Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Nesya Anggi, Rintis Bisnis Home Decor dari Nol hingga Tembus Ekspor

Kompas.com - 13/08/2024, 08:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Nesya Anggi Puspita (34) tampak bersemangat jelang matahari berada di titik kulminasinya. Anggi, panggilan akrabnya, masih ingat lini masa produk kerajinan tanganya bisa diekspor ke Korea Selatan, Belanda hingga Spanyol. Keberhasilan Anggi mengekspor produknya tak selalu mulus.

Perempuan alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) itu mulai merintis usahanya dengan nama CV. Grandis Home sejak tahun 2015. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di bidang minyak dan gas bumi. Anggi pun merintis bisnis home decor sembari mengurus anak-anaknya.

Usaha pertamanya, ia memilih untuk memproduksi kerajinan-kerajinan berbahan kayu jati. Ia pun memasarkan produknya di pasar lokal. Ia melakoni bisnisnya dari nol dan secara otodidak.

Akhir tahun 2017, ia memutuskan untuk mencari target pemasaran yang baru. Awalnya menjual produknya di pasar lokal, Anggi memilih untuk mencoba ekspor.

"Gimana caranya ekspor itu saya belum tahu. Dari 2017 akhir itu sudah mulai cari tahu tentang ekspor. Akhirnya perdana ekspor, Oktober tahun 2019. Dua tahun belajar ke sana ke mari. Ekspor perdana saya ke Korea Selatan," kata Anggi selaku CEO CV. Grandis Home saat ditemui di Galeri Grandis Home, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur dalam acara Media Trip LPEI pada Senin (12/8/2024).

Anggi pada saat itu, mendapatkan importir lewat marketplace asal China. Anggi mengekspor produk kerajinan kayu berupa mangkok, dan tableware lewat perusahaan lain lantaran usahanya terbentur sertifikasi Surat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Akhirnya, Anggi memutar otak agar bisa tetap ekspor.

Baca juga: Cerita Nesya Anggi, Produksi Furnitur dari Limbah Kulit Jagung hingga Berhasil Ekspor

"Waktu itu Grandis belum punya SLVK. Sehingga belum bisa mengeluarkan barang atas nama Grandis. Akhirnya ekspor pakai perusahaan lain," kenang Anggi.

Nesya Anggi Puspita (34) sedang mengecek pembuatan produk-produknya di Workshop Grandis Home di Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur pada Senin (12/8/2024) siang. Anggi merintis usahanya dengan nama CV. Grandis Home sejak tahun 2015. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di bidang oil and gas. Anggi pun merintis bisnis home decor sembari mengurus anak-anaknya hingga akhirnya berhasil merambah pasar ekspor.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Nesya Anggi Puspita (34) sedang mengecek pembuatan produk-produknya di Workshop Grandis Home di Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur pada Senin (12/8/2024) siang. Anggi merintis usahanya dengan nama CV. Grandis Home sejak tahun 2015. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di bidang oil and gas. Anggi pun merintis bisnis home decor sembari mengurus anak-anaknya hingga akhirnya berhasil merambah pasar ekspor.

Keberhasilan ekspor perdana ke Korea Selatan membuat Anggi semakin percaya diri. Anggi membuat desain-desain dan bahan-bahan kerajinan tangan yang baru lalu melatih mitra perajin dari para ibu rumah tangga Desa Kasiman. Ia mulai melirik bahan-bahan dari serat-serat alam seperti rayung, kulit jagung, pelepah pisah, sisal, dan ijuk dibanding kayu jati.

Anggi mencari bahan-bahan serat alam selain kulit jagung hingga keluar Bojonegoro seperti Trenggalek, Blitar, hingga Indramayu. Untuk mendapatkan kulit jagung di kampungnya sendiri bahkan ia harus berebut dengan peternak.

"Kalau musim kemarau kan pakan ternak tidak ada. Kulit jagung jadi pakan ternak. Saya ke rumah warga buat bujuk beli kulit jagung buat bahan baku saya," tambah Anggi.

Semangat Anggi berinovasi kemudian membuahkan hasil. Anggi selalu mengingat bahwa dirinya merintis bisnis kerajinan tangannya secara otodidak alias tanpa bekal ilmu secara akademis. Ia mengawali usahanya serba sendiri. Mendesain sendiri, memasarkan sendiri, hingga mengemasnya sendiri.

Ia pun berjejaring dengan sesama pelaku UMKM yang berfokus kepada pasar ekspor. Anggi juga mengikuti berbagai program pendampingan dari pemerintah dan kompetisi UMKM.

