Data yang dihimpun Kompas.com, Belanda dan Manggarai Timur memiliki ikatan sejarah kopi sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Waktu itu Belanda membuat sayembara tanam kopi di seluruh Indonesia. Sayembara itu dimenangkan oleh seorang petani di kawasan Lembah Colol, Kabupaten Manggarai Timur.
Hadiahnya, Ratu Belanda menghadiahkan Bendera Belanda kepada petani tersebut. Bendera Belanda itu masih disimpan di sebuah peti khusus di rumah keluarga tersebut. Bahkan bendera itu dianggap barang keramat oleh keluarga tersebut.
Selain produk kopi robusta dan arabika, petani di kawasan Lembah Colol juga memproduksi kopi Juria. Orang Colol menyebutnya kopi Tuang dan juga produksi kopi yellow catura.
Kopi dari Lembah Colol menjadi cikal bakal tanaman kopi di seluruh Nusa Tenggara Timur.
Jalur perdagangan kopi dari Manggarai Timur dimulai dari petani ke penadah atau pembeli lokal dijual ke pengusaha kopi di Kota Ruteng dan Borong lalu dimuat dengan ekspedisi ke Kota Surabaya, Jawa Timur melalui pelabuhan Labuan Bajo atau Pelabuhan Ende. Dari Surabaya kemungkinan besar diekspor ke luar negeri.
Andre Po'ong menceritakan, ada seorang misionaris dari Manggarai Timur yang bermisi di Negara Meksiko membawa produk Kopi Po'ong untuk diperkenalkan di Negara Meksiko. Waktu itu, misionaris itu sedang libur di Manggarai Timur. Saat kembali ke tempat misinya, ia membawa produk kopi dari Manggarai Timur.
"Sebagai pegiat kopi, saya bangga dengan produk kopi Manggarai Timur yang diperkenalkan di negara Amerika Latin. Selain itu, ada teman sesama pegiat kopi dari kawasan Colol sudah mengekspor kopi biji ke negara Eropa," ujar Andre Po'ong.
Pengamatan Kompas.com, kedai-kedai kopi bermunculan di sembilan Kabupaten di Flores. Minat minum kopi sangat tinggi di masyarakat Flores dan juga wisatawan asing yang berwisata di Pulau Flores.
Saat ini pasar untuk menjual kopi di sejumlah kedai Kopi di Kota Super Premium Labuan Bajo, Kota Ruteng, Kota Borong, Kota Bajawa, Kota Mbay, Kota Ende, Kota Maumere, Kota Larantuka dan Kota Lembata.
Bahkan di banyak kedai Kopi di Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kedai-kedai kopi ini milik orang lokal dan pegiat kopi millenial. Bahkan orang lokal yang menjadi barista kopi.
Ini artinya bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kopi terus meningkat dan dikelola sendiri oleh orang lokal Flores. Banyak orang lokal terjun di wirausaha kopi karena pasarnya dan pendapatnya menjanjikan peningkatan pendapatan ekonomi keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.