Proses pengembalian dana bisa memakan waktu dan sumber daya, terutama jika volume refund tinggi, yang menambah beban administrasi bagi bisnis.
Sementara itu, transaksi reversal atau pembatalan transaksi adalah proses di mana transaksi dibatalkan sebelum dana benar-benar berpindah ke penjual. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk kesalahan teknis, deteksi penipuan, atau informasi pembayaran yang salah.
Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Logo dan Merek Bisnis
Reversal ini biasanya terjadi selama atau segera setelah transaksi. Jika terjadi kesalahan, sistem pembayaran atau bank dapat membatalkan transaksi tersebut sebelum dana benar-benar ditransfer. Ini sering terjadi pada pembayaran digital atau transaksi kartu kredit.
Seperti yang diketahui, bahwa ini merupakan salah satu tantangan dalam ruang lingkup bisnis digital. Sangat rentan akan kesalah teknis hingga potensi kejahatan cyber seperti penipuan.
1. Kehilangan Penjualan
Ketika transaksi dibatalkan, kamu tentu akan kehilangan pendapatan yang diharapkan. Dalam beberapa kasus, reversal ini juga bahkan juga bisa menghilangkan pembeli.
Baca juga: Pahami Perbedaan Strategi dan Taktik Bisnis, Jangan Sampai Salah
Dengan kata lain, hilangnya transaksi bisa menjadi peluang hilangnya penjualan karena pelanggan mungkin tidak melanjutkan pembelian setelah reversal.
2. Risiko Penipuan
Reversal sering kali terjadi ketika sistem mendeteksi adanya aktivitas penipuan, seperti penggunaan kartu kredit yang dicuri. Saat ini, bisnis online di platform digital sangat rentan akan tantangan seperti ini.
Sayangnya, jika bisnis sering mengalami reversal, ini bisa menunjukkan bahwa mereka menjadi target fraud, yang bisa merusak kepercayaan pelanggan.
Baca juga: Apa Perbedaan Owner dan Founder? Simak Penjelasannya
3. Kehilangan Reputasi
Jika bisnis kamu terlalu banyak reversal, terutama karena kegagalan sistem pembayaran dapat membuat pelanggan merasa tidak aman bertransaksi dengan bisnis tersebut.
Ini bisa berdampak negatif pada loyalitas pelanggan dan reputasi jangka panjang. Mungkin saj amereka jadi takut dan lebih memilih penjual lain.
Jika berbicara mengenai reversal dan refund dengan masing-masing risikonya, lantas mana yang lebih berbahaya bagi bisnis? Tentu keduanya sama-sama berdampak negatif dan merugikan bisnis.
Baca juga: Simak Perbedaan Omzet dan Profit, Pelaku Usaha Pemula Wajib Tahu
Namun, dapat disimpulkan bahwa antara refund dan reversal memiliki segmentasi yang sedikit berbeda, sehingga berbahaya untuk dua kategori bisnis yang berbeda pula.
Refund lebih berbahaya bagi bisnis yang memiliki segmentasi produk fisik, di mana biaya operasional seperti produksi, pengiriman, dan pengelolaan barang sudah dikeluarkan. Pengembalian dana berulang kali ini bisa merusak margin keuntungan dan menandakan masalah dengan kualitas produk atau layanan.
Baca juga: Jangan Salah! Ini Perbedaan Wirausaha dan Wiraswasta
Transaksi reversal lebih berbahaya bagi bisnis yang segmentasinya berfokus pada layanan online atau transaksi digital. Risiko penipuan dan kegagalan sistem pembayaran lebih besar dalam konteks ini.
Sehingga baik refund maupun reversal memiliki dampak yang dapat merugikan bisnis. Refund berhubungan dengan kehilangan pendapatan setelah produk dikirimkan, sementara reversal terkait dengan potensi penipuan atau kesalahan transaksi sebelum pembayaran diterima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.