"Setelah itu, saya ketemu eksportir besar yang ada di Indonesia yang ekspor ke Eropa pada tahun 2020. Saya sudah nawarin kayu, tapi dia melirik cermin dari bahan jagung. Saya cuma bikin dua-tiga buah," ujar pemegang gelar Juara I Millenial Preneurship kategori Handycraft yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.

Nesya Anggi Puspita (34) sedang mengecek material produk-produknya di Galeri Grandis Home di Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur pada Senin (12/8/2024) siang. Anggi merintis usahanya dengan nama CV. Grandis Home sejak tahun 2015. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di bidang oil and gas. Anggi pun merintis bisnis home decor sembari mengurus anak-anaknya hingga akhirnya berhasil merambah pasar ekspor.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Nesya Anggi Puspita (34) sedang mengecek material produk-produknya di Galeri Grandis Home di Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur pada Senin (12/8/2024) siang. Anggi merintis usahanya dengan nama CV. Grandis Home sejak tahun 2015. Ia memutuskan keluar dari pekerjaannya di bidang oil and gas. Anggi pun merintis bisnis home decor sembari mengurus anak-anaknya hingga akhirnya berhasil merambah pasar ekspor.

Produknya dikenal oleh eksportir tersebut berawal dari ketidaksengajaan saat rekannya sesama pelaku UMKM memotret produknya. Fotonya kemudian dikirimkan ke eksportir tersebut dan akhirnya diminati.

Baca juga: Tiga Desa Devisa Binaan LPEI Tampil di IFEX 2024

Eksportir besar itu kemudian meminta Anggi untuk membuat produk dari bahan-bahan serat alam. Eksportir itu meminta produk-produk buatan Grandis dengan tanpa merek untuk dijual kembali di Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perluas Akses Pasar, KemenKopUKM Gelar Program Startup Go Global 2024

Perluas Akses Pasar, KemenKopUKM Gelar Program Startup Go Global 2024

Program
 Tingkatkan Inovasi Wirausaha Muda, Program Lanjutan Entredev 2024 Digelar

Tingkatkan Inovasi Wirausaha Muda, Program Lanjutan Entredev 2024 Digelar

Program
Hingga Agustus 2024, Bank Lampung Salurkan KUR Rp 583 Miliar

Hingga Agustus 2024, Bank Lampung Salurkan KUR Rp 583 Miliar

Training
Pedagang Makanan Orem-Orem Curhat Ke Calon Wawali Kota Malang Minta Peningkatan Program UMKM

Pedagang Makanan Orem-Orem Curhat Ke Calon Wawali Kota Malang Minta Peningkatan Program UMKM

Training
Nilai Transaksi di Pameran MTQ Nasional ke-30 Diperkirakan Mencapai Rp 6 Miliar

Nilai Transaksi di Pameran MTQ Nasional ke-30 Diperkirakan Mencapai Rp 6 Miliar

Program
OJK Maluku Giatkan Edukasi Keuangan Sasar Desa hingga Kelurahan

OJK Maluku Giatkan Edukasi Keuangan Sasar Desa hingga Kelurahan

Program
Siap Berbisnis Franchise? Simak Tantangannya Terlebih Dahulu

Siap Berbisnis Franchise? Simak Tantangannya Terlebih Dahulu

Training
5 Keunggulan Berbisnis Franchise, Penjualan Bisa Lebih Laris?

5 Keunggulan Berbisnis Franchise, Penjualan Bisa Lebih Laris?

Training
Haidar Bagir Jelaskan Beberapa Kesalahpahaman Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Haidar Bagir Jelaskan Beberapa Kesalahpahaman Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Training
Fungsi Bazaar dalam Pemberdayaan Ekonomi, Apa Saja?

Fungsi Bazaar dalam Pemberdayaan Ekonomi, Apa Saja?

Program
KemenKopUKM Apresiasi Peran Du Anyam Kenalkan Produk Anyaman NTT ke Kancah Global

KemenKopUKM Apresiasi Peran Du Anyam Kenalkan Produk Anyaman NTT ke Kancah Global

Program
5 Upaya Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Siber dalam Bisnis

5 Upaya Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Siber dalam Bisnis

Training
KemenKopUKM dan Aisyiyah Kolaborasi Perkuat Peran Perempuan dalam Memberdayakan Ekonomi Umat

KemenKopUKM dan Aisyiyah Kolaborasi Perkuat Peran Perempuan dalam Memberdayakan Ekonomi Umat

Program
Tips Mengelola Retur, Agar Bisnis Terhindar dari Kerugian

Tips Mengelola Retur, Agar Bisnis Terhindar dari Kerugian

Training
Dompet Dhuafa gelar FGD Peran Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan

Dompet Dhuafa gelar FGD Peran Agama dan Budaya dalam Pemberdayaan

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau