Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Reversal dan Refund: Perbedaan dan Penjelasan Resikonya

Kompas.com - 25/10/2024, 15:10 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelaku usaha, baik itu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) maupun usaha yang sudah berskala besar, perlu mengetahui apa itu transaksi reversal. Sering disamakan dengan pengembalian dana atau refund, nyatanya kedua hal ini berbeda tetapi sama-sama berisiko bagi bisnis.

Dalam menjalankan bisnis, terutama yang melibatkan transaksi digital atau pembayaran elektronik, istilah refund dan reversal sering muncul. Meski keduanya berkaitan dengan pengembalian dana, refund dan reversal memiliki perbedaan signifikan dalam proses dan dampaknya terhadap bisnis.

Maka dari itu, kamu sebagia pelaku usaha dapat simak penjelasan berikut untuk memahami perbedaan keduanya serta risiko yang dapat ditimbulkan, seperti yang dilansir dari Gramedia.com,

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan White Label dan Private Label

Mengenal Refund atau Pengembalian Dana

Refund atau pengembalian dana adalah proses pengembalian uang kepada pelanggan setelah transaksi selesai. Biasanya terjadi ketika pelanggan mengajukan klaim, misalnya karena barang yang diterima cacat, tidak sesuai dengan deskripsi, atau layanan yang diberikan tidak memuaskan.

Perlu dicatat bahwa refund dilakukan setelah dana dari transaksi sudah diterima oleh penjual. Setelah pengajuan refund disetujui, penjual mengembalikan dana tersebut kepada pelanggan melalui metode pembayaran yang digunakan dalam transaksi awal.

Baca juga: Perbedaan Bisnis Grosir dan Eceran, Kamu Pilih Yang Mana?

Dalam banyak kasus, barang atau layanan yang dikembalikan harus sesuai dengan kebijakan pengembalian perusahaan. Sehingga dalam proses refund ini terdapat komunikasi dan negosiasi antara penjual dan pembeli sehingga tahu duduk permasalahannya dengan jelas.

Risiko Refund

1. Kerugian Finansial

Refund dapat menyebabkan kerugian langsung karena bisnis mengembalikan dana yang sudah diterima. Di samping itu, tentu kamu sudah mengeluarkan biaya produksi dan penyediaan layanan.

Baca juga: Perbedaan Izin Edar BPOM dan PIRT, Pebisnis Kuliner Wajib Tahu!

Bahkan, mungkin saja kamu perlu mengeluarkan kerugian yang lebih besar lagi jika dalam kesepakatan dan sebagai bentuk tanggung jawab kamu perlu mengganti produk tersebut dengan produk yang baru.

2. Reputasi Terpengaruh

Ini merupakan risiko yang sudah pasti terjadi jika ada pelanggan yang melakukan refund. Bahayanya, tingginya tingkat refund bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dengan kualitas produk atau layanan. Ini dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan berdampak negatif pada citra perusahaan.

3. Potensi Penyalahgunaan

Kamu juga perlu teliti dan jeli jika ada pelanggan yang mengajukan refund. Karena mungkin saja beberapa pelanggan dapat memanfaatkan kebijakan refund untuk melakukan pengembalian tidak sah.

Baca juga: Perbedaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah, Catat!

Misalnya setelah mereka menggunakan produk atau menikmati layanan sepenuhnya tetapi minta refund, ini salah satu perilaku pembeli yang tidak bijak dan perlu diwaspadai.

4. Biaya Operasional

Proses pengembalian dana bisa memakan waktu dan sumber daya, terutama jika volume refund tinggi, yang menambah beban administrasi bagi bisnis.

Mengenal Transaksi Reversal

Sementara itu, transaksi reversal atau pembatalan transaksi adalah proses di mana transaksi dibatalkan sebelum dana benar-benar berpindah ke penjual. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk kesalahan teknis, deteksi penipuan, atau informasi pembayaran yang salah.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Logo dan Merek Bisnis

Reversal ini biasanya terjadi selama atau segera setelah transaksi. Jika terjadi kesalahan, sistem pembayaran atau bank dapat membatalkan transaksi tersebut sebelum dana benar-benar ditransfer. Ini sering terjadi pada pembayaran digital atau transaksi kartu kredit.

Seperti yang diketahui, bahwa ini merupakan salah satu tantangan dalam ruang lingkup bisnis digital. Sangat rentan akan kesalah teknis hingga potensi kejahatan cyber seperti penipuan.

Risiko Transaksi Reversal

1. Kehilangan Penjualan

Ketika transaksi dibatalkan, kamu tentu akan kehilangan pendapatan yang diharapkan. Dalam beberapa kasus, reversal ini juga bahkan juga bisa menghilangkan pembeli.

Baca juga: Pahami Perbedaan Strategi dan Taktik Bisnis, Jangan Sampai Salah

Dengan kata lain, hilangnya transaksi bisa menjadi peluang hilangnya penjualan karena pelanggan mungkin tidak melanjutkan pembelian setelah reversal.

2. Risiko Penipuan

Reversal sering kali terjadi ketika sistem mendeteksi adanya aktivitas penipuan, seperti penggunaan kartu kredit yang dicuri. Saat ini, bisnis online di platform digital sangat rentan akan tantangan seperti ini.

Sayangnya, jika bisnis sering mengalami reversal, ini bisa menunjukkan bahwa mereka menjadi target fraud, yang bisa merusak kepercayaan pelanggan.

Baca juga: Apa Perbedaan Owner dan Founder? Simak Penjelasannya

3. Kehilangan Reputasi

Jika bisnis kamu terlalu banyak reversal, terutama karena kegagalan sistem pembayaran dapat membuat pelanggan merasa tidak aman bertransaksi dengan bisnis tersebut.

Ini bisa berdampak negatif pada loyalitas pelanggan dan reputasi jangka panjang. Mungkin saj amereka jadi takut dan lebih memilih penjual lain.

Reversal dan Refund, Mana yang Lebih Berbahaya bagi Bisnis?

Jika berbicara mengenai reversal dan refund dengan masing-masing risikonya, lantas mana yang lebih berbahaya bagi bisnis? Tentu keduanya sama-sama berdampak negatif dan merugikan bisnis.

Baca juga: Simak Perbedaan Omzet dan Profit, Pelaku Usaha Pemula Wajib Tahu

Namun, dapat disimpulkan bahwa antara refund dan reversal memiliki segmentasi yang sedikit berbeda, sehingga berbahaya untuk dua kategori bisnis yang berbeda pula.

Refund lebih berbahaya bagi bisnis yang memiliki segmentasi produk fisik, di mana biaya operasional seperti produksi, pengiriman, dan pengelolaan barang sudah dikeluarkan. Pengembalian dana berulang kali ini bisa merusak margin keuntungan dan menandakan masalah dengan kualitas produk atau layanan.

Baca juga: Jangan Salah! Ini Perbedaan Wirausaha dan Wiraswasta

Transaksi reversal lebih berbahaya bagi bisnis yang segmentasinya berfokus pada layanan online atau transaksi digital. Risiko penipuan dan kegagalan sistem pembayaran lebih besar dalam konteks ini. 

Sehingga baik refund maupun reversal memiliki dampak yang dapat merugikan bisnis. Refund berhubungan dengan kehilangan pendapatan setelah produk dikirimkan, sementara reversal terkait dengan potensi penipuan atau kesalahan transaksi sebelum pembayaran diterima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau