Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mindset jadi Tantangan Utama bagi UMKM Melakukan Transformasi Digital

Kompas.com - 28/11/2022, 19:00 WIB
Gabriela Angelica,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Era digital menuntut pelaku usaha untuk berani bertransformasi agar tetap bisa eksis, termasuk oleh UMKM.

Analis Eksekutif Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Yossy Yoswara menyampaikan bahwa trabhal tersebut berkaitan dengan peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sangat penting bagi perekonomian negara.

"UMKM ini sangat strategis karena penyerapan tenaga kerjanya mencapai 96 persen. Bahkan kalau kita melihat dari peta industri, mulai dari usaha mikro, kecil, menengah, dan besar, sampai 99 persennya itu sebetulnya UMKM," tutur Yossy dalam diskusi One Stop Solution for UMKM oleh Bank UOB via Zoom Meeting pada Senin (28/11/2022).

Baca juga: 3 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Pengusaha Fashion Lokal

Yossy mengatakan, saat ini kita sudah memasuki era digital, di mana penggunaan internet sudah sangat tinggi. Bahkan, dari data Bank Indonesia, angka pengguna internet Indonesia sudah mencapai 204,7 juta pada 2022.

"Ini menunjukkan bahwa semua orang sudah terkoneksi sedemikian dekat," ujar Yossy.

Hal tersebut tentu berpengaruh besar terhadap pergerakan ekonomi digital Indonesia, khususnya perkembangan UMKM di dalam negeri. Mau tidak mau, digitalisasi perlu dilakukan oleh pelaku usaha lokal agar dapat berkembang mengikuti perubahan zaman.

"Digitalisasi sangat bermanfaat kalau kita bicara efisiensi, efektifitas, dan perluasan pasar. Misalnya, penggunaan e-commerce akan sangat membantu dan kita masih bisa melihat perkembangannya sampai sekarang," ungkap Yossy.

Namun, proses digitalisasi atau gerakan go digital bagi UMKM ini tidak lepas dari tantangannya. Tantangan tersebut mencakup aspek infrastruktur (layanan dan jaringan internet), literasi digital, hingga regulasinya.

Yossy menambahkan, di luar tantangan-tantangan itu, terdapat tantangan dasar lain yang sering dijumpainya, yaitu mindset atau pola pikir para pelaku usaha. Seringkali, campaign go digital yang digerakkan tidak sesuai dengan pola pikir para pegiat UMKM.

"Banyak sekali pelaku UMKM kita yang diajak berdiskusi, ternyata pola pikirnya tidak seperti yang kita bayangkan," tambah Yossy.

Baca juga: Dua Cara yang Perlu Dipertimbangkan saat Ingin Membuka Cabang Usaha

Menurutnya, ada orang-orang yang merasa memiliki usaha dan merasa cukup ketika kebutuhan sekolah anak mereka terpenuhi atau orang yang malas untuk mengalami perubahan dan menambah effort untuk beralih ke digital.

Mindset semacam itulah yang dapat menghambat seseorang mengembangkan usaha. Transformasi digital tidak hanya soal beralih platform, tapi bagaimana mengembangkan toko atau usaha Anda dengan bantuan teknologi. Misalnya, penerapan digital marketing, pembayaran online yang lebih fleksibel, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, seorang pelaku usaha perlu mengubah dan menyesuaikan pola pikirnya untuk mengembangkan usaha agar dapat beradaptasi dengan keadaan. Dari sana, setiap tantangan dari aspek lain akan ikut menemukan solusinya terkait transformasi digital tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau