Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bisnis Jastip Lancar? Pahami Dulu Beberapa Hal Ini

Kompas.com - 13/04/2024, 17:18 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Bisnis jasa titip alias jastip termasuk bisnis dengan keuntungan yang sangat menggiurkan. Sambil jalan-jalan ke tempat favorit, juga bisa mendapatkan margin keuntungan dari barang titipan customer.

Terlebih jika sudah ada customer yang berani titip beli produk, tentunya ini membuat risiko bisnis ini menjadi lebih kecil.

Meskipun demikian, nyatanya ada banyak hal yang masih kerap dilupakan saat menjalankan bisnis jastip, sehingga terkadang membuat pelaku bisnis ini mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Dibalik setiap kemudahan dan tingginya peluang keuntungan yang diperoleh dari sebuah bisnis, tentunya ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Hal ini juga berlaku untuk bisnis jastip.

Meskipun dianggap sepele dan kerap dilupakan, beberapa hal ini bisa berpotensi menimbulkan masalah dalam bisnis jastip di kemudian hari.

Penasaran hal apa saja yang sering dilupakan saat menjalankan bisnis jastip dan perlu untuk diwaspadai? Cek ulasan singkatnya yang dilansir dari Cermati.com berikut ini:

1. Update Kurs Mata Uang Negara Tujuan Berbelanja

Hal pertama yang seringkali dilupakan pelaku bisnis jastip adalah masalah kurs mata uang negara tujuan berbelanja. Hal ini perlu menjadi perhatian lebih ketika memutuskan untuk memulai bisnis tersebut. Sebab, kurs mata uang di negara tujuan bisa mempengaruhi banyak hal dalam bisnis jastip.

Terutama soal budget yang harus disiapkan, baik untuk belanja barang titipan, akomodasi saat di negara tujuan hingga fee jastip dan lain sebagainya. Hal ini perlu untuk diwaspadai oleh para pelaku bisnis jastip.

Sebab, keliru atau kurang teliti dalam memperhitungkan kurs mata uang terkini di negara tujuan bisa membuat bisnis jastip merugi.

Oleh karena itu, pastikan untuk selalu melakukan update kurs mata uang negara tujuan belanja. Jika perlu lakukan riset jauh-jauh hari sebelum open jastip ke negara tertentu.

Hal ini supaya lebih memudahkan dalam memperhitungkan segala biaya yang nantinya diperlukan dan dibebankan ke pelanggan.

2. Biaya Pengiriman

Berikutnya hal yang juga seringkali terlupakan dalam bisnis jastip adalah biaya pengiriman. Ini merupakan biaya yang dikeluarkan konsumen untuk proses pengiriman barang jastip ke alamat mereka.

Perhitungan biaya kirim yang terlalu besar atau justru terlalu kecil bisa menyebabkan pelanggan kabur.

Sehingga hal ini dapat meningkatkan potensi kerugian dalam bisnis jastip yang dijalankan. Biaya pengiriman ini merupakan biaya tambahan yang harus dibayar oleh pelanggan jastip.

Besar kecilnya biaya tersebut biasanya disesuaikan dengan berat barang dan alamat dari pelanggan tersebut.

Halaman:

Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau