JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis dalam bidang kreatif sangat banyak ragamnya. Salah satunya dapat memanfaatkan keindahan lingkungan sekitar, misalnya dengan merangkai bunga.
Kerajinan yang berasal dari bunga bisa dibentuk menjadi berbagai produk, termasuk dikeringkan menjadi bunga kering.
Stellar Coronae, merupakan salah satu brand bisnis kerajinan bunga kering. Brand ini telah berhasil menjual produk secara offline, online, juga melalui workshop. Korona atau Koro (32) menceritakan perjalanan membangun bisnisnya kepada Kompas.com pada Jumat (29/3/2024).
Dalam merintis bisnis ini, Koro tidak sendirian. Ia ditemani oleh kedua temannya, Stella dan Jennifer. Memiliki hobi yang sama, membuat mereka berinisiatif membangun bisnis.
Baca juga: Cara Pertahankan Bisnis Kerajinan Bunga Kering Biar Tetap Cuan
Sebelum Stellar Coronae berdiri, Koro bersama Stella memang memiliki hobi yang sama di bidang crafting atau kerajinan. Apalagi, Stella memiliki latar belakang sebagai ilustrator yang suka menggambar bunga.
Mereka lalu berinisiatif untuk menyalurkan hobi dan mencoba membuat sesuatu dari bunga.
Koro dan Stellah mulai mengumpulkan bunga di sekitar rumah, lalu mencoba mengombinasikan bunga kering dengan ilustrasi, kemudian dibalut dengan akrilik.
"Kami dulu awalnya mengeringkan bunga kering pakai buku-buku tebal. Dulu aku kuliah arsitektur, jadinya pakai buku-buku itu," tutur Koro.
Baca juga: Stellar Coronae Ubah Limbah Bunga Pernikahan jadi Bernilai Jual
Pada tahun 2017, Koro dan Stella resmi membangun bisnis bunga kering dengan memadukan nama mereka sebagai brand, yakni Stellar Coronae.
Tahun 2018, Stellar Coronae sempat vakum dan kembali beroperasi pada tahun 2019.
Di tahun tersebut, satu teman mereka mulai bergabung, yaitu Jennifer. Selain itu, pusat workshop mereka berpindah dari Jakarta ke Bandung.
Selama menjalankan bisnis, Koro dan kedua temannya memproduksi berbagai kerajinan bunga kering. Pada awalnya, produk Stellar Coronae adalah boks cincin pernikahan, frame bunga akrilik, dan buket bunga kering.
Produk-produk tersebut digunakan sebagai hadiah. Biasanya kerajinan bunga kering milik Stellar Coronae ramai pada musim-musim tertentu, seperti hari valentine.
Baca juga: 5 Peluang Bisnis Buket Bunga Kering
"Jadi karena awalnya aku sama Stella suka akrilik dan bunga, lalu kami kombinasikan. Kami bikin frame akrilik yang diisi bunga dan bisa dikasih tulisan atas permintaan konsumen. Biasanya jadi hadiah juga," jelas Koro.
Namun, Koro dan tim merasa kesulitan saat harus membawa produk-produknya untuk dipajang di toko offline mereka.
Akhirnya mereka mengembangkan produk-produk dengan ukuran lebih kecil, seperti aksesoris dan stationary yang mudah dibawa dan dipajang di toko.
"Sebenarnya kami sudah mencoba mengembangkan aksesoris dan stationary dari 2020, tetapi ada beberapa kendala dalam prosesnya, akhirnya baru jadi tahun 2022," lanjut perempuan lulusan arsitektur tersebut.
Baca juga: 5 Ide Bisnis Kerajinan Tangan, Cocok Buat Kalian yang Kreatif
Harga untuk stationary dipatok mulai dari Rp 8.000, sementara gantungan kunci mulai dari harga Rp 12.000.
"Kalau aksesoris seperti anting gitu Rp 65.000 dan cincin Rp 85.000," kata Koro.
Ide kerajinan bunga kering Stellar Coronae terinspirasi dari teknik oshibana, yaitu teknik menyusun bunga-bunga yang sudah dikeringkan. Bunga-bunga tersebut dikeluarkan cairannya dengan cara ditekan.
Baca juga: Pelaku UMKM Ini Bisa Cetak Omzet 1 Juta Dollar AS Per Tahun dari Kerajinan Kulit Kerang
"Semakin cepat air dalam bunga itu keluar, nanti warna bunganya juga semakin tahan lama," papar Koro.
Setelah sebelumnya mengeringkan bunga dengan modal buku-buku tebal, mereka mulai mengganti metode mengeringkan bunga dengan menggunakan kertas penyerap air. Biasanya mereka menggunakan watercolor paper.
Bunga-bunga yang masih segar diletakkan dalam watercolor paper tersebut, lalu mulai dijepit dengan kayu. Bahkan, kertas-kertas ini juga harus sering diganti.
Baca juga: Di Tangan Ardiansyah, Limbah Kulit Ikan Pari Diolah jadi Kerajinan Bernilai
"Kertas yang kami gunakan itu juga harus sering diganti. Soalnya ada beberapa bunga tebal yang cairannya memang banyak. Semakin banyak airnya, semakin sering diganti," jelasnya.
Rupanya, tidak semua bunga dapat langsung dikeringkan begitu saja. Ada kriteria tertentu untuk bunga-bunga yang bisa dikeringkan. Koro menyebut bahwa bunga yang tipis lebih mudah untuk dikeringkan.
"Bunga yang dikeringkan itu harus tipis, seperti anggrek. Kalau bunganya tebal, kami harus lepas dulu kelopaknya satu-satu, dikeringkan, lalu baru disusun," ucap Koro.
Baca juga: Sembari Jalankan Misi Sosial, Jane Kurnadi Sukses Bangun Bisnis Kerajinan Kain
Dalam perjalanannya merintis Stellar Coronae, Koro menceritakan bahwa bisnis kerajinan bunga kering miliknya sempat menghadapi kendala mengurus keuangan.
Ia dan tim Stellar Coronae masih menggunakan cara manual untuk menganalisis keuangan mereka, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Kami kalau bikin laporan keuangan itu masih pakai google sheet, lalu dianalisis sendiri, tapi ya hasilnya tidak setajam itu," ucapnya.
Ke depan, Koro berencana mencoba menggunakan platform analisis keuangan online. Menurutnya, hal ini bisa membantu mereka untuk menganalisis dan memahami kondisi keuangan.
"Kalau kami berlangganan platform itu, nanti langsung bisa terdata inventory-nya, laporan laba ruginya juga. Jadi analisisnya mudah dan cepat juga," tutur salah satu pemilik Stellar Coronae tersebut.
Namun apa pun masalahnya, Koro mengatakan bahwa ia justru semakin mencintai bisnis yang telah dirintisnya ini, sehingga ia tak akan mudah menyerah.
"Kalau sekarang, makin kerasa jatuh cinta sama kerajinan ini dan bisa menyalurkan ide-ide sendiri," pungkasnya.
Baca juga: Dari Beauty Vlogger, Rania Merambah Bisnis Florist Beromzet Jutaan Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.