Tegoeh juga mengakui bahwa ia memulai bisnis ini secara otodidak. Meskipun sibuk dengan profesi dokternya, Tegoeh tetap membagi waktu untuk menjalankan bisnisnya. Ia bahkan menangani operasional sendiri pada awalnya, mulai dari meracik teh hingga melayani pelanggan.
Baca juga: 6 Alasan Bisnis Es Teh Bisa Laris Manis di Indonesia
"Belajar secara otodidak, istilahnya ilmu-ilmu jalanan saja. Waktu mau lulus pendidikan itu banyak waktu kosong, jadi sering main ke angkringan lihat bagaimana cara orang membuat teh," imbuhnya.
Dengan ketekunannya tersebut, kini Kedai Es Teh Jaya Abadi berhasil berkembang dengan konsep kedai minum teh yang jadul dan estetik. Bahkan kini sudah memiliki cabang di Cibinong, dan semakin dikenal oleh masyarakat sekitar hingga habis ribuan cup tiap minggunya.
Cerita lain datang dari founder Pasarteh, Gitta A. Badruddin yang justru memulai bisnis ini karena keresahannya terhadap minimnya akses masyarakat terhadap teh berkualitas.
Kini setelah melihat bisnis Pasarteh yang semakin melejit, Gitta mengatkan pada dasarnya siapa pun bisa berkecimpung di industri ini, mengingat industri teh yang beragam dan bisa disesuaikan dengan modal yang dimiliki.
Baca juga: Kisah Gitta Badruddin, Rintis Bisnis Berawal dari Sulitnya Akses Teh Berkualitas
"Berapa modalnya untuk usaha teh bebas tergantung budget, bisa disesuaikan dengan target pasarnya masing-masing," kata Gitta kepada Kompas.com, Kamis, (17/11/2022).
Seperti Gitta yang berbisnis karena keresahan sejak 2019, Pasarteh hadir sebagai pasar teh yang menawarkan berbagai jenis teh pilihan dari kebun-kebun terbaik di Indonesia.
Menariknya, Gitta menggunakan jalur edukasi untuk menarik perhatian masyarakat terhadap teh.
"Dulu fokus orang banyaknya di kopi, teh itu dulu tidak ada nilai tambahnya. Kami menyiasatinya dengan kelas-kelas edukasi bahwa teh itu menyenangkan dan bisa asyik. Contoh, kita sajikan tea blend dengan dried flowers, dry fruits, jadi kita racik berbagai menu supaya mereka tertarik untuk membeli," ujarnya.
Baca juga: Tips biar Bisnis Es Teh Makin Laris Manis
Pasarteh kini melayani berbagai segmen pasar, dari B2B hingga konsumen individu. Dengan berbagai varian teh dan peralatan (teaware) yang tersedia.
Berbeda pula dengan cerita yang datang dari founder Aventurine ID Healthy Fermented Tea, Michael Brian Lawadi yang memanfaatkan potensi teh kombucha untuk bisnisnya karena terinspirasi dari pengalaman keluarganya.
Dengan melihat keluarganya mengkonsumsi teh kombucha untuk kesehatan, Michael jadi terdorong untuk berbisnis minuman teh kombucha, teh herbal yang difermentasi dengan ragi dan probiotik.
“Jadi awalnya itu 18 tahun lalu, nenek saya itu menderita penyakit tumor payudara kemudian oleh dokter disarankan untuk meminum kombucha sebagai proses pemulihan pasca-operasi dan dokter tersebut juga kebetulan herbalis dan peneliti kombucha,” jelas Michael kepada Kompas.com, Senin (10/4/2023).
Baca juga: Michael Sukses Berbisnis Teh Kombucha yang Menyehatkan
Dengan memanfaatkan kombucha untuk pemulihan kesehatan, Michael memulai bisnis ini pada 2020 di tengah pandemi Covid-19. Ia menjalankan bisnis ini dengan modal kurang dari Rp 5 juta dan berhasil menghasilkan omzet hingga Rp 10 juta per bulan.
"Strategi penjualannya sendiri saya mulai dari yang terdekat seperti ke keluarga dan teman, kemudian kita manfaatkan juga sosial media," ujar Michael.
Dengan fokus pada manfaat kesehatan kombucha dan pemasaran melalui komunitas, bisnis Michael terus berkembang. Ia juga mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitas produknya yang kini sudah memiliki izin BPOM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.