Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tips Merintis Bisnis Barang Vintage

Kompas.com - 11/12/2023, 14:05 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Barang-barang vintage selalu punya daya tarik dan memiliki penggemar sendiri.

Untuk membangkitkan kenangan masa lalu, Helmi Suana Permanahadi (42) membuat radio dari kayu dengan desain vintage.

Bisnis yang dibangunnya sejak tahun 2018 ini diberi nama Sound of Art.

“Saya memang hobi kayu. Untuk itu, saya berusaha menggabungkan antara seni, desain, dan musik elektronika,” kata pria yang akrab disapa Helmi ini, saat ditemui Kompas.com pada pameran Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta beberapa waktu lalu.

Melalui tangan dinginnya, Helmi mampu memproduksi sebanyak 120 hingga 200 pcs setiap bulannya. Bahkan, produk Sound of Art berhasil terpilih menjadi souvenir pada event G20 Indonesia 2022 dan MotoGP Mandalika 2023.

Baca juga: Kisah Helmi Rintis Sound of Art, Radio Vintage yang Jadi Souvenir G20 dan MotoGP

Produk Radio Vintage dari Sound of Art (2)Nur Wahyu Pratama Produk Radio Vintage dari Sound of Art (2)

Bagi kamu yang ingin membangun usaha produk vintage atau produk berbahan dasar kayu, Helmi membagikan 4 tips.

1. Melihat Potensi Sekitar

Helmi memulai usaha membuat radio bernuansa klasik, berawal dari dirinya yang melihat banyaknya limbah kayu jati di sekitarnya.

“Saya melihat potensi teman dan limbah kayu di sekitar, kayu jati salah satunya. Untuk itu, tahun 2016 saya coba membuat prototipe dan pada tahun 2018 saya meluncurkan produk pertama saya,” kata Helmi.

Sebagai pelaku usaha kerajinan tangan, kamu harus mampu melihat setiap sumber daya di tempat tinggalmu, yang memiliki potensi besar menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Kisah Nurul Hilal Membangun Bisnis Home Decor Berbahan Kayu Jati

2. Modal

Selanjutnya, untuk memulai usaha, kamu tentu harus menyiapkan modal. Besar kecilnya modal tergantung pada skala usaha yang kamu inginkan dan kemampuan biaya yang kamu miliki.

“Saat awal memulai, modal kami hanya Rp 5 juta hingga Rp 10 juta untuk beli bahan baku limbah kayu jati yang digunakan untuk membuat prototipe kayu. Selain itu juga membeli alat yang sederhana, yang penting bisa membuat satu desain dahulu,” tutur Helmi.

3. Tekun dan Fokus

Setelah produk diluncurkan, sebagai pelaku usaha kamu perlu memastikan kelangsungan produksimu. Agar bisnis kamu terus berjalan, kamu haru tekun dan fokus menjalankan usaha. Selain itu, bedakan juga antara hobi dan bisnis.

"Kesalahan umum yang dilakukan pengrajin, yaitu dalam seminggu hanya produksi dua hingga tiga produk. Kalau seperti itu berarti masih belum berbisnis, melainkan menjalankan hobi," ujarnya.

“Kalau bisnis itu harus jelas acuannya ke mana, harga pokok produksi (HPP)-nya berapa. Karena, saya ingin membuat satu ekosistem yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar membuat radio tapi desain lain yang bisa diterima oleh masyarakat Indonesia dan dunia,” tambah Helmi.

Baca juga: Cerita Roy Anugrah, Perajin Kayu yang Produknya Sampai Spanyol

4. Rajin Ikuti Pameran

Produk kerajinan umumnya memiliki keunikan tersendiri. Apalagi jika produk yang kamu buat, merupakan produk inovatif baru yang ada di Indonesia.

Karena unik, beberapa pelaku usaha kerajinan terkadang sulit untuk mencari dan menciptakan pasar dalam menjual produk ciptaannya.

Menurut Helmi, salah satu cara agar produk kita bisa lebih dikenal masyarakat luas adalah dengan rutin mengikuti pameran. Dari situ, kita sebagai pelaku usaha juga bisa melihat respons pasar terhadap produk yang ditawarkan.

“Saya sulit memperkenalkan produk. Oleh karena itu, saya coba ikut pameran untuk mencari tahu juga produk yang saya buat diminati oleh kalangan apa saja dan sejauh mana produk saya bisa diterima oleh masyarakat,” jelas Helmi.

"Buat teman-teman yang sedang berjuang, berpikirlah sederhana, keluarkan semua dari hati. Hal ini karena, karya terlahir dari mimpi dan usaha untuk membuat perubahan," tutup Helmi.

Baca juga: Kisah Ahmat, Rintis Usaha Limbah Kayu Jati dan Berdayakan Masyarakat Sekitar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau