Selain permasalahan pandemi, tren dan perubahan zaman juga menjadi tantangan bagi Cahyo dalam menjalankan bisnis keluarganya itu.
Terlebih lagi, target market AGTL Ny. Nani S bukanlah anak-anak kekininan.
Dilihat dari harga yang paling murah pun, harga tersebut hanya cocok bagi keluarga ataupun kalangan menengah ke atas.
“Harga paling murah kami itu ayamnya saja harganya sudah 24 ribu, itu belum nasi, tahu, tempe, sambal, dan lain sebagainya. Jadi kami memang tidak menargetkan anak muda kekinian,” ungkap Cahyo.
Namun ia tak menutup mata untuk melakukan promosi secara online. Sejauh ini, Cahyo tetap memasarkan bisnisnya lewat media sosial Instagram (@agtl.rajanyanasibox), Facebook, Snack Video, Grabfood, Gofood, hingga Shopee.
Di samping promosi online, strategi marketing konvensional, seperti menebar brosur juga masih dilakukan.
Cahyo berharap, bisnis AGTL Ny. Nani S ini bisa menginspirasi orang di luar sana yang ingin memulai bisnis kuliner. Cahyo ingin, mereka yang berbisnis kuliner tidak hanya terpaku dengan omzet, tetapi juga fokus pada kualitas makanannya.
Baca juga: Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.