Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terlilit Utang Ratusan Juta, Andoni Raih Sukses Lewat Jualan Madu

Kompas.com - 04/06/2024, 07:55 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pebisnis dalam memulai usaha tidak selalu dihadapkan pada kondisi ideal. Tak jarang bisnis harus diawali dari kondisi yang kurang menguntungkan. 

Seperti halnya yang dialami oleh salah seorang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Malang, Jawa Timur, Andoni Pridatama. Dia sukses berbisnis madu setelah sebelumnya terlilit hutang.

"Utang ratusan juta itu saya alami ketika masih bekerja di bank. Akhirnya, saya memutuskan buat keluar, itu yang membuat saya dikatain bodoh sama orang, karena udah punya gaji tetap, tapi justru keluar," ucap Andoni Owner Sarang Maduku dalam acara Talkshow bersama ShopTokopedia di Malang, Jawa Timur, Senin (3/6/2024).

Baca juga: Omzet Rp 30 Juta Per Bulan, Slamet Suryadi Sukses Berbisnis Madu sambil Lestarikan Alam

Usai memutuskan berhenti dari pekerjaan sebelumnya, Andoni bertekad untuk menjadi seorang pengusaha.

Menurutnya, gajinya bekerja di bank tak akan cukup untuk melunasi hutang ratusan jutanya itu.

Dengan dukungan dari istri tercinta, Andoni akhirnya memantapkan diri untuk mencoba berbagai usaha, mulai dari menjual baju muslim wanita (gamis), buah durian, hingga rempeyek yang dijajakan di pinggir jalan.

Namun, setelah mencoba berbagai bisnis tersebut, Andoni justru merasa tidak cocok karena kurang menghasilkan.

Bertemu Petani Lebah

Akhirnya, ia bertemu dengan salah seorang peternak lebah lokal di Kabupaten Malang. Dalam pertemuannya itu, Andoni mendengar keluhan peternak lebah yang sulit memasarkan hasil madunya.

"Dia (peternak lebah) sulit menjual (madu) ke pelaku usaha. Itu jadi motivasi saya untuk jualan madu dan bekerja sama dengan para peternak lokal," ucap Andoni.

Perjalanan Andoni dalam mendirikan usahanya yang bernama Sarang Maduku tidak semulus yang dibayangkan.

Ia sempat tertipu puluhan juta rupiah oleh peternak lebah yang ia percaya untuk melakukan kerja sama untuk membudidayakan madu.

Baca juga: Agar Pelanggan Loyal, Pebisnis Harus Paham Cara Menjalin Komunikasi

"Awal mula ketipu aku ingat banget, itu Rp 30 juta. Kotak lebah yang sudah aku beli jumlahnya sekitar 20-an itu, totalnya Rp 30 juta justru ludes (tidak panen) karena ketemu peternak yang tidak amanah," tutur Andino.

Padahal sebelumnya, petani lebah tersebut sudah menjanjikan Andino untuk balik modal dan menuai keuntungan dalam tiga bulan jika bekerja sama dengannya.

Namun, sampai waktu enam bulan kotak sarang lebah yang sudah ia beli justru tak kunjung panen madu juga.

"Waktu saya ke sana, kotak-kotak (sarang lebah) yang memang seharusnya sudah panen, justru dibalikin ke kotak dia sendiri, dan diganti dengan kotak yang masih kosong dan dibilang belum panen. Akhirnya, kita enggak meneruskan (kerja sama) karena itu," terang Andoni.

Bangkit Usai ditipu

Meski sudah ditipu puluhan juta, Andoni tak berhenti untuk membangun bisnis Sarang Maduku.

Kegagalan yang dialami dan membuatnya rugi, dijadikan sebagai sebuah motivasi untuk terus mencoba peluang sampai berhasil. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan peternak lebah lokal yang memang bisa dipercaya.

Peternak tersebut mau menyuplai madunya untuk Andoni jual kembali hingga saat ini.

Peternak lebah yang dapat dipercaya membuat bisnis madu yang dijalani berkembang pesat. Andoni mengaku, omzet jualan pertamanya hanya sekitar Rp 7 juta - Rp 10 juta.

Baca juga: Simak Perbedaan Omzet dan Profit, Pelaku Usaha Pemula Wajib Tahu

Ia memasarkan madu dagangannya melalui marketplace seperti Tokopedia dan Tiktok Shop.

Kini, omset Andoni berjualan madu sudah mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan ketika Pandemi Covid-19 pendapatannya mencapai Rp 1 miliar.

"Waktu Covid-19 (omset) mencapai di atas Rp 500 juta, bahkan di tahun 2021 ingat banget hampir Rp 1 M," tutur Andoni.

Pendapatannya bisa meroket, karena saat Pandemi Covid-19 banyak orang yang mencari madu untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Hal itu lah, yang membuat pembeli madu Andoni meningkat dan bisnisnya terus bertahan hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau