KOMPAS.com - Jurang resesi semakin dekat seiring dengan meningkatnya harga komoditas energi, ancaman inflasi, serta kenaikan suku bunga.
Resesi yang sudah diwanti-wanti oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani ini tentu akan berdampak bagi masyarakat tak terkecuali bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sebagai salah satu roda penggerak ekonomi di Indonesia, sektor UMKM perlu siap menghadapi ancaman resesi.
Baca juga: 9 Langkah Cerdas Membuka Bisnis Warung Sembako Dengan Sukses
Maka dari itu, perhatikan langkah-langkah berikut sebagai panduan bagi pelaku UMKM agar bertahan di tengah resesi.
Lesunya kegiatan ekonomi sebagai dampak resesi perlu diantisipasi dengan pengelolaan keuangan dan dana darurat yang baik.
Pengelolaan dana darurat perlu dipersiapkan sehingga apabila omzet menurun, operasional bisnis bisa bertahan dan kewajiban tetap terbayarkan.
Resesi tentu merubah kebiasaan konsumen dalam mengeluarkan dananya. Oleh sebab itu, pelaku usaha perlu melakukan adaptasi bisnis.
Adaptasi yang dilakukan bisa mengikuti kebiasaan konsumen yang ada, serta membangun strategi bisnis lain yang efektif di kondisi resesi.
Di tengah resesi, mungkin hal pertama yang terbesit untuk dilakukan adalah melunasi berbagai utang bisnis agar mengurangi beban.
Melunasi utang memang perlu dilakukan, akan tetapi jika melunasi utang tersebut dapat menghabisi kas yang ada, maka perlu dipertimbangkan lagi.
Fokuslah pada utang yang memiliki bunga tertinggi untuk dilunasi. Hal lain yang perlu dicatat adalah hindari mengajukan pinjaman lain apabila kondisi kas ‘pas-pasan’.
Baca juga: Pemerintah Mendesain Ulang Kebijakan Ekonomi Digital untuk UMKM
Selain adaptasi, evaluasi bisnis juga diperlukan agar mengoptimalkan pengeluaran atau kebutuhan bisnis.
Kondisi resesi yang menyulitkan pembiayaan membuat pelaku usaha perlu mengevaluasi bisnis.
Hal ini dilakukan agar bisnis tetap berjalan, contohnya dengan memangkas pengeluaran tidak perlu, membatasi produksi sesuai dengan permintaan, dan membuka alternatif pemasukan lain.
Sudah menjadi kewajiban bagi pelaku usaha memiliki catatan dan laporan keuangan yang mumpuni.
Pencatatan dan laporan keuangan ini penting agar pelaku usaha mengetahui kondisi arus kas dan keuangannya.
Dengan mengetahui kondisi arus kas, pelaku usaha bisa memanfaatkannya untuk pengajuan dana, atau membuat keputusan finansial yang baik berdasarkan data.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.