Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dimas Berbisnis Cookies, Terinspirasi dari Pengalaman Tertinggal Pesawat

Kompas.com - 13/12/2023, 19:00 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang tidak suka cookies? Kue kering yang manis dan renyah ini selalu menjadi favorit di berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Apalagi jika kukis tersebut memiliki tekstur yang lembut dan lumer di mulut.

Tiap individu memiliki alasannya sendiri untuk membuat suatu kreasi makanan yang unik sebagai ide usahanya.

Dimas Daryanto Putra memiliki sebuah kisah unik yang mendasari dirinya untuk memulai bisnis kue kering atau kukis yang bernama Sookie.

Belajar dari Youtube

Saat ditemui Kompas.com pada Jumat (8/12/2023), Dimas menceritakan awal mula dia membangun bisnisnya.

Baca juga: Kisah Sukses Ajik Krisna Mendirikan Toko Oleh-oleh Krisna Bali

Sebelumnya, Dimas tak memiliki dasar pengetahuan dan kemampuan untuk membuat kukis. 

Karena keinginannya untuk memiliki usaha kue kering, Dimas memutuskan untuk mempelajari teknik dan resep untuk membuat kukis. 

“Dulu awalnya, untuk merintis usaha kukis yang dijual saat ini, saya belajar secara otodidak. Cuma liat dari YouTube,” sebut Dimas.

Berlatarkan keinginan besarnya untuk berhasil membuka suatu usaha kecil, Dimas juga tidak lupa untuk melakukan testing dan survei kepada upayanya kemudian membuahkan hasil.

Dimas berhasil menghasilkan produk kukis yang banyak diminati pasar dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan, yakni mulai dari Rp 17.500 per buah.

Rebranding dari Nama ‘Late Bakes’

Baca juga: Cerita Via Merintis Usaha Lova Cookies, Selalu Siap Menerima Permintaan Khusus

Suatu ketika di tahun 2019, Dimas hendak pergi ke luar kota menggunakan pesawat terbang. Sayangnya, Dimas justru tertinggal pesawat.

Karena mengalami hal demikian, Dimas menjadikan kata terlambat atau late dalam Bahasa Inggris sebagai nama bisnis kukisnya, ‘Late Bakes’.

“Saya namakan demikian karena saya merasa itu adalah pengalaman yang berharga. Setelah kejadian itu, terbesit dalam pikiran saya untuk buat usaha yang ada nilai filosofinya buat saya,” tutur Dimas.

Setelah "Late Bakes" berjalan dua tahun, Dimas bertemu dengan Jaya Setiabudi lewat sebuah program bootcamp atau pelatihan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Melalui bootcamp itu, Dimas diberi pemahaman untuk mengganti identitas bisnisnya agar lebih mudah diingat oleh masyarakat.

“Saya diberitahu kalau ‘Late Bakes’ itu terlalu personal untuk saya. Saya diberi ide untuk merubah nama jadi Sookie, singkatan dari soft cookies,” lanjutnya. 

Baca juga: Jokowi Sebut BRILIANPRENEUR 2023 Jadi Ajang Pertemuan Buyers dan Pelaku UMKM

Distribusi Sookie

Pendistribusian Sookie saat ini masih dalam tahap pengembangan. Dimas tengah berupaya agar distribusi Sookie dpat menggapai pasar yang lebih luas dari pasar yang telah ada saat ini. 

Membangun citra merek dagang di pasaran atau mem-branding produknya adalah salah satu prioritas yang kini tengah digarap Dimas, seperti halnya pendistribusian yang merata.

“Dalam branding, yang pertama kita harus mengenali target market. Setelahnya diiringi dengan inovasi produk, pengemasan dan distribusi,” kata Dimas.

“Saat ini saya sedang fokuskan untuk promosi dan distribusi Sookie," timpalnya lagi. 

Sampai sejauh ini, Sookie telah dipercaya untuk menjalin kerjasama dengan bisnis lainnya seperti kedai kopi, dengan menyuplai kebutuhan kukis di masing-masing gerai.

Baca juga: Cerita Tono Merintis Bisnis Keripik ChipsyChips hingga Ekspor ke Kanada

Tidak hanya mengisi etalase di kedai kopi, Sookie juga sering menerima pesanan besar untuk berbagai acara kantor.

“Kami sering menerima pesanan dalam jumlah besar, dan biasanya sehari sebelumnya akan kami produksi. Sehingga keesokan paginya kami dapat mendistribusikannya langsung kepada pemesan,” pungkas Dimas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com