yang dihadapi oleh para pengrajin yang diberdayakan yaitu sulitnya memenuhi spesifikasi sesuai permintaan konsumen.

Hanna memberikan contoh, dibutuhkan tenun dengan ukuran tertentu dalam jumlah dan waktu yang ditentukan, teman-teman Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) belum mampu melakukan production planning, order fulfillment, atau bahkan bertemu dan mengakses permintaan tersebut.

Baca juga: 6 Strategi Bisnis yang Perlu Disiapkan Jelang Momen Akhir Tahun

“Karenanya kami tidak pernah berhenti menggaungkan bahwa ketika membangun rantai pasok UMKM tidak melulu soal ekspor, tapi kita bisa naik kelas di pasar lokal dahulu,” lanjut Hanna.

Hadirkan Aplikasi Krealogi

Pada tahun 2021, ketiga founder Du Anyam membuat sebuah aplikasi yang bernama Krealogi yang memungkinkan Du Anyam tidak hanya bekerja di bidang kerajinan anyaman melainkan juga bisa masuk ke industri fashion dan produk turunan dari tenun.

Krealogi adalah teknologi berbasis aplikasi untuk rantai pasok yang didasari oleh pengalaman Du Anyam dalam menjalankan dan mengembangkan manajemen dan sistem rantai pasok Kriya dari daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Baca juga: Kemenkop UKM Akan Gelar Cerita Nusantara 2023

“Sejak tahun 2021, kita sudah berdayakan lebih dari 10 ribu pelaku usaha melalui Krealogi untuk UMKM ekonomi kreatif terutama di bidang kriya, fesyen, dan food and beverage,” tutup Hanna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau