MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terus mendorong para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) untuk melakukan penguatan literasi dan digitalisasi usaha.
Hal itu diungkapkan dirinya saat memberi sambutan dalam peresmian Kampus UMKM Shopee di Gedung UPT Pelatihan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Kota Malang, Jawa Timur pada Selasa (12/4/2022).
Kini para pelaku di Jawa Timur berkesempatan untuk mendapatkan pembinaan berjualan secara online dengan berbagai materi workshop.
Khofifah mengatakan membangun sinergitas antara literasi dan digitalisasi untuk pengembangan UMKM penting dilakukan sehingga output yang dihasilkan adanya peningkatan kompetensi dagang.
Baca juga: Bermodal Rp 300.000, Produk Home Decor Pengusaha Blitar Ini Tembus Asean
Selain itu, Kota Malang menjadi tempat bermunculannya Startup terbanyak nomor satu di Jawa Timur. Kondisi itu menurutnya cocok untuk menjadikan wilayah Kota Malang dalam memfasilitasi pembinaan para pelaku UMKM di Jawa Timur.
"Jack Ma memprediksi di tahun 2030 sebanyak 95 persen pelaku UMKM itu secara online, sehingga harus ada penguatan untuk naik kelas dari para pelaku UMKM di Jawa Timur untuk menghadapi itu," kata Khofifah.
Dia juga berpesan kepada Wali Kota dan Bupati Se-Jatim untuk bisa mendukung optimalisasi literasi dan digitalisasi UMKM.
Secara teknis, Khofifah juga meminta nantinya setiap pelaku UMKM saat dilakukan pembinaan bisa bertemu empat mata secara langsung dengan mentornya atau One O One.
"Masih ada UMKM di Jawa Timur yang belum pede (percaya diri) soal branding, sehingga format digitalisasi UMKM harus dibangun sistemnya, problem solving dilakukan didalamnya," katanya.
Khofifah bercerita pernah menemui salah satu UMKM di Ngawi yang kurang percaya diri dengan tidak memiliki merk dagang. Dia berharap adanya semangat yang perlu diinjeksi kepada para pelaku UMKM di Jawa Timur.
"Ada suatu produk di Jatim yang unik tapi belum pede soal branding, ada produk yang memiliki nilai estetika bagus di Ngawi jadi mengambil akar Jati, kedua pohon teh untuk diukir luar biasa, saya datangi galeri besar disana, saya tanya kok nggak ada merknya, ya nggak pede," ungkapnya.
Mantan Menteri Sosial itu juga berpandangan bahwa selama ini salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para pelaku UMKM yakni soal pemasaran.
Khofifah berharap pendampingan yang ada dapat memberikan lompatan koneksi jejaring pemasaran yang luas bagi para pelaku UMKM.
Baca juga: Memanfaatkan Medsos untuk Berbisnis, Bagaimana Langkahnya?
"Ini bukan sesuatu utopis tapi possible yang bisa diwujudkan bersama, harapan kita literasi dan digitalisasi UMKM menjadi penguatan semangat baru untuk Recover Together, Recover Stronger," katanya.
Dengan adanya salah satu contoh pendampingan dalam materi seperti diajarkan memotret produk menurutnya dibutuhkan oleh pelaku UMKM. Dengan begitu, foto produk yang dihasilkan diharapkan bisa terlihat bagus dan membuat calon pembeli tertarik.