Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Kendal yang Mulai Dilirik oleh Konsumen Lokal

Kompas.com - 12/07/2024, 20:27 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap daerah memiliki produk kopi dengan rasa yang khas dan berbeda jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini pula yang mulai disadari oleh pegiat kopi di sejumlah daerah.

Tak dimungkiri, selama ini kopi dari daerah tertentu seperti Mandailing, Toraja, Kintamani, dan sebagainya lebih dikenal dan menjadi trade mark tersendiri. Namun demikian, para petani dan pegiat kopi dari daerah lain mulai bergeliat dengan menawarkan alternatif produk yang memiliki kekhasan berbeda.

Seperti halnya petani kopi dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Daerah yang selama ini menjadi pusat kawasan industri di Jawa Tengah, ternyata memiliki produk lokal berupa kopi  dengan rasa khas.

Baca juga: Pemprov Jabar Jajaki Ekspor Kopi dan Teh ke Filipina

Ketua Klaster Kopi Kabupaten Kendal, Taufiqul Mujab (42) mengungkapkan letak geografis Kendal yang diapit oleh laut dan gunung menjadikan kopi dari daerah ini punya rasa yang unik.

"Produk kopi yang dihasilkan dari Kabupaten Kendal kebanyakan jenis arabika. Namun juga ada jenis kopi lain seperti liberika dan arabika," kata dia saat ditemui di Apkasi Expo 2024 di JCC Senayan, Kamis (11/7/2024). 

Taufikul menuturkan saat ini kopi di Kendal mulai naik pamor, seiring dengan bergeliatnya para pegiat kopi di wilayah ini. Mereka adalah para petani kopi serta pedagang yang mencoba mengangkat kopi asal Kendal ke pasar kopi nasional.

"Memang saat ini yang menjadi target pasar adalah pembeli lokal. Kopi dijual dalam bentuk produk kemasan maupun dalam bentuk biji atau green bean," ujar dia.

Baca juga: Berbagai Varian Kopi Indonesia Hadir di Coffex Istanbul 2024

Klaster Kopi

Agar kopi kendal semakin dikenal luas serta untuk memperkuat identitas, pemerintah setempat membentuk klaster kopi yang diketuai oleh Taufiqul.

Klaster yang dibentuk ini adalah salah satu dari beberapa klaster UMKM yang ada di Kendal seperti halnya klaster batik, serta klaster jambu merah.

Mengutip website Pemkab Kendal, klaster kopi ini mencakup setidaknya sembilan kecamatan. Adapun omzet yang dibukukan oleh petani di angka Rp 23 juta-Rp 230 juta per tahun. Sementara itu omzet produsen di angka Rp 24 juta hingga Rp 180 juta per tahun.

Baca juga: Cerita Yohanes Bangun Uncle Jo Coffee, Berawal karena Sering Meeting di Kedai Kopi

Sejumlah tantangan yang dihadapi oleh klaster kopi ini di antaranya belum ada keterlibatan barista dan petani kopi secara menyeluruh. Selain itu, di Kendal juga belum memiliki brand kopi yang kuat.

Untuk itu, para pegiat kopi kendal memilih untuk fokus melayani konsumen yang paling dekat, seperti halnya kafe dan segmen lainnya.

"Kami memaksimalkan pemasaran di lokal dulu. Kami ikut berbagai acara seperti pameran untuk kenalkan produk kami," jelas Taufiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pedagang Makanan Orem-Orem Curhat Ke Calon Wawali Kota Malang Minta Peningkatan Program UMKM

Pedagang Makanan Orem-Orem Curhat Ke Calon Wawali Kota Malang Minta Peningkatan Program UMKM

Training
Nilai Transaksi di Pameran MTQ Nasional ke-30 Diperkirakan Mencapai Rp 6 Miliar

Nilai Transaksi di Pameran MTQ Nasional ke-30 Diperkirakan Mencapai Rp 6 Miliar

Program
OJK Maluku Giatkan Edukasi Keuangan Sasar Desa hingga Kelurahan

OJK Maluku Giatkan Edukasi Keuangan Sasar Desa hingga Kelurahan

Program
Siap Berbisnis Franchise? Simak Tantangannya Terlebih Dahulu

Siap Berbisnis Franchise? Simak Tantangannya Terlebih Dahulu

Training
5 Keunggulan Berbisnis Franchise, Penjualan Bisa Lebih Laris?

5 Keunggulan Berbisnis Franchise, Penjualan Bisa Lebih Laris?

Training
Haidar Bagir Jelaskan Beberapa Kesalahpahaman Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Haidar Bagir Jelaskan Beberapa Kesalahpahaman Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Training
Fungsi Bazaar dalam Pemberdayaan Ekonomi, Apa Saja?

Fungsi Bazaar dalam Pemberdayaan Ekonomi, Apa Saja?

Program
KemenKopUKM Apresiasi Peran Du Anyam Kenalkan Produk Anyaman NTT ke Kancah Global

KemenKopUKM Apresiasi Peran Du Anyam Kenalkan Produk Anyaman NTT ke Kancah Global

Program
5 Upaya Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Siber dalam Bisnis

5 Upaya Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Siber dalam Bisnis

Training
KemenKopUKM dan Aisyiyah Kolaborasi Perkuat Peran Perempuan dalam Memberdayakan Ekonomi Umat

KemenKopUKM dan Aisyiyah Kolaborasi Perkuat Peran Perempuan dalam Memberdayakan Ekonomi Umat

Program
Tips Mengelola Retur, Agar Bisnis Terhindar dari Kerugian

Tips Mengelola Retur, Agar Bisnis Terhindar dari Kerugian

Training
Dompet Dhuafa gelar FGD Peran Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan

Dompet Dhuafa gelar FGD Peran Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan

Program
Teten Masduki Tegaskan Pentingnya Wirausaha Muda Berbasis Riset

Teten Masduki Tegaskan Pentingnya Wirausaha Muda Berbasis Riset

Program
UMKM Binaan Bank Indonesia NTB Ekspor Anyaman Rotan ke Jerman

UMKM Binaan Bank Indonesia NTB Ekspor Anyaman Rotan ke Jerman

Program
Dukung Digitalisasi UMKM, Grab Dorong Terciptanya 2,3 Juta Kesempatan Kerja

Dukung Digitalisasi UMKM, Grab Dorong Terciptanya 2,3 Juta Kesempatan Kerja

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau