JAKARTA, KOMPAS.com – Bisnis legendaris yang dapat bertahan lama selalu mempunyai kisah panjang nan menarik di baliknya.
Salah satu bisnis legendaris di Jakarta yang telah beroperasi selama 34 tahun, yakni Ayam Goreng Tulang Lunak (AGTL) Ny. Nani S.
Bisnis yang telah ada sejak tahun 1989 itu, kini dioperasikan oleh generasi keduanya.
Baca juga: Berjualan Sejak 1980, Ini Kisah Bisnis Legendaris Es Campur Ko Acia
AGTL Ny. Nani S itu merupakan bisnis nasi boks yang cukup unik. Maskot mereka adalah ayam yang memiliki tekstur tulang yang sudah lunak. Jadi ketika digigit, tulang-tulang ayamnya akan langsung hancur.
Mereka juga menggunakan ukuran ayam 1,5, yang terbilang besar dibandingkan dengan ayam-ayam pada usaha kuliner lain.
Bisnis tersebut merupakan bisnis keluarga, yang di dalamnya terdiri dari beberapa keluarga yang ikut juga mengurus berjalannya AGTL Ny. Nani S.
Saat ini, AGTL Ny. Nani S dijalankan oleh anak sang pendiri, yaitu Bung Cahyo (50). Mulai dari produksi hingga marketing, Bung Cahyo yang mengurusnya.
Saat itu, ayah Cahyo merupakan seorang supir taksi. Untuk meningkatkan pendapatan keluarga, orangtua Cahyo memutuskan untuk membuka usaha.
Cahyo mengungkap, awalnya AGTL Ny. Nani S. hanya berupa usaha kuliner yang menggunakan tenda. Saat itu, untuk membangun warung tenda diperlukan modal sebesar Rp 15 juta.
Namun, lama-kelamaan mereka berhasil berkembang dari tenda, mengontrak, memperluas kontrakan, hingga berhasil punya restoran sendiri yang saat ini berlokasi di Haji Ten, Jakarta Timur (Pusat).
“Awalnya orangtua bilang memang niatnya bukan bikin usaha yang besar, karena saat itu berjualan untuk menambah pendapatan dan sebagai upaya keluarga kami sebagai perantau dari Solo dan Jogja,” jelas Cahyo saat berbincang dengan tim Kompas.com, Rabu (01/05/2024).
Namun berkat kegigihan orangtua Cahyo, usaha AGTL Ny. Nani S terus berkembang menjadi besar. Bahkan, hingga mempunyai 20 cabang yang bermitra.
“Allah mudahkan dan kasih kami lebih dari permintaan kami. Sampai saat ini kami berhasil punya rumah makan sendiri, yang sudah tidak bisa disebut warung tenda lagi,” ucapnya penuh syukur.
Baca juga: Cerita di Balik Ramainya Kedai Mie Tjap Chili, Ludes 500 Porsi per Hari
Sayangnya, di tengah berkembangnya bisnis AGTL Ny. Nani S, pandemi Covid-19 melanda dan mereka terpaksa harus menutup beberapa cabang yang bermitra.