Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Bisnis Kecap Punya Peluang Menjanjikan

Kompas.com - 18/06/2024, 15:36 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Industri makanan selalu menjadi sektor yang menarik untuk dijajaki, terutama bagi pelaku usaha pemula. Hal itu karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Di samping berbagai menu makanan, rupanya bisnis bahan baku makanan pun tak kalah menarik. Bahkan, punya peluang cuan yang besar. Salah satunya adalah kecap.

Baca juga: Cerita Nurjannah Rintis Bisnis Kecap Oishii, Berhasil Ekspor ke Jepang hingga Mesir

Nurjannah Dongoran (46) adalah pelaku usaha yang memilih kecap sebagai ladang bisnisnya.

Ia membangun perusahaan bernama CV Ikapeksi Agro Industri di Bekasi, Jawa Barat, dan kemudian memproduksi kecap dengan merek Oishii yang berupa produk kecap manis dan asin.

Menurut perempuan yang akrab disapa Nur ini, ada beberapa alasan produksi kecap memiliki peluang bisnis menjanjikan.

1. Kecap Selalu Ada di Dapur

Salah satu produk yang selalu ada di dapur masyarakat Indonesia adalah kecap. Baik itu dapur rumah makan, restoran, maupun rumahan.

Fakta itulah yang membuat Nur mencoba memulai bisnis kecap. Dirinya juga merupakan ibu rumah tangga, sehingga ia paham bahwa kecap merupakan kebutuhan setiap dapur.

2. Pemasaran yang Sangat Mudah

Kecap selalu dibutuhkan oleh Ibu-ibu rumah tangga atau industri kuliner. Hal itu membuat pemasaran kecap tidak akan sesulit pemasaran bisnis lain.

Apalagi, kecap bisa dijual di mana pun, baik itu di warung madura, retail, e-commerce, bahkan hingga diekspor ke luar negeri, karena kecap telah menjadi kebutuhan.

Anda juga bisa menjualnya secara B2B (business to business), tidak hanya B2C (business to consumer), karena selain individu, sebuah bisnis kuliner seperti mie ayam, bakso, nasi goreng, sate, dan lainnya membutuhkan kecap untuk produk jualannya.

3. Keuntungan Besar

Memulai usaha kecap tak membutuhkan modal terlalu besar, jika dibandingkan dengan hasil penjualannya.

Nur mengungkap, ia memulai bisnis dengan modal Rp 50 juta untuk peralatan dan bahan-bahan pembuatan kecap.

"Namun dengan modal segitu, kecap bisa memberikan keuntungan yang signifikan. Apalagi jika angka repeat order tinggi, margin keuntungan juga akan baik," kata Nur beberapa waktu lalu.

Selain itu, produk kecap memiliki masa simpan yang cukup lama -- seperti kecap Oishii yang memiliki masa simpan kurang lebih 1,5 tahun, sehingga risiko kerugian akibat produk yang tidak terjual dapat diminimalkan. Hal ini juga akan menciptakan omzet yang besar.

Baca juga: Bisnis Kosmetik Punya Peluang yang Menjanjikan, Simak Alasannya

4. Potensi Ekspor Tinggi

Indonesia terkenal dengan negeri yang kaya akan rempah-rempah, termasuk dengan kedelainya. Indonesia juga terkenal akan produk kecapnya yang unik dan khas.

Nur mengatakan, saat mengikuti pameran eskpor internasional, banyak buyer dari negara Kanada dan Australia yang coba mencicipi kecap Oishii dan semuanya mengatakan kecap Oishii enak.

Tak heran, jika kini Nur telah berhasil mengekspor kecap Oishii ke berbagai negara seperti Mesir, Arab Saudi, Malaysia, dan Jepang.

Menurutnya, keberhasilannya melakukan ekspor, karena kecap Oishii hanya memakai bahan-bahan alami, gluten free, tanpa MSG ataupun pewarna buatan.

Hal ini membuat Nur semakin yakin, bahwa produk Indonesia memiliki peluang menjangkau pasar luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Modal dan Peralatan yang Dibutuhkan untuk Membuka Usaha Kaos Sablon

Modal dan Peralatan yang Dibutuhkan untuk Membuka Usaha Kaos Sablon

Training
3 Hal Kecil yang Membuat Rapat Online Lebih Efisien untuk Bisnismu

3 Hal Kecil yang Membuat Rapat Online Lebih Efisien untuk Bisnismu

Training
IPC TPK Fasilitasi UMKM Jambi Ekspor Pinang ke Banglades

IPC TPK Fasilitasi UMKM Jambi Ekspor Pinang ke Banglades

Program
Pemkot Mataram Usulkan Bekas Bandara Selaparang jadi Sentra UMKM

Pemkot Mataram Usulkan Bekas Bandara Selaparang jadi Sentra UMKM

Program
Owner Tahu Baxo Ibu Pudji Ungkap Cara Pertahankan Kualitas dari Waktu ke Waktu

Owner Tahu Baxo Ibu Pudji Ungkap Cara Pertahankan Kualitas dari Waktu ke Waktu

Training
Cara Mencegah Kecelakaan Kerja dalam Proses Produksi, Pelaku Usaha Harus Tahu

Cara Mencegah Kecelakaan Kerja dalam Proses Produksi, Pelaku Usaha Harus Tahu

Training
Perjalanan Bisnis Tahu Baxo Ibu Pudji, Oleh-oleh Legendaris Semarang

Perjalanan Bisnis Tahu Baxo Ibu Pudji, Oleh-oleh Legendaris Semarang

Jagoan Lokal
Ini 3 Hal yang Harus Pebisnis Lakukan Saat Terjadi Kecelakaan Kerja

Ini 3 Hal yang Harus Pebisnis Lakukan Saat Terjadi Kecelakaan Kerja

Training
Kisah Sukses Pisang Goreng Madu Bu Nanik, Awalnya Ditolak karena Dikira Gosong

Kisah Sukses Pisang Goreng Madu Bu Nanik, Awalnya Ditolak karena Dikira Gosong

Jagoan Lokal
Pasar Digital UMKM di Bali Bukukan Transaksi Rp105 miliar

Pasar Digital UMKM di Bali Bukukan Transaksi Rp105 miliar

Program
Intip Cara Nanik Pertahankan Kualitas Produk 'Pisang Goreng Madu Bu Nanik'

Intip Cara Nanik Pertahankan Kualitas Produk "Pisang Goreng Madu Bu Nanik"

Training
Ribuan Pengusaha Muda Kumpul di Bogor, Pemkot Berharap Sektor Pariwisata dan UMKM Ikut Meningkat

Ribuan Pengusaha Muda Kumpul di Bogor, Pemkot Berharap Sektor Pariwisata dan UMKM Ikut Meningkat

Program
3 Cara yang Bisa Dilakukan Pelaku Usaha untuk Berinovasi

3 Cara yang Bisa Dilakukan Pelaku Usaha untuk Berinovasi

Training
Perhutani Hadirkan Produk Masyarakat Desa Hutan di Herb Euphoria Fest 2024

Perhutani Hadirkan Produk Masyarakat Desa Hutan di Herb Euphoria Fest 2024

Training
Jaga Kualitas Produk, Masyarakat Gemawang Panen Kopi Merah

Jaga Kualitas Produk, Masyarakat Gemawang Panen Kopi Merah

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com