Kemasan dari serat dan ampas tebu disebut punya tingkat elastisitas yang tinggi dan tak kalah kuat dari kemasan plastik dan kertas biasa. Kertas dari bahan serat dan ampas tebu mudah terurai oleh mikroba dalam tanah karena memiliki tingkat biodegradabilitas hingga 50 persen.
Pelepah pohon pinang bisa berguna untuk kemasan alternatif selain plastik. Kulit pohon pinang ini ternyata memiliki beberapa kelebihan sebagai kemasan makanan yang mudah terurai.
Kemasan pelepah pohon pinang disebut aman untuk makanan, bisa tahan pada suhu panas di dalam oven, dan kokoh. Tak hanya itu, tampilannya juga eksotis dan menarik bagi calon konsumen.
Baca juga: 4 Alasan Bisnis Kemasan Produk Cukup Menjanjikan
Jika telah selesai digunakan, kemasan dari kulit pinang ini bisa dibersihkan dengan lap dan dikeringkan untuk kemudian dipakai kembali sebagai wadah. Lalu, apabila sudah selesai digunakan, kita bisa mengolahnya lagi menjadi kompos untuk tanaman.
Cassava bag, alias kantung serat singkong, merupakan alternatif kantung plastik yang paling populer. Tampilan fisik dan fungsinya begitu mirip dengan kantung plastik biasa sehingga kebanyakan konsumen langsung merasa nyaman menggunakannya.
Baca juga: Ingin Merintis Usaha Sambal Kemasan? Simak Caranya
Seperti bioplastik lainnya, produk ini jauh lebih mudah terurai dibandingkan kantung plastik biasa. Pemakaiannya juga bisa berulang, sehingga tidak perlu langsung dibuang.
Jika dibandingkan dengan plastik biasa, sebuah kotak karton memiliki jumlah emisi minyak dan karbondioksida 60 persen lebih rendah. Selain itu, karena bahan bakunya organik, karton lebih mudah terurai dan bisa didaur ulang lebih dari lima kali pemakaian.
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Membuat Kemasan Produk
Meski begitu, proses pembuatan kemasan dari kertas dan karton bisa menghasilkan gas metana yang melukai atmosfir bumi. Karena itulah, penggunaan kertas dan kardus karton daur-ulang jauh lebih direkomendasikan bagi bisnis kecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.