Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdiri Sejak 1912, Ini Cara Toko Nyonya Pang Mempertahankan Branding

Kompas.com - 16/06/2024, 15:02 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Supaya bisnis tidak berhenti di tengah jalan, tentu ada strategi untuk mempertahankan suatu usaha. Salah satunya yaitu dengan mempertahankan branding yang sudah dirintis sejak awal berdirinya bisnis. 

Upaya untuk mempertahankan branding juga merupakan suatu keharusan. Apalagi, jika bisnis yang dibangun telah berdiri sejak lama, seperti Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang di Muntilan. Usaha ini telah didirikan sebelum masa kemerdekaan, yakni tahun 1912. 

Sejak berdiri dari tahun 1912, Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang telah dikelola hingga generasi keenam. Saat ini, perjalanan bisnis Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang dilanjutkan oleh Imanuel Jeffrey (32). 

Baca juga: Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Ketika berbincang bersama Kompas.com, Jeffrey membagikan cerita mempertahankan branding usaha Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang dari generasi ke generasi. Tiap generasi memiliki caranya sendiri untuk mempertahankan branding usaha ini. 

Mulai Menggunakan Kardus dengan Merek Nyonya Pang

Pada saat awal pendirian bisnis, produk yang dijual hanya berupa jenang dodol untuk keperluan ritual keagamaan dan acara adat Jawa. Bahkan, hingga generasi keempat atau saat dikelola nenek dari Jeffrey, belum ada merek serta hanya menggunakan daun dan besek sebagai pembungkus makanan. 

"Jaman segitu 'kan belum ada yang namanya marketing, belum kenal branding, ya. Produknya masih pakai daun, pakai besek, tanpa merek," ucap Jeffrey pada Sabtu (15/6/2024). 

Baca juga: Cara Mochibo Perkuat Branding Produk Dengan Maskot

Lebih lanjut, Jeffrey menyebut cara branding bisnis mulai berubah ketika Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang sampai pada generasi kelima. Saat itu, Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang dikelola oleh ibu Jeffrey. 

"Nah, waktu jaman mama saya itu, sudah mulai kemasan pakai dus. Ada tulisan merek Nyonya Pang. Itu 'kan sebagai bentuk branding juga, ya," lanjutnya. 

Memanfaatkan Media Sosial

Zaman semakin berganti, tibalah saatnya Jeffrey sebagai generasi keenam untuk melanjutkan usaha Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang. Ia pun beradaptasi dengan perkembangan zaman, seperti menggunakan media sosial.

Baca juga: Cara Meat Night Club Branding di Instagram, Hingga Diundang Public Figure

"Kemudian waktu dipegang saya, mulai pakai media sosial. Ya, mengikuti perkembangan zaman. Sekarang 'kan orang-orang pegangnya handphone, main Instagram, TikTok, ya kita harus ikuti perkembangan itu," jelasnya. 

Jeffrey menyebut media sosial dapat membantu memberikan informasi keberadaan Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang. Orang-orang akan mengetahui Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang masih update hingga saat ini. 

"Lewat Instagram lumayan berpengaruh ya, karena orang-orang tahu toko kami masih buka. Dapat info produk terbaru juga. Apalagi waktu kemarin film Gadis Kretek sedang viral. Banyak akun yang tag Instagram kami. Mereka jadi tahu toko kami juga," pungkasnya. 

Baca juga: Lewat Photoshoot, Cara Helwa Branding Batik jadi Tak Kuno

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau