Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Ajeng Respati dan Neysa Valeria Rintis Havilla Tea

Kompas.com, 7 Desember 2023, 11:00 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Teh merupakan salah satu minuman favorit di dunia karena memiliki rasa dan aroma yang unik. Tak mengherankan, teh kemudian menjadi komoditas bisnis yang banyak diperdagangkan.

Banyak pebisnis yang menggeluti jual-beli teh ini. Seperti halnya yang dilakukan oleh Neysa Valeria dan Ajeng Respati Hapsari Kusuma Wardhani dengan mendirikan brand Havilla Tea.

Neysa dan Ajeng merintis usaha dengan mendirikan brand Havilla Tea bersama-sama sejak tahun 2014.

“Awalnya partner saya, Neysa yang menjalankan usaha ini pada tahun 2014 lalu di tahun kedua saya bergabung dengan Havilla Tea,” ungkap Ajeng saat wawancara online melalui videocall Whatsapp pada Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Cerita Sri Ratnasari, Resign dari Customer Service, Kini Usaha Balance Bike

Arti Havilla

Ajeng mengatakan, Havilla berasal dari bahasa Ibrani yang berarti tanah yang subur dimana di situ terkandung emas dan logam mulia. Hal ini bermakna tanah tersebut bisa menjadi berkat untuk banyak orang disekitar terlebih lagi bisa memberikan manfaat yang lebih lagi.

Produk Havilla TeaNur Wahyu Pratama Produk Havilla Tea

Kecintaan Nesya Terhadap Teh

Jauh sebelum berdirinya Havilla Tea, Neysa memang jatuh cinta dengan teh, bahkan ia mempelajari teh sejak zaman sekolah.

“Pada tahun 2011 ia studi di Australia dan saat itu teh sedang populer di Australia, setelah Neysa lulus S2, ia lanjut mengambil sertifikasi di bidang teh. Dulu berpikirnya belum ke bisnis, hanya karena kesukaan Neysa saja,” jelas Ajeng.

Baca juga: 4 Strategi Membangun Bisnis Startup Pertanian

Ajeng menjelaskan, teh sebenarnya dari Asia, tapi saat ke Australia malah masyarakat di negara tersebut yang paham mengenai teh.

“Saat itu juga belum ada brand special tea di Indonesia, kalau ada pun itu pasti brand asing. Kita menyadari akses tersebut belum ada. lalu Havilla Tea hadir untuk memberikan edukasi, kurasi, produksi, dan menjual teh berkualitas,” ungkap Ajeng.

Berjuang Mengedukasi Market

Ajeng dan Neysa memulai usaha Havilla Tea dengan modal di bawah Rp 50 juta. Ia memulai Havilla Tea dalam skala kecil.

Baca juga: BWI: Wakaf Mulai Banyak Dimanfaatkan untuk Pemberdayaan Ekonomi

“Kesulitan awal tuh tidak ada kebun swasta atau kebun besar di Indonesia yang memberi akses untuk menjual teh dalam skala kecil. Mereka pasti maunya per kontainer. Kita bersyukur menemukan kebun yang mau jual teh dalam skala kecil,” ungkap Ajeng.

Selain itu, Ajeng juga kesulitan dalam mengedukasi market mengenai special tea. Misalnya brand special tea menjual teh harganya Rp 100.000 pasti orang kaget karena biasanya harga teh Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Mereka juga sering mengaitkan teh dengan kesehatan padahal Ajeng tidak berjualan obat tapi jualan teh.

“Maka dari itu, kami bikin edukasinya secara door to door dan membuat workshop di coffee shop untuk mengenalkan premium tea seperti apa, bukan jualan. Sejak saat itu, kalau kita bikin kelas itu yang datang barista karena mereka menyadari kalau teh itu sekompleks kopi,” tutur Ajeng.

Baca juga: Ahmad Alfatih Sukses Berbisnis Bumbu Masakan Timur Tengah, Simak Tipsnya

Bukan hanya itu, masih terdapat gap yang besar antara industri hulu dan hilir teh. Hal ini juga menjadi tantangan bagi Ajeng untuk menghilangkan celah tersebut.

“Kita biasanya memberikan pendampingan dan edukasi ke teman-teman pemetik teh dan petani teh agar bisa menghasilkan teh kualitas terbaik karena di Indonesia yang mampu menciptakan teh bekualitas masih sedikit,” ujar Ajeng.

Proses produksi Havilla TeaNur Wahyu Pratama Proses produksi Havilla Tea

Pameran di Meksiko dan Raup Omset Rp 300 Juta

Ajeng menjelaskan, Havilla Tea sudah pernah pameran hingga Meksiko. Sementara penjualan, sudah merambah hingga Perancis.

Baca juga: Cerita Ahmad Fatih Mendirikan Cairo Food, Bisnis Bumbu Masakan Khas Berbagai Negara

“Mereka bisanya tahu kami dari media sosial, eCommerce, dan website. Kalau untuk distributor kita yang di Eropa yang masih menunggu deal itu tahu kita dari Brillianpreneur,” ungkap Ajeng.

“Kami bersyukur mampu meraup omset Rp 300 juta dalam sebulan dan market sudah teredukasi mengenai teh,” tutup Ajeng.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau