KOMPAS.com - Pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah.
Melalui pendidikan, akses ke sumber daya, kolaborasi, dan kebijakan yang mendukung, masyarakat dapat membangun kapasitas mereka untuk menjalankan usaha yang sukses dan berkelanjutan, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.
Hal itulah yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sumatera Utara, menggiatkan UMKM sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar hutan mangrove.
Baca juga: Di Balik Kisah Sukses Du Anyam, Berdayakan Ribuan Mama-mama Flores hingga Produknya Mendunia
Kepala Dinas LHK Provonsi Sumut Yuliani Siregar mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan dinas koperasi setempat untuk menggiatkan UMKM yang berada di wilayah mangrove, salah satunya Kabupaten Langkat.
Yuliani melanjutkan, berbagai produk UMKM yang dihasilkan di antaranya olahan ikan bandeng, budidaya kepiting lunak, lebah madu dan lainnya.
"Sudah ada beberapa UMKM yang maju dari produk yang dihasilkan untuk di pasarkan ke daerah, dan ada juga mendapatkan penghargaan Kalpataru," kata Yuliani di Medan, Jumat (26/7/2024), seperti dikutip dari Antara.
Dia berharap, pemberdayaan masyarakat di Langkat dapat menjadi percontohan oleh wilayah lainnya, dalam meningkatkan UMKM untuk pelestarian di pesisir wilayah Sumut lainnya dalam menjaga mangrove.
"Kami juga melakukan kerja sama dengan pemerintah setempat lainnya, agar dapat meningkatkan UMKM yang berada di kawasan hutan mangrove," ujarnya.
Ia mengimbau kepada Masyarakat, agar menjaga kelestarian hutan mangrove, karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat yang berada di pesisir Pantai, salah satunya menjaga biota laut berkembang baik ikan, kepiting, kerang dan lain-lainnya.
Baca juga: Cerita Owner Sarang Maduku Berdayakan 120 Peternak Lebah Lokal
"Jika mangrove itu sudah bagus, pastinya akan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir hutan mangrove terutama nelayan. Kami juga selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga mangrove," ucap Yuliani.
Data Dinas LHK Sumut menyatakan, pada 2021 luas mangrove di wilayah ini mencapai 57.490 hektar dengan kategori lebat 42.500 hektar, sedang 6.112 hektar, dan jarang 8.878 hektar.
Wilayah yang terbanyak mangrovenya antara lain Kabupaten Langkat 21.102,39 hektar, Nias Selatan 9.648,20 hektar, Kabupaten Deli Serdang 6.488,19 hektar, dan Kabupaten Asahan 131,42 hektar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya