Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakmi Gang Kelinci Ungkap Rahasia Rasa Bakmi Tak Pernah Berubah hingga Kini

Kompas.com - 11/05/2024, 17:03 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah gempuran bisnis kuliner yang terus berkembang, banyak di antaranya yang berusaha mempertahankan bisnisnya dari tahun ke tahun.

Sayangnya, tak semua bisnis kuliner mampu menjaga kualitas dan mempertahankan rasa yang sama seperti saat pertama kali mereka meluncurkan bisnisnya.

Salah satu bisnis kuliner yang masih menjadi ikon cita rasa autentik dan kualitas yang tak berubah adalah Bakmi Gang Kelinci.

Sudah berdiri selama 66 tahun, dimulai dari 1957, bisnis Bakmi Gang Kelinci yang terletak di Gang Kelinci, Pasar Baru, Jakarta ini masih menjadi tempat tujuan bagi pencinta bakmi dan kuliner masakan legendaris.

Baca juga: Es Campur Ko Acia Beberkan Rahasia Bisnisnya Bertahan hingga Puluhan Tahun

Sang pendiri, Padmawati Dharmawan (90) dan generasi yang kini melanjutkannya mengungkap rahasia menjaga rasa Bakmi Gang Kelinci tetap sama dan mempertahankan kualitasnya.

1. Generasi Pertama Masih Turun Tangan

Pendiri Gang Kelinci yang juga merupakan generasi pertama, yaitu Padmawati masih turun tangan langsung dan bekerja di dapur. Ia masih membuat dan menyajikan bakmi setiap hari di cabang pusat mereka di Gang Kelinci, Pasar Baru, Jakarta.

Di usianya yang jauh dari kata muda, Padmawati masih semangat dan mempunyai keinginan yang besar, untuk tetap bekerja di dapur Bakmi Gang Kelinci.

Selain itu, resep turun-temurun masih dipertahankan oleh Padmawati dan dipegang erat oleh generas-generasi berikutnya yang bertanggung jawab melanjutkan perjalanan bisnis Bakmi Gang Kelinci.

Hal inilah yang membuat kualitas, tekstur, dan rasa mi dari Bakmi Gang Kelinci masih sama, tak pernah berubah dari tahun ke tahun.

2. Tidak Mengganti Bahan Baku

Padmawati mengungkap, sejak tahun 1957 hingga saat ini ia masih memakai bahan baku dari merek yang sama sejak dulu dulu. Bahkan ketika merek tersebut makin mahal harganya, mereka tetap tidak akan menggantinya.

Mereka tidak tergiur dengan bahan-bahan baru saat ini, yang banyak dipasarkan dengan harga murah. Mereka takut menggunakan bahan berbeda akan mengubah rasa atau tekstur makanannya.

Baca juga: Ini Rahasia Sukses Membangun Bisnis

3. Tidak Pernah Mengurangi Takaran dan Porsi

Salah satu kendala menjalankan Bakmi Gang Kelinci dari tahun ke tahun adalah naiknya harga bahan baku, sementara mereka tidak bisa menaikkan harga makanannya dengan mudah.

Namun demikian, mereka tidak pernah sekali pun mengurangi takaran bahan. Misal harga telur naik, mereka akan tetap menggunakan telur dengan jumlah yang sama.

Hal ini sudah puluhan tahun mereka terapkan, karena merupakan bagian dari komitmen mereka untuk menyajikan makanan dengan kualitas terbaik.

"Begitu juga dengan porsi mi atau makanan yang lain, meskipun mentok-mentok harganya naik, kami tidak akan mengurangi porsi makanannya sedikit pun. Pokoknya porsinya selalu sama banyaknya," pungkas Pdmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Program
PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

Training
5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

Training
Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Training
Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Program
KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

Program
Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Training
Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Training
Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Jagoan Lokal
FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

Training
Total Membantu UMKM

Total Membantu UMKM

Program
Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Training
KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

Program
Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Program
Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau