Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Desa Wisata Kubu Gadang Kelola Homestay di Tengah Adat Minangkabau

Kompas.com - 08/12/2024, 17:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Wisata Kubu Gadang di Padang Panjang, Sumatera Barat, merupakan desa wisata berbasis experiential learning.

Di sana, pengunjung diajak untuk belajar menanam padi, memasak rendang, hingga mencoba atraksi unik seperti silek lanyah, sebuah seni bela diri tradisional yang dilakukan di lumpur.

Selain itu, saat ini mereka telah mengelola 22 homestay yang menjadi bagian dari salah satu daya tarik wisatanya. Dengan kapasitas 44 kamar dan mampu menampung hingga 150 orang, Kubu Gadang terus mengembangkan infrastruktur dan pelayanan homestay mereka.

Baca juga: Desa Wisata Kubu Gadang Raih Juara 1 IMA UMKM Award 2024 Kategori Wisata

Seperti yang diketahui, dengan masyarakat menyediakan layanan homestay di rumah-rumah mereka, tentu akan aada banyak turis baik dari lokal maupun asing yang singgah di rumah tersebut.

Uniknya, di tengah nilai dan adat Sumatera Barat yang kuat, pengelolaan homestay ini berhasil dilakukan tanpa meninggalkan akar budaya Minangkabau. Desa Wisata Kubu Gadang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat serta agama yang menjadi pedoman masyarakat setempat.

1. Memadukan Homestay dengan Unsur Budaya

Homestay di Kubu Gadang bukanlah properti kosong yang dikhususkan untuk tamu. Melainkan sebagian besar masih dihuni oleh pemilik rumah, yang sering kali terdiri dari nenek, kakek, atau keluarga besar.

Baca juga: UMKM Kategori Wisata dan Umum Raih Penghargaan IMA UMKM Award 2024

Pada dasarnya Hal ini memberikan pengalaman unik bagi wisatawan, karena mereka bisa merasakan langsung kehangatan interaksi dengan masyarakat setempat.

Pengelola homestay juga memadukan unsur budaya dalam pelayanan mereka, dengan begitu pendatang bisa mempelajari budaya-budaya setempat. Melalui strategi seperti ini, meskipun dengan homestay mereka menderima pendatang dari luar, tetapi tidak meninggalkan budaya yang ada.

Misalnya wisatawan disambut dengan pertunjukan seni tradisional pandai silat atau diajak berkeliling desa menggunakan kendaraan khas yang mereka sebut “pajero”, yaitu mobil pickup yang telah dimodifikasi.

Baca juga: Semen Padang Kembangkan Destinasi Wisata Kampung Songket di Sawahlunto

“Kebetulan kita enggak punya rumah gadang untuk homestay, tapi rumah masyarakat yang masih ada penghuninya sebagian, jadi ada neneknya, ada kakeknya. Nanti juga disambut sama pandai silat dan bisa ngerasain naik ‘pajero’ ke kubu gadang. Pajero itu maksudnya mobil pick up, itu kita bawa keliling desa sampai ke sungai,” cerita pionir dan perintis Desa Wisata Kubu Gadang, Yuliza Zen saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, (6/12/2024).

2. Menjaga Kebersihan dan Kualitas Layanan

Tentu saja dalam mengelola homestay sangat perlu dipastikan kebersihan dan kenyamanan sesuai standar. Begitupun Homestay di Kubu Gadang, mereka telah tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).

Baca juga: Perjalanan Sisi Menjadi Seniman, Kini Buka Wisata Edukasi Imah Keramik

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua aspek penginapan, seperti sprei putih bersih dan fasilitas kamar mandi modern, memenuhi standar wisatawan. Menariknya, kesadaran masyarakat untuk meningkatkan fasilitas ini juga datang dari inisiatif mereka sendiri.

“Menariknya di Kubu Gadang, mereka mungkin karena sadar ini bernilai ekonomi jadi mereka mau upgrade sendiri. Warga mulai membeli sprei bagus atau membuat kamar mandi di dalam kamar mereka, tanpa harus menunggu bantuan dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata),” ungkap Yuliza.

