Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pony Mastia Merintis Kolegarasa, Awalnya Buka Pesanan Jajanan Korea di Kantor

Kompas.com - 17/11/2023, 15:39 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Bungeoppang, Menu yang Banyak Diincar

Ia menceritakan, banyak mahasiswa bahkan para karyawan di UAI yang berdatangan ke kantin, tepatnya ke kios Kolegarasa untuk bisa membeli jajanan bungeoppang yang unik.

Bungeoppang adalah kue berbentuk ikan dengan berbagai isian, yang merupakan salah satu camilan favorit di Korea Selatan.

Namun, karena keterbatasan sumber daya manusia yang dialami Tia, membuatnya menerima banyak keluhan karena membuka kios di siang hari.

“Saya biasanya baru buka itu jam 11, karena saya mempersiapkan semuanya sendiri di rumah, belum ada yang bantuin. Nah, saya dengar mereka itu sering mondar-mandir ke kantin untuk datang ke kios saya dan menanti untuk beli bungeoppang,” lanjut Tia.

Dengan maksud untuk menyenangkan hati para konsumen, Tia sudah menyusun rencana untuk memproduksi lebih banyak bungeoppang. Katanya, ia akan menambah jumlah bahan hingga dua kali lipat.

“Dalam beberapa waktu ke belakang memang sudah rencana untuk menambah kuantitas, yang biasanya hanya pakai bahan 1 kilogram tepung, saya naikkan jadi 2 kilogram,” jelas Tia.

Hal itu berpengaruh pada besaran omzet yang diperoleh dari penjualan bungeoppang sendiri, yang dikatakan Tia bisa mencapai Rp 500.000 sampai Rp 600.000 per hari.

Baca juga: Kisah Heni Wijiastuti, Raup Cuan dari Hutan Kalimantan jadi Produk Herbal

Merintis Kolegarasa Dengan Penuh Perjuangan

Dibalik nama Kolegarasa, tersimpan sejuta cerita yang pernah Tia alami.

Katanya, nama Kolegarasa berawal dari sebuah kata, Kolega, yang selalu terngiang di benaknya sejak pertama kali ia mengetahui arti kata kolega dari pamannya.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kolega berarti teman sejawat atau teman sepekerjaan. Sedangkan rasa, adalah sesuatu yang bisa dirasakan oleh setiap orang melalui alat indera.

Bertubi-tubi rasa yang telah dilalui Tia, dari kesedihan yang mendalam atas kepergian sang ayah, hingga harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadikan dasar kekuatannya untuk menjalankan usaha.

Dengan demikian, Kolegarasa menjadi perpaduan akan segala perasaan dan peristiwa yang telah dialami Tia, juga menjadi pengingat bahwa dahulu ia dapat memulai bisnis ini dari permintaan koleganya.

Ia berharap untuk ke depannya, Kolegarasa dapat memberikan segala rasa yang terbaik bagi para konsumen, juga bisa mempekerjakan tuna karya tanpa adanya pembatasan dan pembedaan.

Baca juga: Kisah Sukses Irena, Bawa Minuman Cokelat asal Jawa Timur ke Amerika Serikat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau