Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Bisnis Ecoprint, Dari Guguran Daun Bisa Bernilai Jutaan Rupiah

Kompas.com - 07/05/2024, 21:14 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Ecoprint adalah teknik mencetak dengan menggunakan bahan alami yangbada di sekitar, seperti daun, bunga, ranting, hingga batang tumbuhan.

Produk hasil ecoprint biasanya memiliki ciri khas pola dedaunan beserta seratnya. Warna yang dihasilkan juga dari tumbuhan tersebut.

Bahkan, produk ecoprint juga akan berbeda satu dengan yang lain. Beda tangan, beda media, beda proses, maka beda pula hasil akhirnya.

Bisa dibilang, semua produk ecoprint itu limited edition, hanya kamu saja yang punya. Tidak heran saat ini produk ecoprint banyak disukai masyarakat karena keunikannya.

Baca juga: Perjalanan Jumico Jacobs, Merintis Bisnis Ecoprint hingga Lahirkan Banyak Pengrajin

Pangsa Pasar Menengah Ke Atas

Seperti Jumico Jacobs Ecoprint, brand fesyen lokal asal Bogor yang menjual produk-produk dengan teknik ecoprint. Owner Jumico Jacobs Ecoprint, Jumico Jacobs yang akrab disapa Miko mengatakan bahwa peluang bisnis ecoprint semakin menjanjikan.

"Tentunya peluang bisnis ecoprint sangat menjanjikan. Buktinya kami bisa bertahan dari 2017 sampai sekarang, karena permintaanya tetap ramai," kata Miko kepada Kompas.com, Senin (6/5/2024).

Dalam sehari Miko dapat memproduksi 100 potong kain ecoprint. Nantinya kain tersebut dapat dikreasikan menjadi pakaian, sepatu, sandal, tas, dompet, hingga topi.

Meskipun dicetak dari guguran daun, nyatanya pangsa pasar ecoprint banyak dari masyarakat menengah ke atas.

Hal itu dapat dilihat dari Jumico Jacobs Ecoprint yang sudah sering menghadiri acara pameran dan fashion show mulai dari lokal hingga internasional. Produk yang dihasilkan juga berhasil menembus pasar global seperti Alibaba dan Uniqlo.

Kain sutra ecoprint Jumico JacobsKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Kain sutra ecoprint Jumico Jacobs

Harga Jual Yang Menguntungkan

Produk ecoprint juga memili nilai jual yang tinggi. Jumico Jacobs Ecoprint sendiri menjual produknya dari harga Rp 100.000 hingga Rp 3.500.000.

Pasalnya, berbeda material juga mempengaruhi harga jual. Misalnya dari bahan kulit yang proses produksinya tentu lebih rumit dan tricky. Selain itu, ada kain sutra yang harga kainnya tentu lebih mahal.

"Kain biasa ecoprint saja sudah bisa dijual mahal, apalagi kain sutra. Satu meternya kain sutra bisa ratusan ribu rupiah, setelah di ecoprint harga jual kain itu tentunya juga naik. Jadi bisnis ecoprint ini menguntungkan," ujarnya.

Bahkan, tidak jarang tokoh publik sudah mengenakan produk Jumico Jacobs Ecoprint. Seperti yang dikatakan oleh Miko bahwa Ridwan Kamil pernah membeli sepatu ecoprint Jumico Jacobs.

Baca juga: Jumico Jacobs Ungkap Cara Produknya Lolos Kurasi dan Dipajang di Uniqlo

Ramah Lingkungan dan Zero Waste

Ecoprint tentunya ramah lingkungan. Jumico Jacobs juga menggunakan semua bahan alami untuk produksi. Hingga bahan pewarna juga menggunakan rempah dan tumbuhan.

Selain mudah menemukan dedaunan di lingkungan sekitar, produsen ecoprint biasanya juga akan menanam tumbuhan sendiri.

Seperti Miko yang memiliki banyak tumbuhan di halaman rumahnya, sehingga dia bisa mengambil bahan baku sendiri setiap harinya, ini bisa mengurangi budget pembelian daun.

Proses pembuatan ecoprint, Jumco Jacobs EcoprintKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Proses pembuatan ecoprint, Jumco Jacobs Ecoprint

Selain itu, industri ecoprint dapat dibilang zero waste. Artinya semua sisa produksi tidak terbuang sia-sia menjadi limbah.

Miko menjelaskan, sisa dedaunan yang telah digunakan bisa didaur ulang menjadi pupuk. Sisa potongan kain bisa digabungkan menjadi perca, setelah itu biasanya Miko membuat topi perca yang bisa dijual.

"Sisa daunnya bisa jadi pupuk, air bekas produksinya bisa disiram ke tanaman karena kami semua bahannya alami jadi aman. Sisa kain bisa dibuat topi perca, jadi semuanya kepakai dan potensial," tutup Miko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tenun Bermotif Kekinian Sulit Diterima Pasar, Begini Solusi Pemilik Brand e-Boon

Tenun Bermotif Kekinian Sulit Diterima Pasar, Begini Solusi Pemilik Brand e-Boon

Training
Masih Ragu? Ini 3 Manfaat Menggunakan Strategi Pemasaran Konvensional

Masih Ragu? Ini 3 Manfaat Menggunakan Strategi Pemasaran Konvensional

Training
Cara Vita Lestarikan Kain Tenun Tradisional, Berinovasi dengan Motif Kekinian

Cara Vita Lestarikan Kain Tenun Tradisional, Berinovasi dengan Motif Kekinian

Jagoan Lokal
Bosan Kerja di Jakarta, Astaria Rintis Bisnis Kerajinan Eceng Gondok

Bosan Kerja di Jakarta, Astaria Rintis Bisnis Kerajinan Eceng Gondok

Jagoan Lokal
3 Alasan Anda Harus Memakai Aplikasi Pesan yang Aman untuk Bisnis

3 Alasan Anda Harus Memakai Aplikasi Pesan yang Aman untuk Bisnis

Training
3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

Training
Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Jagoan Lokal
Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Jagoan Lokal
Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Program
Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Jagoan Lokal
Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Training
Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Program
Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Training
Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Training
Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com