3. SOP untuk Menjaga Adat dan Agama

Sebagai desa dengan tradisi dan adat Minangkabau yang kuat, Kubu Gadang tentu sangat memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya. Untuk itu, dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memastikan homestay tidak melanggar prinsip adat. Beberapa aturan yang diterapkan.

Baca juga: Kemenparekraf Siapkan Siapkan Cendera Mata dan Paket Wisata dalam WWF ke-10

SOP tersebut mencakup peraturan mulai dari tidak memperbolehkan minuman keras di homestay, hingga menetapkan aturan ketat untuk memastikan tidak ada tamu yang bukan muhrim menginap bersama.

Halaman:

Terkini Lainnya

Tips Kembangkan Koperasi ala Menkop Budi Arie Setiadi

Tips Kembangkan Koperasi ala Menkop Budi Arie Setiadi

Training
Tak Aktif Sejak Lama, Koperasi Batik Trusmi Akan Dihidupkan Kembali

Tak Aktif Sejak Lama, Koperasi Batik Trusmi Akan Dihidupkan Kembali

Program
1.000 UMKM di Lombok Timur Dapat Sertifikasi Halal Gratis Sepanjang Tahun 2024

1.000 UMKM di Lombok Timur Dapat Sertifikasi Halal Gratis Sepanjang Tahun 2024

Program
Mahasiswa KKN UGM Lakukan Pendataan UMKM di Temanggung Jateng

Mahasiswa KKN UGM Lakukan Pendataan UMKM di Temanggung Jateng

Program
Koperasi Panen Perdana Ikan Kakap Putih dan Kerapu di Muaragembong, Ini Respon Kemenkop

Koperasi Panen Perdana Ikan Kakap Putih dan Kerapu di Muaragembong, Ini Respon Kemenkop

Program
Bawang Goreng: Peluang Bisnis dan Negara Potensial Ekspor

Bawang Goreng: Peluang Bisnis dan Negara Potensial Ekspor

Training
Pemkab Kepulauan Seribu Akan Bangun 15 Kios UMKM di Pulau Kelapa

Pemkab Kepulauan Seribu Akan Bangun 15 Kios UMKM di Pulau Kelapa

Program
Wujudkan Swasembada Pangan, Pemerintah Optimalkan PLUT sebagai Pusat Ekosistem

Wujudkan Swasembada Pangan, Pemerintah Optimalkan PLUT sebagai Pusat Ekosistem

Program
Kisah PamPam, Aktif Affiliate Marketing hingga Raih Cuan Puluhan Juta Rupiah

Kisah PamPam, Aktif Affiliate Marketing hingga Raih Cuan Puluhan Juta Rupiah

Jagoan Lokal
BRI Salurkan KUR Sebesar Rp 184,98 Triliun kepada 4 Juta UMKM

BRI Salurkan KUR Sebesar Rp 184,98 Triliun kepada 4 Juta UMKM

Program
Ingin Ciptakan Lapangan Kerja Baru, BNI Latih Pekerja Migran Hong Kong

Ingin Ciptakan Lapangan Kerja Baru, BNI Latih Pekerja Migran Hong Kong

Training
5 Jenis Kambing yang Bisa Dijadikan Pilihan Berbisnis Hewan Ternak

5 Jenis Kambing yang Bisa Dijadikan Pilihan Berbisnis Hewan Ternak

Training
PLUT Batam Bina 1.800 Pelaku UMKM, 80 Persen Sektor Kuliner

PLUT Batam Bina 1.800 Pelaku UMKM, 80 Persen Sektor Kuliner

Training
Disperindag Sulsel Siapkan Strategi Pemasaran untuk Bantu UMKM Naik Kelas

Disperindag Sulsel Siapkan Strategi Pemasaran untuk Bantu UMKM Naik Kelas

Training
Wamen UMKM Sebut PNM Katalisator Tumbuh Kembang Pengusaha Ultra Mikro di Indonesia

Wamen UMKM Sebut PNM Katalisator Tumbuh Kembang Pengusaha Ultra Mikro di Indonesia

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau