Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Produk Dalam Negeri Masih Impor, Teten Masduki: Kita Bisa Ganti dengan UMKM

Kompas.com - 24/03/2022, 14:16 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BALI, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki memastikan pihaknya akan memenuhi kebutuhan produk dalam negeri. 

Hal ini disampaikan Teten saat berkunjung kunjungan ke Business Matching Pengadaan Produk Dalam Negeri dan UMKM 2022 di Nusa Dua, Bali.

Menurut Teten, masih banyak produk dalam negeri masih impor seperti alat-alat kesehatan, alat pertanian dan teknologi pengelolaan makanan.

Teten menyampaikan, produk yang diimpor sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri. 

"Nah ini kita dari sisi suplainya akan beresin ekosistemnya. Sehingga kita berani untuk tidak lagi impor. Dan kita bisa memproduksi kebutuhan dalam negeri dari produk UMKM," ujar Teten dalam siaran persnya.

"Di mana untuk kuantitas dan kualitas produk dalam negeri kita sudah siap. Bahkan tidak kalah dengan produk luar negeri," tambah Teten.

Teten menjelaskan, produk dalam negeri ini memang membutuhkan kebijakan pemerintah. 

Kemudian, lanjutnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah menyampaikan bahwa belanja Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan BUMN harus menyerap produk UMKM.

"Jadi di Undang-Undang (UU) Cipta Kerja 40 persen belanja negera harus membeli produk UMKM dan sekitar Rp400 triliun. Coba kalau APBN sudah Rp5.000 trilun hitung berapa valuenya? Ini besar sekali," ungkap Teten.

Teten juga mencontohkan produk dalam negeri seperti bambu Indonesia sangat kaya dan produktif dari China dan Negara luar negeri yang memiliki empat musim.

"Kita juga punya tradisi bambu dan bisa mengganti kayu. Dari segi ekonomi juga ini bisa menjawab masalah lingkungan karena bambu bisa di produksi dengan cepat dan punya nilai ekonomi yang sangat besar," ujar Teten.

Dikutip dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor Indonesia pada Desember 2021 mencapai US$21,36 miliar, naik 10,51 persen dibandingkan November 2021 atau naik 47,93 persen dibandingkan Desember 2020.

Impor migas pada Desember 2021 tercatat senilai US$3,38 miliar, naik 11,66 persen dibandingkan November 2021 atau naik 127,95 persen dibandingkan Desember 2020.

Sementara itu, impor non-migas Desember 2021 senilai US$17,98 miliar, naik 10,29 persen dibandingkan November 2021 atau naik 38,78 persen dibandingkan Desember 2020.

Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Desember 2021 dibandingkan November 2021 adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$401,5 juta (15,24 persen).

Sementara penurunan terbesar adalah serealia US$135,2 juta (38,63 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Desember 2021 adalah Tiongkok US$55,74 miliar (32,66 persen), Jepang US$14,61 miliar (8,56 persen), dan Thailand US$9,08 miliar (5,32 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$29,31 miliar (17,17 persen) dan Uni Eropa US$10,97 miliar (6,43 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Desember 2021 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$5.529,5 juta (37,73 persen), bahan baku/penolong US$44.174,2 juta (42,80 persen), dan barang modal US$4.924,1 juta (20,77 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

Training
Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Jagoan Lokal
Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Jagoan Lokal
Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Program
Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Jagoan Lokal
Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Training
Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Program
Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Training
Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Training
Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Jagoan Lokal
Keuntungan Bisnis Jasa, Tak Perlu Modal Besar tapi Cuannya Tinggi

Keuntungan Bisnis Jasa, Tak Perlu Modal Besar tapi Cuannya Tinggi

Training
Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Training
Ini Situasi yang Tepat untuk Menggunakan Endorsement Marketing

Ini Situasi yang Tepat untuk Menggunakan Endorsement Marketing

Training
Pahami 4 Hal Ini Sebelum Menggunakan Influencer untuk Marketing

Pahami 4 Hal Ini Sebelum Menggunakan Influencer untuk Marketing

Training
Ini 4 Cara Content Marketing Kamu Bisa Menghasilkan Cuan

Ini 4 Cara Content Marketing Kamu Bisa Menghasilkan Cuan

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com