MATARAM, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melakukan pendampingan untuk mendorong pelaku-usaha di wilayah setempat berani melakukan ekspor komoditas lokal non tambang.
Kepala Dinas Perdagangan Pemprov NTB Baiq Nelly mengatakan, selama ini pelaku usaha lokal takut untuk memulai ekspor dan berhadapan dengan dokumen eksportir.
"Kami selalu mengupayakan pelaku-pelaku usaha lokal di Nusa Tenggara Barat untuk berani sebagai eksportir," ujar Nelly di Mataram, Kamis (16/1/2025) seperti dilansir dari Antara.
Nelly menuturkan, komoditas lokal non tambang yang sudah menembus pasar luar negeri, di antaranya vanili, mutiara, ikan, udang vaname, jagung, dan manggis. Bahkan, beberapa komoditas yang baru menjajaki pasar ekspor adalah kemiri dan kerang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditas non tambang di Nusa Tenggara Barat sebesar 7,23 juta dolar AS pada Desember 2024.
Baca juga: BRIN Kembangakan Hilirisasi Rumput Laut Lewat Inovasi Riset Bioindustri di Lombok
Angka itu mengalami peningkatan sebanyak 30,06 persen secara month to month bila dibandingkan capaian pada November 2024 yang hanya berjumlah 5,56 juta dolar AS.
"Komoditas lokal NTB sangat layak ekspor dan bisa bersaing. Hal ini yang membuat kami percaya diri untuk terus melakukan promosi," kata Nelly.
Pada 13 Januari 2025, Nusa Tenggara Barat melakukan pengiriman ekspor kemiri sebanyak 20 ton dengan nilai mencapai Rp790 juta. Ekspor kemiri itu dilakukan oleh usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) Mujnah Kemiri Lombok Tengah.
Nusa Tenggara Barat memiliki lahan perkebunan kemiri seluas 2.254 hektare dengan total produksi 1.878 ton gelondongan per tahun.
"Ekspor kemiri bahkan bertambah karena ada permintaan Jepang yang kami persiapkan," kata Nelly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.