GRESIK, KOMPAS.com - Sudah lama Desa Srowo yang berada di Kecamatan Sidayu, dikenal banyak orang sebagai salah satu tempat sentra penghasil bongolan maupun kerupuk ikan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Srowo untuk dapat mengenalkan potensi kerupuk ikan yang dihasilkan oleh warga. Dengan harapan, baik krupuk maupun bongolan yang dihasilkan oleh warga desa dengan luas sekitar 400 hektar tersebut dapat lebih luas dikenal masyarakat luar.
"Dulu waktu saya masih kecil, mayoritas warga sini itu nelayan. Kemudian sekitar tahun 1980-an sudah mulai banyak yang tidak lagi melaut, dengan mulai beralih membuat bongolan dan krupuk," ujar Kepala Desa Srowo, Mohammad Anam pada Rabu (17/5/2023).
Sejak saat itu, warga Desa Srowo mulai getol membuat bongolan dan kerupuk ikan untuk dipasarkan. Lambat laun kerupuk dan bongolan produk warga Desa Srowo banyak digemari, tidak hanya di lingkup Kecamatan Sidayu tetapi hingga luar Kabupaten Gresik.
Kendati demikian, hingga saat ini untuk pemasaran krupuk ikan yang dihasilkan warga masih dilakukan sederhana. Pembeli biasanya langsung memesan kepada warga Desa Srowo yang menjual, dengan kebanyakan dijual dalam bentuk belum matang.
Sehingga memungkinkan dapat dilabeli oleh pihak lain yang membeli, kemudian dijual kembali dalam bentuk kerupuk matang.
"Ada 50 UMKM di Desa Srowo, yang biasa memproduksi dan menghasilkan bongolan maupun kerupuk ikan. Namun kebanyakan itu kerupuk," ucap Anam.
Pemdes Srowo terus gencar membantu promosi para pelaku UMKM kerupuk, supaya produk yang dihasilkan dapat dikenal masyarakat lebih luas. Termasuk, membentuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pada 2017, yang pada 2020 dilakukan support untuk penyertaan modal.
"Kami juga bantu memberi dukungan kepada para pelaku UMKM di sini, agar semua UMKM mengurus dan kemudian mendapatkan izin dari pihak-pihak terkait, sehingga pemasaran bongolan maupun krupuk produksi warga Desa Srowo bisa lebih luas dan semakin dikenal banyak orang," kata Anam.
Kampung Krupuk
Untuk menata Desa Srowo menjadi lebih baik dan sekaligus dapat menjadi rujukan para pembeli maupun penggemar kuliner, Pemdes setempat tengah berupaya untuk menyelesaikan kawasan kampung kerupuk terintegrasi.
"Kawasan sentra krupuk sudah jalan (progres), kami berharap bisa selesai dan diresmikan 2024 mendatang. Kami inginnya terintegrasi, supaya desa menjadi lebih tertata dengan baik dan tidak terkesan kumuh," tutur Anam.
Kawasan yang sedang dalam progres pembangunan ini, nantinya bakal menampung semua pelaku UMKM kerupuk ikan di Desa Srowo. Para pelaku UMKM kerupuk ikan bakal menempati bangunan, yang telah dipersiapkan di kawasan tersebut.
"Sehingga tidak ada pelaku UMKM yang menjemur krupuk di depan rumah, karena semua kegiatan produksi dapat dilakukan di kawasan kampung krupuk. Termasuk nantinya akan kami pikirkan, bagaimana sampah dari bahan ikan yang digunakan untuk krupuk, dapat dimanfaatkan lagi," tutur Anam.
Kawasan kampung kerupuk yang sedang dikembangkan menempati tanah kas desa. Berdiri di atas lahan lebih dari 6.000 meter persegi, bakal dilengkapi area penjemuran kerupuk, gedung produksi (bangunan untuk 50 UMKM berukuran masing-masing 3x5 meter persegi), gedung pengolahan ikan, gedung logistik, gedung pelatihan, mushala, toilet, gedung pemasaran, pos jaga, gapura dan pujasera.