Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Idul Fitri, Warga Binaan Lapas Perempuan Malang Kebanjiran Pesanan Kue Kering

Kompas.com - 25/03/2024, 19:07 WIB
Nugraha Perdana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Tiga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Kelas II A Malang terlihat tengah disibukkan dengan membuat kue kering setiap harinya. Peningkatan produksi terjadi jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah dibandingkan hari-hari biasanya.

Salah satu WBP, Zaenab mengatakan, ada enak jenis kue yang tengah digarap yakni kue nastar, kue kacang, kue emping, kue stroberi cookies, kue kastengel, dan kue cokelat. Selama satu minggu kebelakang ini sudah sekitar 100 toples yang digarap.

"Alhamdulillah ekstra saat ini, pembuatan kue untuk selama Ramadan ada tambahan untuk kue kering, karena edisi lebaran," kata Zaenab, Senin (25/3/2024).

Hasil produksi kue dari WBP biasanya dibeli oleh pegawai lapas, atau keluarga dari para WBP itu sendiri. Setiap kue yang dijual dengan harga Rp 65.000 hingga Rp 120.000.

Di tempat griya kue tersebut, juga terdapat kue cake keju bernama tulban yang laris terjual.

"Yang beli kue disini ada juga WBP yang pulang untuk oleh-oleh, kadang ada orang-orang studi tiru, untuk ulang tahun," kata Zaenab.

Baca juga: Ramadan, Warga Binaan di Lapas Perempuan Malang Habiskan Waktu Produksi Peci Rajut

Apabila tidak dalam momen Ramadan, biasanya ketiga WBP tersebut hanya membuat kue berdasarkan pesanan saja. Atau, tidak setiap hari produksi.

"Kalau sekarang setiap hari produksi kue kering. Ini saja untuk tepung sudah banyak, kalau kue kering dihitungnya dari tepung, itu sekali beli satu karung, dan ini sudah (habis) satu karung, sekitar 25 kilogram," katanya.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Yunengsih mengatakan, keterampilan pembuatan kue ini bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesha. Mereka mengikuti kegiatan pelatihan tersebut sesuai dengan minatnya.

"Artinya, mereka berminat untuk selanjutnya dengan harapan setelah bebas nanti mereka bisa berwirausaha karena alasan mereka masuk kesini karena faktor ekonomi," kata Yunengsih.

Diharapkan, para WBP nantinya memiliki modal berupa ilmu untuk berwirausaha dengan membuat kue kering. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk cara memasarkan produk yang dihasilkan.

"Jualannya tidak harus punya toko, sekarang bisa online dan sebagainya, untuk manejemen penjualan, kami juga berupaya memberikan pengetahuan tentang penjualan atau pemasaran," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau