Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Naik Kelas, Ancol Tata Ratusan Pedagang Asongan di Dalam Kawasan

Kompas.com - 24/10/2024, 12:29 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai destinasi wisata utama di Jakarta, Ancol terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas layanan untuk para pengunjung dan pedagang yang ada di kawasannya. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah penataan pedagang asongan atau reseller yang biasa berjualan di sepanjang pantai Ancol.

Corporate Communication Manager PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Ariyadi Eko Nugroho, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari persiapan Jakarta menuju status Global City. Menurutnya, penataan pedagang asongan ini penting karena Ancol merupakan salah satu ikon wisata Jakarta.

Baca juga: Strategi Bisnis Oleh-oleh di Lokasi Objek Wisata

"Kalau misalnya Ancol menjadi salah satu objek kebanggaan Jakarta, rasanya sayang kalau kita lewatkan momen itu. Kami mulai benahi dari internal dan eksternal, termasuk teman-teman reseller. Mereka pun menjadi bagian dari penampilan Ancol, jadi kami berharap mereka juga siap menyambut Global City," ujar Eko dalam acara temu media pada Rabu, (23/10/2024).

Program ini, yang telah berjalan sejak 2022, bukan hanya bertujuan untuk mengangkat para pedagang asongan agar lebih terjamin peningkatan usahanya, tetapi juga menaikkan kelas UMKM melalui kualitas perniagaan di Ancol.

Baca juga: Semen Padang Kembangkan Destinasi Wisata Kampung Songket di Sawahlunto

"Kami berharap dengan penataan ini mereka nyaman mencari pendapatan di Ancol, pendapatannya bisa meningkat untuk menghidupi keluarganya. Setidaknya mereka bisa membawa pulang uang hasil jualannya itu untuk hidup keluarganya," lanjut Eko.

Dalam program penataan ini, fasilitas yang diberikan oleh Ancol kepada para pedagang yaitu seragam, ID card resmi untuk akses masuk, gerobak baru yang lebih profesional dan bisa digunakan untuk dua shift, serta tempat berdagang secara gratis. 

Baca juga: Impian Murniati Wujudkan Desa Wisata Petik Nanas di Pemalang

Salah satu terobosan yang diambil Ancol adalah memberikan modal barang dagangan kepada para pedagang. Sebelumnya, para reseller harus menyediakan modal sendiri untuk berjualan, tetapi dengan penataan ini, mereka dapat mengambil barang dagangan dari Ancol tanpa perlu modal besar.

"Kami memberikan barang dagangan gratis. Pedagang tinggal ambil barangnya, bawa ke gerobak, dan langsung menjualnya. Nanti mereka tinggal lapor saja hari ini berapa barang yang terjual. Keuntungan 100 persen akan mereka bawa pulang, " jelas Eko.

Baca juga: 5 Ide Bisnis yang Cocok Dikembangkan di Kawasan Wisata

Eko juga menekankan pentingnya standar harga dan produk yang ditawarkan para reseller. Dengan penataan ini, harga dan produk yang dijual akan sesuai dengan kebutuhan pengunjung, sehingga memberikan pengalaman wisata yang lebih nyaman dan berkualitas.

"Kami berharap, dengan adanya konsep penataan ini, efektivitasnya bisa terlihat, dan kami akan terus evaluasi," tambah Eko.

Eko juga menjelaskan skema dari penataan ini nantinya para pedagang asongan atau reseller akan ditempatkan secara klusterisasi. Dalam satu kluster terdapat tiga reseller yang terdiri dari pedagang aksesoris, pedagang mainan, dan pedagang makanan dan minuman yang akan tersebar di kawasan pantai timur, pantai barat, dan area tengah Ancol.

 Baca juga: Simak Prospek Cerah Jual Bir Pletok di Tempat Wisata

Ancol telah melakukan lima kali sosialisasi penataan ini kepada seluruh mitra reseller yang ada agar mereka dapat memahami dan mendukung program tersebut. Program ini tidak berniat mengganti mitra pedagang asongan yang selama ini telah menjadi mitra CSR.

Ancol memprioritaskan sebanyak 253 mitra pedagang untuk bisa mendaftar pada program baik ini. Namun apabila ternyata ada mitra eksisting yang tidak mendaftar, maka Ancol akan membuka kesempatan bagi masyarakat sekitar perusahaan yang membutuhkan.

Baca juga: Manfaatkan Ekosistem Wisata Borobudur, Desa Ini Raup Pendapatan Rp 400 Juta

Program ini juga diklaim mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar Ancol, terutama warga Pademangan yang menjadi prioritas dalam program ini. Ancol ingin memastikan bahwa pemberdayaan ekonomi ini bermanfaat langsung bagi warga setempat.

"Kami memprioritaskan warga Pademangan, ring satu Ancol. Dengan begitu, program ini tidak hanya menguntungkan Ancol, tetapi juga membawa kebaikan bagi warga yang mencari nafkah di sini," jelas Eko.

Meski program penataan ini mendapat sambutan positif, Eko mengakui bahwa ada tantangan yang harus dihadapi, seperti adanya pro dan kontra dari para pedagang. Namun, Ancol tetap berkomitmen untuk menjalankan program ini dengan baik melalui pendekatan dialog dan sosialisasi.

Baca juga: Perjalanan Sisi Menjadi Seniman, Kini Buka Wisata Edukasi Imah Keramik

Dengan penataan ini, diharapkan para mitra pedagang dapat berkembang menjadi UMKM yang lebih naik kelas di tempat wisata dan siap mendukung Jakarta sebagai kota global.

"Kami ingin reseller naik kelas, bersama-sama menciptakan destinasi wisata yang rapi, bonafide, atraktif, dan memberikan pengalaman rekreasi tak terlupakan bagi pengunjung," kata Eko.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau