MALANG, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang baru saja meresmikan Kios Pangan di Pasar Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur pada Sabtu (8/6/2024).
Program pemerintah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat yakni menyediakan bahan pangan dengan harga terjangkau. Selain itu, juga menguntungkan penjual karena bahan-bahan pangan yang dijual dipasok secara langsung dari produsen.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, sejauh ini di Kota Malang sudah ada 37 outlet Kios Pangan. Selain Pasar Dinoyo, juga ada di Pasar Oro Oro Dowo, Pasar Kasin, dan di kawasan 4 kecamatan.
"Tujuannya untuk memperpendek rantai pasok, agar harga di tingkat konsumen lebih rendah, daripada harga-harga di pasar lainnya," kata Slamet Husnan, Sabtu (8/6/2024).
Target ke depan seiring berjalannya waktu akan ada Kios Pangan di 26 Pasar Rakyat dan 57 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan yang ada.
"Perbedaan harganya antara Rp 2.000 sampai Rp 5.000. Sehingga dengan Kios Pangan ini maka pasokan ketersediaan bisa stabil, harga terkendali," katanya.
Sementara itu, Direktur Perumda Tugu Aneka Usaha, Dodot Tri Widodo mengatakan, bagi masyarakat yang ingin berbelanja di Kios Pangan terdapat tanda plang.
Pihaknya menargetkan, kedepan ada ratusan Kios Pangan di Kota Malang di setiap RW.
"Di Malang ini ada 5 kecamatan, 57 kelurahan, satu kelurahan punya minimal 10 RW, 57x10 jadi 570 jalur distribusi yang akan kita akan lakukan, di setiap RW akan ada kios pangan yang nanti mereka belanja ke warung tetangga yang kita branding sebagai kios pangan ini, nanti kami distribusikan," jelasnya.
Sejauh ini pihaknya secara bertahap bekerjasama dengan para lurah di Kota Malang untuk mensosialisasikan program Kios Pangan.
"Kami sudah bekerjasama dengan kelurahan-kelurahan, jadi nanti kita kumpulkan Ketua RW kita data, kita kasih selebarannya, nanti bergabung di kios pangan, nanti kami akan verifikasi," katanya.
Ada beberapa syarat yang harus diikuti bagi pedagang atau pemilik warung yang ingin bergabung dengan program Kios Pangan. Seperti memiliki izin dagang, menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan lainnya.
"Punya toko, kita verifikasi izinnya, dan nanti kita akan melakukan asesmen apakah dia layak atau tidak menjadi kios pangan. Yang penting HET, kalau dia menjual diatas HET, kita tidak akan distribusikan lagi," katanya.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan, program Kios Pangan juga menguntungkan produsen di kalangan peternak dan petani.
Jadi dari produsen yakni petani dan peternak langsung ke outlet kios pangan, jadi mengurangi rantai pasok, pengepul, distributor, pasti harganya lebih murah," katanya.
Sejauh ini masih 9 komoditi utama yang dijual di Kios Pangan. Diantaranya, beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging ayam, telur ayam dan gula.
"Komoditasnya masih 9 nanti kami usulkan yang lain, seperti minyak goreng, tepung terigu, dan ikan, karena ikan juga sering menyumbang inflasi terutama di Indonesia Timur, seperti Makasar, Papua, inflasinya ikan," katanya.
Selain itu, secara nasional, terdapat 92 outlet Kios Pangan di Indonesia di 13 provinsi atau sekitar 60 kota/ kabupaten. Pihaknya berharap, jumlah Kios Pangan di Indonesia terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.