MALANG, KOMPAS.com - Permintaan keripik buah asal Kota Batu meningkat menjelang musim liburan akhir tahun atau natal dan tahun baru (Nataru). Salah satunya seperti yang dirasakan oleh pemilik usaha rumahan produksi keripik buah yakni Khamim Tohari.
Khamim mengatakan dari beberapa jenis keripik seperti apel, pisang, nangka, mangga, nanas dan salak mengalami peningkatan pesanan mencapai 60 persen. Biasanya keripik dari usahanya itu dikirim ke tokoh oleh-oleh yang ada di Malang Raya.
"Kami pemasarannya juga ke Lampung, Bandung, Jakarta. Tetapi yang paling besar pasarnya di Malang Raya, biasanya dari toko oleh-oleh tapi ada juga yang beli kemudian dijual lagi. Karena keripik buah ini kan di Malang ketika musim liburan banyak wisatawan datang menjadi buah tangan," kata Khamim pada Rabu (7/12/2022).
Baca juga: Penjual Ikan di Batu Pasarkan Ikan Secara Online
Dia mengatakan setiap hari untuk produksi keripik apel saja membutuhkan bahan baku buah apel sekitar 1,5 ton. Sementara, pada bulan-bulan sebelumnya paling tinggi kebutuhan bahan baku tersebut sekitar 1 ton dalam sehari.
"Yang paling utama apel karena bahan bakunya setiap hari ada di Malang, kalau seperti lainnya, nangka itu kan musiman, bulan ini memang banyak, tapi nanti bulan kedua 2023 sudah menurun bahan bakunya," katanya.
Kini harga keripik buahnya juga mengalami kenaikan sejak Oktober lalu seiring dengan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok dan BBM.
Seperti keripik apel setiap kilogramnya dihargai sebesar Rp 95.000, keripik nangka Rp 120.000, keripik mangga Rp 95.000, keripik nanas Rp 100.000, keripik salak Rp 85.000 dan keripik pisang Rp 80.000.
"Selisih naiknya Rp 5.000 dari tiga bulan yang lalu, karena seperti minyak goreng kan naik, BBM. Ini kita jualnya grosiran," katanya.
Usaha yang sudah ada sejak tahun 2012 lalu itu, kini dalam sehari dapat menghasilkan omzet sekitar Rp 9 juta. Total ada 40 pegawai yang bekerja dan produksi dilakukan mulai pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Baca juga: Luna Guitarworks, Gitar dari Sidoarjo yang Jadi Langganan Musisi Lokal dan Asing
"Ada peningkatan, Alhamdulillah karena pandemi awal itu kita sempat tutup. Terus tahun ini (2022) mulai produksi lagi bertahap, dulu awal setelah tutup itu hanya 25 pegawai, permintaan terus ada sekarang ada 40 pegawai, tapi mereka giliran," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.