Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Hijack Sandals, Bermula dari Kebiasaan Memakai Sandal Saat ke Kampus

Kompas.com - 30/06/2023, 15:05 WIB
Zalafina Safara Nasytha,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comHijack Sandals merupakan salah satu merek fesyen dengan produk sandal yang dibuat asli di dalam negeri, tepatnya di Kota Bandung, Jawa Barat.

Co-Founder dan CMO Hijack Sandals, Fahmi Faisal, menceritakan bahwa produk sandal yang diproduksinya ini awal mulanya terinspirasi dari kebiasaan sang partner, Zaki, yang gemar memakai sandal ke kampus.

“Waktu saya kuliah tahun 2010, waktu itu semester akhir dan sedang mengerjakan skripsi juga bersama partner saya, Zaki, dia cukup ikonik di kampus saya karena dia satu-satunya orang yang memakai sandal ke kampus,” jelasnya dalam acara WhatsApp MSME Summit 2023 di Jakarta.

Kebiasaannya itu seringkali membuat sang partner diusir oleh satpam kampus, karena mengenakan sandal. Di situ, Fahmi melihat hal tersebut sebagai sebuah keunikan.

Baca juga: Co-founder Hijack Sandals Ungkap Pentingnya Data Konsumen untuk Komunikasi

Di tengah-tengah tren sepatu boots kulit pada tahun 2010, Fahmi dan Zaki berpikir kenapa tidak ada brand yang membuat sandal dan cuma sepatu? Padahal di Indonesia, masyarakatnya sangat senang menggunakan sandal.

Dari situ lah akhirnya Fahmi dan Zaki memutuskan untuk mencoba membuat sandal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Bandung, tepatnya di daerah Cibaduyut pada 2010.

“Waktu itu saya coba buat di Cibaduyut tahun 2010 bersama partner saya. Saya develop seadanya, saya bikin sendiri polanya, bikin sol sendiri juga, terus akhirnya saya coba jualin teman-teman dulu di kampus,” tuturnya.

Setelah dicoba beberapa kali oleh teman-temannya, ternyata disukai, sehingga mereka mantap menekuni Hijack Sandals ini.

Baca juga: Berawal dari Kegelisahan, Naning Mulai Bisnis Oleh-oleh Berbahan Kain Perca

Tak berhenti di situ, Fahmi dan Zaki juga berusaha untuk mencoba develop membuat produk sandal yang progressive, yang modelnya tidak selalu seperti model-model yang ada sejak zaman dahulu.

“Akhirnya kita coba cari referensi ke luar, ke dalam, tanya teman-teman yang di luar, tanya budaya-budaya di luar itu (bagaimana) dan akhirnya terbentuklah Hijack Sandals,” kata Fahmi.

Ia juga mengatakan, awal memulai Hijack Sandals ini ada pada sebuah gubuk yang menjadi tempat bekerja 3 orang crafter beserta Fahmi dan Zaki di dalamnya. Bahkan, ketika hujan komputernya juga berisiko basah terkena air hujan.

Baca juga: Founder EITR Fragrance Bagikan 5 Tips Memulai Bisnis

“Mungkin ini juga bisa sedikit menjadi semangat untuk teman-teman, bahwa ini saya juga bisa mulai dari sini,” ucapnya.

Fahmi menambahkan, Hijack sebagai sandal yang progressive sejauh ini sudah mampu menunjukkan eksistensinya dengan melakukan kolaborasi-kolaborasi bersama dengan entitas lain selain merek fesyen.

Pada saat pandemi, ia pernah membuat sandal yang berasal dari jamur yang kemudian diolah menjadi kulit dan dipamerkan di salah satu event di Jakarta.

Baca juga: Tips Berwirausaha Bagi Pemula, Salah Satunya Jangan Gengsi

Selain itu, Hijack juga pernah berkolaborasi dengan Offtrack, salah satu restoran yang ada di Singapura.

“Mereka adalah restoran yang cukup progressive juga, karena mereka menjual makanan iculture, ada yang dari Indonesia juga mereka bawa ke sana. Akhirnya, kita mencoba membuatkan mereka sebuah apron,” jelas Fahmi.

Uniknya, apron ini 90% terbuat dari sisa bahan yang dimiliki Hijack Sandals.

Sejauh ini, Hijack Sandals sudah membuka 3 gerai yang terletak di Bandung, Jakarta, dan Bali.

Baca juga: Todung Mulya Lubis Ungkap Kunci dalam Menjalankan Bisnis, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau