SURABAYA, KOMPAS.com – Bisnis bisa datang dari sebuah rasa peduli, mendorong semangat untuk membuat produk yang bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Seperti cerita dari Riadlul Muminin, atau yang akrab disapa Ryan adalah bukti nyata bahwa keberanian memulai dan keinginan untuk membantu bisa menghasilkan dampak besar.
Berawal dari rasa kepeduliannya karena melihat masih banyak pengendara yang belum menggunakan helm di sekitar jalanan desanya yaitu di Surabaya, membuat Ryan tergerak untuk berbisnis produksi helm anak.
Hijmuku, usaha yang dirintisnya sejak 2016 ini tidak hanya memproduksi helm anak yang aman melainkan memberdayakan komunitas lokal di sekitar desanya.
Baca juga: Cerita Ika Puspa Sari, Dosen Kebidanan Kini Sukses Bisnis Online Madu Herbal
Perjalanan bisnisnya bermula dari pemandangan yang ia lihat sehari-hari menggelisahkan hati Ryan. Ia bercerita, anak-anak di desanya sering terlihat berkendara motor bersama orang tua tanpa mengenakan helm.
Kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam berkendara sayangnya masih kurang diperhatikan oleh beberapa masyarakat di desanya.
Sebagai pecinta roda dua, Ryan merasa miris karena memahami betul risiko yang mengintai apabila masyarakat khususnya para orang tua masih membiarkan kebiasaan tersebut, berkendara dengan anak tanpa menggunakan helm.
Saat berkendara dengan sepeda motor, helm bukan hanya wajib dipakai oleh orang dewasa, tetapi anak-anak juga harus menggunakan helm.
Data dari WHO dan Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mempertegas bahwa kecelakaan lalu lintas adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak usia 5–19 tahun.
Baca juga: Cerita Hammam Abdurrasyid, Lanjutkan Bisnis Abon Keluarganya ala Gen Z
Bergerak dari kegelisahannya tersebut, Ryan berupaya untuk mencari solusi. Mungkin saja, para orang tua tidak menggunakan helm kepada anak-anaknya karena masih kesulitan mendapatkan helm anak pada saat itu.
Akhirnya Ryan bertekad untuk mencoba produksi helm anak, ia lakukan riset kecil-kecilan mengenai kebutuhan helm anak. Setelah itu, mulailah ia mendesain dan memproduksi helm khusus anak yang tidak hanya nyaman tetapi juga memenuhi standar keamanan.
“Memang, kala itu masih sangat sulit mendapatkan helm yang bisa melindungi anak kecil saat berkendara motor. Akhirnya, saya terdorong untuk membangun usaha ini,” ungkap Ryan.
Baca juga: Cerita Kurnia Tarik Buyer Luar Negeri Lewat Jamur Tiram Krispi
Bermodal tekad dan keyakinannya, ia mulai mengembangkan Hijmuku. Usut punya usut, Ryan bukanlah pengusaha dari awal. Bahkan, bidang yang ia geluti sebelumnya juga cukup berbeda, seorang teknisi ponsel yang terjun berbisnis helm anak.
Sebagai mantan teknisi ponsel, tentu saja ia menghadapi tantangan besar untuk memulai usaha baru. Tak ingin menyerah begitu saja, pemuda yang satu ini justru terus belajar meskipun dengan prinsip perlahan tapi pasti.
"Namun, sebagai pemula dalam dunia bisnis, saya dihadapkan dengan berbagai tantangan. Tapi, sebagai anak muda, harus sat set menghadapi apapun rintangan di depan mata. Alon-alon, sing penting kelakon (pelan-pelan, tapi pasti)," pungkasnya.
Baca juga: Cerita Syarif Bisnis Kerajinan Kerang dan Menjadi Agregator Ekspor
Ryan terus berusaha memasarkan helm anak yang diproduksinya. Ia tidak menyerah meskipun pasar yang ia sasar awalnya masih terbatas. Peluang demi peluang terus ia gali demi membesarkan bisnisnya tersebut.
Keseriusan membangun bisnisnya ini ia upayakan dengan bergabung di Lazada pada tahun 2019 untuk memperluas pasar, Ryan menyadari bahwa potensi pasar di platform digital pun saat itu mulai berkembang dan ia tak ingin melewatkan kesempatan ini.
Ryan yang mencoba memasuki dunia digital mulai memanfaatkan berbagai fitur e-commerce khususnya Lazada seperti kampanye Flash Sale, pelatihan di Lazada University, dan layanan Cash-on-Delivery (COD). Terbukti, upayanya ini membuat Hijmuku semakin berkembang.
