Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argopandoyo dan Vera Tjahyani, Pasutri yang Rintis Bisnis Homedecor dari Sampah Tak Terpakai

Kompas.com - 23/04/2024, 11:03 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi orang biasa, sampah atau limbah mungkin hanya dianggap sebagai permasalahan yang tidak ada habisnya.

Namun, tidak bagi Vera Tjahyani (49) dan Argopandoyo (52), sepasang suami istri yang melihat sampah-sampah itu mempunyai peluang menjadi produk bisnis yang bernilai tinggi.

Berangkat dari hal itu, Vera dan Argo membangun Volks Arts, bisnis Homedecor dan Craft, yang bahan bakunya berupa sampah dan limbah seperti kayu, ranting pohon, botol kaca, koran, dan sampah lainnya yang ada di sekitar.

Baca juga: Manfaatkan Limbah Paralon, Produk Syahda Craft Banyak Dilirik Hotel Bintang 5

Di tangan mereka berdua, sampah-sampah itu bisa menjadi barang yang bernilai seni tinggi, contohnya berupa pajangan dinding, kotak tissue, vas bunga, gantungan kunci, dan masih banyak lagi.

Memulai Usaha Karena Ketidaksengajaan dan Pandemi

Awalnya mereka mengaku memulai usaha karena pandemi tahun 2020 lalu. Mereka mengatakan, Volks Arts sebenarnya merupakan ketidaksengajaan menjadi sebuah bisnis. Apalagi, tidak satupun dari mereka mengerti tentang bisnis.

“Saat pandemi uang susah, kemana-mana juga susah. Kami enggak sengaja ngelihat sampah seperti kayu berserakan. Maka saya berpikir, itu bisa diolah deh daripada dibuang gitu aja,” kata Argo kepada tim Kompas.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk memulai usaha itu, mereka mengaku membutuhkan modal yang terbilang kecil, yaitu di bawah Rp 5 juta. Modal itu dikeluarkan untuk membeli peralatan dan perlengkapan lukis ataupun alat potong kayu.

“Modal besarnya bukan uang. Namun modal kemauan dan menahan malu yang besar, soalnya kami kan ngais-ngais sampah,” kata Argo.

Argo Memoles Kayu dan Vera Melukis

Argo dan Vera berbagi tugas dalam produksi barang-barang homedecor dari sampah itu.

Di mana Argo mengerjakan atau memoles limbah-limbah, agar menjadi bentuk yang siap. Sedangkan Vera melukisnya agar menjadi produk yang indah.

Vera mengaku melukis juga hanya sebuah hobi baginya. Ia tidak memiliki pengalaman ataupun pendidikan mengenai seni. Dengan kata lain, ia hanya melakukannya secara otodidak.

Jenis lukisan yang dipakai Vera untuk produknya, mengarah pada seni Pop Art. Ia wujudkan dalam tema-tema kitchen, seperti kopi, cabai, cangkir, ataupun tema garden, seperti bunga-bunga.

Produk Volks Arts dari Limbah dan SampahKompas.com - Ester Claudia Pricilia Produk Volks Arts dari Limbah dan Sampah

Produk Volks Arts yang Merupakan “The One and Only”

Kombinasi yang ia ciptakan itu ia sebut “the one and only”. Maksudnya, semua produk Volks Arts tidak sama satu dengan yang lain, jadi produk-produk itu bersifat limited edition.

“Berbeda satu dengan yang lainnya sebenarnya awalnya karena gak bisa ngikutin gambar produk ini ke produk lain, karena ini murni saya gambar sendiri. Selain itu juga karena medianya yang berbeda, kayu yang satu tidak sama dengan kayu yang lain,” jelas Vera.

Argo juga mengatakan bahwa bentuk kayu yang ia buat sengaja dibuat berbeda satu dengan yang lainnya, karena mengikuti bentuk asli kayunya. Jadi ia tak merubahnya terlalu jauh agar mempertahankan keasliannya.

Baca juga: Cerita Cocos Trisada, Rintis Usaha Alas Kaki Berbahan Limbah Eceng Gondok

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau