Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Hal-hal Ini agar Bisnis Anda Jauh dari Potensi Bangkrut

Kompas.com - 12/05/2024, 18:30 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bangkrut adalah hal terbesar dan paling tidak diinginkan bagi setiap pelaku usaha. Tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat menghancurkan reputasi yang telah dibangun dengan susah payah selama bertahun-tahun.

Bisnis yang bangkrut bisa terjadi ketika pelaku usaha berutang banyak kepada bank atau peminjaman modal lain dan ia tidak bisa membayarnya. Produk-produk yang dijual pun tidak lagi dapat membiayai bisnisnya.

Baca juga: 4 Cara Kelola Modal Usaha agar Tidak Bangkrut

Untuk menghindari risiko ini, penting bagi para pemilik bisnis untuk mengenali dan menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan bisnis mereka menuju ke jurang kebangkrutan se-dini mungkin.

Dilansir dari The Balance Money, berikut hal-hal yang membuat bisnis jatuh dan bangkrut, yang harus Anda hindari;

1. Manajemen yang Buruk

Jangankan manajemen bisnis, manajemen waktu bagi diri sendiri yang buruk akan menggagalkan rencana dan berakibat fatal bagi diri sendiri. Apalagi bisnis yang terdiri dari berbagai macam operasional dan terdiri dari banyak orang.

Semua operasional bisnis harus mempunyai manajemen yang baik. Dikarenakan manajemen bisnis yang buruk dapat menjadi penyebab utama kebangkrutan pada bisnis.

Manajemen yang buruk mempengaruhi semua aspek bisnis, termasuk pengambilan keputusan, pengelolaan sumber daya, pengembangan strategi, dan interaksi dengan pelanggan, karyawan, dan pemasok.

2. Pemasaran yang Tidak Efektif

Hal yang paling penting dari sebuah bisnis adalah pemasaran. Sebagus apapun produk Anda, jika tidak melakukan pemasaran yang tepat, maka produk Anda tidak akan dikenal di pasar.

Pemasaran harus efektif dan tepat. Jika Anda hanya melakukan pemasaran yang asal dengan tidak memperhatikan siapa yang dituju atau platform apa yang digunakan, Anda tidak akan mendapatkan keuntungan.

Jadi semua usaha pemasaran Anda akan sia-sia, padahal dari situ Anda sudah mengeluarkan anggaran pemasaran. Transaksi jual beli tidak akan terjadi, perputaran uang gagal. Anda tidak bisa membeli bahan baku karena defisit, apalagi untuk membayar tenaga kerja Anda.

Baca juga: 4 Cara Kelola Modal Usaha agar Tidak Bangkrut

3. Keuangan yang Tidak Sehat

Jika bisnis tidak memiliki cukup uang tunai atau aset likuid untuk memenuhi kewajiban keuangan sehari-hari, seperti membayar gaji karyawan, tagihan pemasok, atau cicilan pinjaman (jika ada), maka bisnis tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan yang serius dan berisiko kebangkrutan.

Meminjamnya di bank atau pinjaman modal lain tidak akan membantu banyak. Anda akan terus kesulitan untuk membayarnya nanti, ditambah ada bunga yang berlaku.

Biasanya keadaan seperti itu terjadi karena pemborosan dan banyaknya pengeluaran yang tidak perlu. Anda harus memprioritaskan pengeluaran yang penting-penting saja.

4. Tidak Mempunyai Rencana atau Antisipasi

Kita semua tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk saat pademi Covid-19 lalu dan perubahan atau terjadinya resesi ekonomi.

Sebuah bisnis yang baik selalu mempunyai rencana dan antisipasi untuk menghadapi hal darurat yang sebelumnya tidak ada dalam daftar rencana. Buktinya banyak bisnis yang bangkrut dan tutup karena pandemi.

Anda bisa menyiapkan tabungan darurat yang sebelumnya sudah disisihkan. Jadi saat Anda dilanda suatu masalah dan hal itu memerlukan banyak uang, Anda bisa memakainya dari situ.

5. Tidak Berinovasi

Dunia bisnis akan selalu mengikuti perkembangan zaman, tren, dan minat pasar. Jika Anda tak berinovasi, Anda akan tersisihkan dengan kompetitor-kompetitor lain di luar sana.

Model atau motif yang ketinggalan zaman tidak akan dibeli oleh pengunjung. Maka Anda harus berinovasi dengan mengikuti tren agar mengundang audiens membeli produk Anda.

Contohnya, baru-baru ini toko sepatu terkenal di Indonesia terancam tutup di semua wilayah Indonesia. Pelanggan mengaku perusahaan sepatu itu kurang berinovasi atas desain sepatunya.

Baca juga: Ingin Bangkit dari Bisnis yang Bangkrut? Coba Lakukan Tips Ini

6. Faktor Eksternal Lain

Faktor eksternal atau luar yang dimaksud biasanya ada perubahan kebijakan pemerintah. Misalnya ada kebijakan pemerintah yang merugikan bisnis-bisnis kecil.

Seperti saat itu tidak ada larangan untuk pembatasan barang baru ataupun bekas (thrifting) dari luar negeri masuk ke Indonesia dan dijual dengan harga yang sangat murah.

Akibatnya produk-produk lokal Indonesia tidak dilirik karena faktor harganya. Produk lokal tidak bisa menurunkan harganya sejauh produk impor yang masuk. Maka mereka pasti kalah bersaing soal harga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

Training
WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Training
5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

Training
Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Program
Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Training
Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Jagoan Lokal
Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Training
iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

Program
Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Jagoan Lokal
Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Training
Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Program
Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Program
Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Program
Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Program
7 Ide Bisnis Produk Makanan dan Minuman Olahan dari Susu Sapi

7 Ide Bisnis Produk Makanan dan Minuman Olahan dari Susu Sapi

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau