Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Ayam Petelur Disarankan Pakai Probiotik agar Kualitas Meningkat

Kompas.com - 07/08/2023, 13:53 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Penggunaan antibiotik sebagai pakan tambahan bagi ayam petelur disinyalir masih sering dilakukan oleh sebagian peternak di Indonesia. Padahal, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 tahun 2017 menyatakan sejak 1 Januari 2018 untuk semua pakan ternak bebas kandungan antibiotik.

Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya (UB), Prof Osfar Sjofjan mengatakan, penggunaan antibiotik di sejumlah negara di dunia telah diganti menggunakan probiotik.

Probiotik berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ternak, meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum.

Baca juga: Bingung Menentukan Jenis Usaha yang Akan Dirintis? Perhatikan 4 Faktor Ini

"Selain itu probiotik juga mampu menghambat produksi amonia. Sehingga dapat menguntungkan bagi kesehatan ternak dan juga meningkatkan pertumbuhan," kata Osfar pada Senin (7/8/2023).


Larangan penggunaan antibiotik karena mengandung bahan-bahan kimia. Sedangkan probiotik mengandung bakteri baik.

Osfar mengatakan, penggunaan probiotik menjadikan peternakan ayam petelur ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat. Sebab, probiotik tidak menghasilkan dan menimbulkan efek negatif serta tidak menyebarkan resistensi mikroba.

"Juga sebagai agen kemoterapi untuk pemacu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, kualitas produksi telur, dan meningkatkan kesehatan ternak ayam petelur," katanya.

Kemudian, keuntungan penggunaan probiotik pada ayam petelur dapat memiliki masa bertelur lebih panjang. Hal itu karena daya tahan tubuh ayam petelur telah terbentuk dengan baik.

"Lamanya bisa menambah dua minggu sampai tiga minggu masa produksi," kata pria yang merupakan profesor aktif ke-173 di UB.

Ayam petelur yang diberi probiotik dapat menghasilkan kualitas telur dengan ukuran dan kandungan protein lebih besar. Kemudian, kuning telur memiliki warna yang lebih pekat. Begitu juga dengan putih telur yang lebih kental.

"Beda sekali, volumenya lebih besar kalau diberi probiotik. Kedua, kuningnya lebih kuning dibandingkan dengan antibiotik, warna kuning telurnya atau betakaroten-nya lebih bagus, putihnya juga lebih kental," katanya.

Menurutnya, dengan hasil kualitas telur ayam yang bagus dapat memiliki nilai tawar harga di pasaran lebih baik. Osfar mengungkapkan, telur ayam probiotik sudah mulai sering ditemui di pasaran.

Meski begitu, diakuinya bahwa secara umum di Indonesia untuk penjualan telur ayam masih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas.

"Di luar negeri sudah dibedakan atau telur dijual berdasarkan kualitas, ada telur omega 3, 12, ini segmennya beda, kalau di kita yang penting telur, di masyarakat kita belum membedakan kualitas telur," katanya.

Biaya Probiotik

Sedangkan, untuk estimasi pengeluaran biaya tambahan pakan ayam petelur dengan menggunakan probiotik sekitar 5 - 10 persen. Harga probiotik cair saat ini yang banyak ditemui di pasaran rata-rata Rp 18.000 setiap liter.

Baca juga: Pemkot Malang Berantas Rentenir Melalui Peningkatan Usaha Kecil dan Program OJIR

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau