Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Batik Aromaterapi dari Madura, Berhasil Ekspor ke Amerika Serikat

Kompas.com - 03/10/2024, 16:15 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

"Saat ini saya sudah formulakan jadi aroma terapi.sudah langsung simpel Dengan batik aroma terapi, tak perlu taruh bahan-bahan itu, tak perlu mandiin setiap malam jumat. Jadi sudah simple dengan aroma terapi, tak akan kena gigit," kata Warits.

Baca juga: Difasilitasi LPEI, CV Maharani Sukses Tembus Pasar Ekspor ke Berbagai Negara

Dengan modal pengetahuan turun-temurun dari nenek moyangnya, Warits mengembangkan formula wewangian aromaterapi untuk batiknya. Dengan proses perebusan, pengukusan, dan peratusan, wanginya bahkan bisa bertahan hingga empat tahun meski dicuci berulang kali. Kekuatan wanginya bisa bertahan lama tergantung kualitas batik.

"Aroma terapi di batik bisa sampai 4 tahun, ada 6 bulan, setahun tergantung kualitas batiknya. Kalau batik gentongan, batik kualitas bagus aroma terapi yang bagus dan tahan lama. Kalau diratus terus menerus, akan tahan lama," kata Warits.

Aroma wangi yang ia hadirkan yaitu bunga mawar, bunga melati, cengkeh, kayu cendana, dan kayu gaharu. Pengembangan batik aromaterapinya kemudian Warits lanjutkan yakni stroberi, jeruk, anggur, sedap malam, dan wangi eksotis.

Pembuatan batik Al-Warits pun melibatkan para perajin dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Total para perajin batik Al-Warits sekitar 157 perajin. Ia pun terus membuka kesempatan para perajin batik khususnya batik gentongan lainnya untuk bergabung.

"Dan kebetulan saya juga buka sekolah batik untuk anak sekolah maupun yang tak sekolah secara gratis. Ini banyak peminat dari generasi muda karena perajin batik gentongan ini sudah banyak yang sepuh dan meninggal. Saya khawatir batik gentongan ini bisa punah. Batik gentongan ini adalah batik terbaik di Madura. Jadi kualitas warnanya saya jamin sampai puluhan tahun akan semakin cerah," tambah Warits.

Baca juga: LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir Jawa Timur lewat LPEI Export Forum 2024

Batik gentongan dikenal memiliki kualitas yang baik lantaran proses pembuatannya yang lama dan memiliki motif yang bagus. Kualitas motif batik gentongan hadir dari canting batik berukuran 0,5 mm. Dengan canting ukuran terkecil tersebut, proses pembuatan batik menjadi lama berkisar 6-12 bulan.

"Namun, tak bisa dipungkiri pembuatan batik gentongan ini sangat lama dan unik sehingga menghasilkan warna yang kuat sampai puluhan tahun," kata Warits.

Tembus hingga Amerika Serikat

Batik dengan wangi layaknya aromaterapi mungkin belum familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Produk batik dengan wangi aromaterapi muncul dari sosok pemilik Al-Warits, Warisatul Hasanah (34). Warits, sapaan perempuan lulusan STIE Perbanas Surabaya tersebut membuat inovasi batik aromaterapi untuk memasarkan batik produksi para perajin dari Pulau Madura.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Batik dengan wangi layaknya aromaterapi mungkin belum familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Produk batik dengan wangi aromaterapi muncul dari sosok pemilik Al-Warits, Warisatul Hasanah (34). Warits, sapaan perempuan lulusan STIE Perbanas Surabaya tersebut membuat inovasi batik aromaterapi untuk memasarkan batik produksi para perajin dari Pulau Madura.

Warits terbilang sukses memasarkan batik aromaterapinya ke pasar mancanegara. Warits tak menampik bahwa ia awalnya lebih memilih pasar luar negeri dibandingkan pasar dalam negeri. Penjualan produk batik aromaterapinya bahkan mencapai Amerika Serikat.

Ekspor perdananya berasal dari keberhasilannya di Australia. Warits kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.

"Di Malaysia kami ada tiga outlet. Johor ada dua, Kuala Lumpur ada satu outlet. Kami ekspansi ke Singapura, Thailand, Korea ada di Busan dan Seoul, Jepang, Afrika Selatan, Amerika Serikat. Amerika Serikat dari tahun 2016 sampai saat ini. Di Amerika Serikat ada tiga outlet," ujar Warits.

Baca juga: Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika

Ia menyebutkan, dirinya pernah mendapatkan pesanan hingga 5.000 kain batik aromaterapi ke Thailand. Warits pun mengerahkan para perajin batik Al-Warits untuk memenuhi pesanan tersebut.

Batik dengan wangi layaknya aromaterapi mungkin belum familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Produk batik dengan wangi aromaterapi muncul dari sosok pemilik Al-Warits, Warisatul Hasanah (34). Warits, sapaan perempuan lulusan STIE Perbanas Surabaya tersebut membuat inovasi batik aromaterapi untuk memasarkan batik produksi para perajin dari Pulau Madura.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Batik dengan wangi layaknya aromaterapi mungkin belum familiar bagi sebagian masyarakat Indonesia. Produk batik dengan wangi aromaterapi muncul dari sosok pemilik Al-Warits, Warisatul Hasanah (34). Warits, sapaan perempuan lulusan STIE Perbanas Surabaya tersebut membuat inovasi batik aromaterapi untuk memasarkan batik produksi para perajin dari Pulau Madura.

Meski demikian, Warits pun tak melupakan pasar dalam negeri. Sejumlah kalangan termasuk politisi seperti Khafifah Indarwangsa, Arumi Bachsin, Yanti Airlangga pun memesan batik aromaterapi miliknya.

"Termasuk di dalam negeri misalnya Bu Khafifah, Bu Arumi Bachsin pesan 3.000 buah dan minta cepat, kami selalu siap. Makanya dinas terkait, provinsi, kabupaten, Dekranasda RI itu pesan ke kami, kami selalu siap memenuhi pesanan," kata Warits.

Baca juga: Tiga Desa Devisa Binaan LPEI Tampil di IFEX 2024

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau