BOGOR, KOMPAS.com - Pagi itu, sebuah rumah produksi ecoprint yang terletak di Sukaraja Kabupaten Bogor nampak teduh dengan pepohonan yang tumbuh di pekarangan rumahnya.
Terlihat sebuah kuali besar mengepul, di dalamnya terdapat gulungan kain yang tengah direbus. Inilah pemandangan pertama yang dilihat oleh Kompas.com saat datang ke Jumico Jacobs Ecoprint.
Seorang wanita menyambut kedatangan kami. Dengan binar di matanya, wanita bernama Jumico Jacobs yang akrab disapa Miko mengatakan, bahwa ini adalah rumah produksi sekaligus gallery Jumico Jacobs Ecoprint.
Baca juga: Kisah Ardi Lada, Inovasi Bisnis Produk Kulit dengan Teknik Ecoprint
Kecintaan Miko terhadap ecoprint bermula dari tahun 2017. Pada saat itu, seorang temannya memperlihatkan selembar kain ecoprint yang harganya ratusan ribu rupiah.
Ecoprint adalah teknik mencetak dengan bahan alami yang ada di sekitar seperti daun, bunga, batang, hingga ranting tumbuhan. Ecoprint tentunya ramah lingkungan.
Miko yang terheran-heran dengan konsep ecoprint akhirnya memutuskan untuk mengulik lebih jauh mengenai ecoprint. Bagaimana bisa guguran daun itu secara ajaib menghasilkan motif cantik di atas kain?
"Kok pakai daun ya? Aku akhirnya minta belajar ke gurunya di Yogyakarta. Belajarnya itu struggle banget, karena pada tahun itu belum ada literatur yang membahas tentang ecoprint," jelas Miko kepada Kompas.com, Senin (8/5/2024).
Jatuh bangun prosesnya, Miko banyak belajar dengan cara learning by doing. Pasalnya, teknik ecoprint ini cukup tricky. Sebab warna yang dihasilkan itu bisa berbeda-beda.
"Lama kelamaan saya jadi hobi terhadap seni ecoprint ini. Karena ecoprint itu seperti melukis. Beda tangan beda hasil, beda kain beda hasil," imbuhnya.
Meskipun hal itu menjadi salah satu kelebihan ecoprint, beberapa pengrajin ecoprint justru sering kesulitan jika ada request warna dari customer.
Namun, Miko yang kini sudah hafal seluk beluk ecoprint tidak kesulitan lagi jika menemui kondisi seperti itu. Ia mengaku, saat ini sudah bisa menakar warna yang ingin dihasilkan.
"Akhirnya dengan berbagai percobaan, saya menemukan klik. Kuncinya ada dua, yaitu cuka dan tunjung, itu bisa memengaruhi warna yang dihasilkan," ungkap Miko.
Baca juga: Peluang Usaha Ecoprint, Begini Cara Membuatnya
Hobi seni ecoprint Miko mengantarnya tampil gratis di Jakarta Fashion Week 2018. Sambil bernostalgia, wanita asal Sulawesi Utara ini, tersenyum mengingat pengalamannya pada saat itu.
Miko yang belum mengerti dunia fashion show tentu masih meraba-raba, bahkan Miko pada saat itu belum bisa menjahit.
Masa persiapan yang singkat mengharuskan Miko cepat beradaptasi dan membuat produk ecoprint yang stand out.
Baca juga: Sulit Menjadi Mudah! Pelajari Strategi Membuat Produk Ecoprint