Dengan kisaran harga mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 25.000, produk ini banyak dilirik oleh mereka yang peduli lingkungan. Menariknya, Riska mengatakan bahwa saat ini yang sudah mulai tertarik dengan produk-produk keberlanjutan ini justru para Gen Z.
Melihat mereka yang paling banyak tertarik dengan proyek ini, tak heran Riska menyasar target pasar para anak muda yang saat ini semangat berkontribusi dengan produk ramah lingkungan.
Baca juga: Cerita Upit Pitrianingsih Rintis Bisnis Produk Buah Kering saat Pandemi
“Mereka sering melihat konten kami di TikTok, bahkan pernah viral. Banyak yang penasaran, kok bisa kertas ditanam? Kemudian mereka kepo dengan produk-produk kami. Akhirnya mereka tertarik untuk membeli. Walaupun misalnya sekedar beli kartu ucapan, mereka ingin juga memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya,” kata Riska.
Namun, memang tidak semua orang langsung memahami manfaat dari kertas bibit ini. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya keberlanjutan. Riska mengakui bahwa edukasi menjadi tantangan terbesarnya.
“Masyarakat Indonesia sebagian besar belum terlalu aware terhadap sustainability. Jadi, kami harus memberikan effort lebih untuk menjelaskan bagaimana kertas ini bisa membantu mengatasi masalah limbah,” kata Riska.
Baca juga: Cerita Arsani Membangun HOFI, Inovasikan Kopi Gula Aren dan Kopi Jamu
Selain berkontribusi terhadap keberlanjutan dan berdampak pada lingkungan, Seed Paper Indonesia juga memberikan dampak sosial.
Usut punya usut, Riska mempekerjakan kaum marjinal seperti mereka yang putus sekolah sejak SD, serta mahasiswa yang membutuhkan penghasilan tambahan.
"Dalam produksi, artisan kertas kami dari kaum-kaum marjinal. Mereka ini orang-orang yang putus sekolah dari SD, yang susah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Beberapa diantaranya juga Mahasiswa-mahasiswa yang belum bekerja Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, itu kami biasanya dibantukan untuk freelancer," paparnya.
Limbah kertas dari masyarakat sekitar juga mereka tampung. Sehingga bsinisnya ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di sekitarnya.
Baca juga: Cerita Senoaji Bisnis Online, Berhasil Naikkan Omzet Hingga 800 Persen
“Untuk di masyarakat sekitar juga kami biasanya menampung sampah kertas dari mereka. Jadi itu menimbulkan impact sosial ekonomi, biasanya kertasnya cuma dibuang tapi kalau dikumpulkan itu bisa jadi tambahan gitu buat mereka,” imbuhnya.
Kini Seed Paper Indonesia telah menjalin kerja sama dengan ratusan brand dan memiliki partner di pasar internasional seperti Singapura, Malaysia, Hongkong hingga Dubai dan Spanyol melalui model Business to Business.
Tak kalah menarik, Riska juga memberikan sedikit informasi bahwa mereka sedang berencana mengembangkan kertas yang bisa menumbuhkan pohon untuk menciptakan hutan kecil.
Bukan hanya tanaman kecil seperti sayur dan bunga, tetapi akan ada kertas yang bisa tumbuh menjadi pohon. Dari pohon dan kembali menjadi pohon.
Baca juga: Cerita Para Disabilitas Berwirausaha, dari Desain sampai FnB
Bagi Riska, bisnis ini lebih dari sekadar mencari keuntungan. Ia berharap bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk memulai langkah kecil demi masa depan yang lebih baik.
Menurutnya, menumbuhkan bisnis bukan hanya persoalan menumbuhkan perekonomian semata, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk keberlanjutan. Masa depan bukan hanya tentang teknologi dan AI, tetapi juga tentang keberlanjutan.
“Kami mengajak juga semua orang untuk ikut berkontribusi menjaga lingkungan. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau misalnya enggak sekarang, kapan lagi? Masa depan yang kita angan-angankan akan lebih baik itu tidak akan bisa tercapai kalau tidak dimulai hari ini,” ucap Riska dengan optimistis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.