KOMPAS.com – Sebagai wanita asal Solo, Jawi Utami (58) memiliki ketertarikan pada batik, yang merupakan salah satu khas Solo.
Ketertarikannya itu mengantarkan Jawi merintis usaha batik lawasan Jawi K]inasih di tahun 2009. Apalagi, sebelumnya ia juga pernah berkerja di toko batik, sehingga sedikit banyak punya pengetahuan terkait batik.
“Melihat batik bagus dan Solo terkenal batiknya, saya berkeinginan membuka usaha sendiri, sedikit-sedikit menabung dan punya banyak teman yang andil membantu,” ujar Jawi saat ditemui Kompas.com di acara Inacraft 2023 di Jakarta (3/3/2023).
“Jadi saya ambil (batik) dari teman-teman pengrajin dan membuat baju yang mengarah lawasan, karena itu batik Jawi terkenal lawasan,” imbuhnya.
Untuk kain batik yang digunakan, jenisnya bermacam-macam, seperti tulis, cat, dan handprint, dengan modal awal sebesar Rp 10 juta.
Baca juga: Modal Sukses Panut Mulyawiyata, Berani Berinovasi Hasilkan Tas Berbahan Rotan
Dikatakan Jawi, sejak awal ia memanfaatkan event pameran untuk mempromosikan produk batiknya.
Rajin mengikuti pameran, membuat Jawi menjadi anggota Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Solo.
Kalau sebelumnya hanya ikut pameran di sekitar Solo, setelah menjadi anggota ASEPHI, Jawi bisa pergi pameran keluar daerah, seperti di Jakarta, Surabaya, dan Semarang yang masih di dalam Pulau Jawa.
"Pernah keluar Jawa dengan mengikut event notaris di Batam dan Medan, namun masih taraf kecil-kecilan," kata Jawi.
Baca juga: Berawal dari Hobi, Putri Utami Raup Cuan dari Bisnis Merajut
Belum lagi saat pandemi Covid-19, ia tak lagi memiliki pegawai, hanya menjalankan bisnis berdua bersama suaminya.
"Saya dibantu suami yang sudah pensiun, menjalani apa adanya dan tidak putus asa," katanya.
Hingga saat ini, event pameran tetap menjadi andalan Jawi untuk mempromosikan produk batik lawasannya.
"Kalau di pameran bisa dapat omzet Rp 50 juta dan laba sekitar Rp 20 juta. Tidak pernah promosi melalui online juga, dari omongan orang saja. Pembeli biasanya juga datang melihat di garasi rumah yang dibuat toko."
Selain dari event pameran, penjualan batiknya ia dapatkan dengan menjadi supplier batik lawasan ke toko batik ternama.
"Kami dipercaya perusahaan Mirota Yogyakarta untuk supply khusus batik jadi lawasan," ungkap Jawi.
Menurutnya, saat membangun bisnis penting untuk selalu berpikir positif, tetap berusaha, berdoa, dan optimis.
"Rezeki sudah ada yang mengatur. Sekarang akhirnya, batik lawasan dikenal untuk fesyen," pungkasnya.
Baca juga: Edan-Edanan, Kembangkan Kain Tradisional Hingga Raup Omzet Ratusan Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.