Hasilnya luar biasa, omzet Hijmuku terus meningkat. Semakin besar keyakinan Ryan terhadap industri bisnis, membuat Ryan meluncurkan brand helm anak bernama Joykidz pada tahun 2022.
Baca juga: Cerita Upit Pitrianingsih Rintis Bisnis Produk Buah Kering saat Pandemi
Keberhasilannya ini bukan berarti ia bisa lepas dari tantangan dunia bisnis, justru menurutnya semakin berkembang bisnsinya tersebut membawa tantangan baru dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Hasil produksi Hijmuku mulai tidak bisa mengimbangi permintaan pelanggan. Nampaknya, Ryan butuh lebih banyak tenaga yang bisa membantunya memproduksi helm anak.
Sehingga untuk mengatasi tantangan ini, Ryan melibatkan lebih dari 200 keluarga untuk membantu proses produksi helm Joykidz. Dengan kapasitas produksi mencapai 4.000 helm per hari, Hijmuku tidak hanya memenuhi permintaan pasar tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi komunitas di sekitarnya.
Baca juga: Cerita Arsani Membangun HOFI, Inovasikan Kopi Gula Aren dan Kopi Jamu
“Nek nduwi rejeki yo dibagi-bagi (kalau ada rezeki, ya dibagi-bagi). The real power of emak-emak, bisa membantu produksi helm Hijmuku dengan efisien. Jadinya saya tidak lagi kesusahan memenuhi pesanan,” kata Ryan sambil menyelipkan prinsip hidupnya tersebut.
Kini, lebih dari 250 karyawan dan mitra bekerja bersama Ryan. Ia juga rutin mengadakan pelatihan untuk memberdayakan mereka, mulai dari manajemen waktu hingga pemasaran digital.
Hijmuku tak hanya menjadi solusi untuk mendorong keselamatan anak-anak saat berkendara, tetapi juga menjadi harapan baru karena berdayakan masyarakat desa.
“Bagi saya, berbisnis memang tidak selalu soal memperkaya diri sendiri, namun juga bagaimana kita bisa menyediakan produk yang memang berguna dan bisa sekaligus memberdayakan komunitas masyarakat di sekitar kita,” katanya.
Baca juga: Cerita Senoaji Bisnis Online, Berhasil Naikkan Omzet Hingga 800 Persen
Hijmuku adalah bukti bahwa mimpi dan kepedulian seorang pemuda dari desa kecil di Surabaya, bisa membawa perubahan besar. Ryan berhasil menjadi pebisnis yang tidak hanya sukses secara finansial tetapi juga berdampak untuk sekitarnya.
Mimpi Ryan kini adalah menjadikan Joykidz sebagai merek helm anak terkemuka di Asia Tenggara. Dengan dukungan tangan-tangan kreatif masyarakat desa, ia terus berinovasi menciptakan helm yang unik, aman, dan nyaman untuk anak-anak.
“Berkat tangan kreatif warga pula, saya bisa terus berinovasi, menghadirkan helm unik yang pasti aman dan tetap nyaman untuk seluruh keluarga. Mimpi saya adalah membawa brand Joykidz untuk meng-helm-kan anak-anak, tidak hanya di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara,” tambah Ryan.
Baca juga: Cerita Para Disabilitas Berwirausaha, dari Desain sampai FnB
Melihat keberhasilan Ryan yang dalam hal ini juga menggunakan e-commerce Lazada dalam berbisnis, Chief Business Officer Lazada Indonesia, Stefan Winata, mengakatakan Lazada memainkan peran penting dalam mendukung pengusaha seperti Ryan.
“Kisah sukses banyak penjual lokal di Indonesia menjadi inspirasi untuk terus menguatkan komitmen kami mendorong pemberdayaan bisnis lokal di Indonesia. Khususnya pengusaha seperti Ryan, yang memiliki semangat pemberdayaan komunitas yang serupa dengan kami di Lazada,” tutur Stefan.
Dalam rangka menyambut Hari Anak Sedunia pada tanggal 20 November 2024, Lazada juga menyuarakan kesadaran pentingnya melindungi anak saat berkendara, seperti yang Hijmuku lakukan melalui produknya.
Baca juga: Cerita Stefania Menjalankan Bisnis Moaci Gemini, Mochi Khas Semarang Sejak 1985
Sebagai bagian dari strategi hiperlokal, Lazada memulai implementasinya di Surabaya. Mereka mendukung pengusaha lokal dengan membangun rantai pasok lokal, mengurangi biaya pengiriman, dan mempercepat proses pemenuhan pesanan.
“Kami akan terus mengembangkan berbagai program, fitur, dan inisiatif yang didukung teknologi canggih di Lazada yang diharapkan bisa memudahkan pebisnis lokal untuk membuka pasar baru dan mendorong penjualan,” tambah Stefan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.